twenty eight

30 19 3
                                    

Belom nemu kata yang
pas buat bilang selamat membaca...

Jangan lupa votmen....
Selamat ridingg
...





Semuanya sudah kumpul di ruang makan kecuali gio dkk, berbagai menu sudah dihidangkan dan jangan tanyakan siapa yang memasak yang jelas bukan mika dkk karena mereka hanya menerima beres saja walaupun sebenarnya aca dan raina juga cukup ahli dalam memasak, tapi jika yang memasak itu aletta dan mika mungkin dapur yang akan memasak mereka bukan mereka yang memasak di dapur.

Mereka semua sudah duduk lesehan di lantai dengan piring dan sendok yang sudah di depan mata, namun belum ada satu orang pun yang mengambil nasi karna masih menunggu gio dan kedua temannya itu

"hallo gais randi ganteng kambek!"

pucuk dicinta wulan pun tiba,orang yang mereka tunggu tunggu akhirnya datang juga.

Gibran dan gio langsung duduk di samping alva sedangkan randi duduk dekat mika yang kebetulan sebelah mika kosong

"kupu kupu terbang melayang"

"CAKEP!"

"hallo sayang," raina yang sedang minum pun terbatuk saat mendengar sapa randi pada mika

"hai"

"heh randijing mending lo jauh jauh deh gue alergi deket sama lo!," randi pun menoleh ke arah raina yang kebetulan ia duduk di samping kanan mika sedangkan randi di samping kiri mika

"ehh neng raina iri kah?," raina melototkan matanya sedangkan semuanya sudah tertawa

"daripada gue cape cape iri sama lo mending gue ngisi perut!!," mika hanya mampu menggelengkan kepalanya

"haha canda neng"

"nggak usah manggil gue neng neng segala! telinga gue alergi dipanggil sama lo"

"hati hati nanti jatuh hati," sahut aca yang disebelah raina

"nggak akan!!," aca hanya mengangguk saja toh kita liat saja kedepannya iya kan.

Setelah itu tidak ada lagi perbincangan apapun, semuanya makan dengan nikmat tanpa perdebatan dari raina dan randi.

Sehabis makan seperti biasa yang mencuci piring tentu mika dkk, mereka berempat mencuci piring dengan tenang sampai suara aca membuyarkan kesepian di antara mereka

"rai"

"iya?"

"kalo lo suka sama randi gimana?," sontak mika, aletta dan raina pun menoleh

"nggak gimana gimana"

"iya kah?"

"heumm"

"kata nyokap gue biasanya orang yang selalu berantem sama temen cowonya pasti kalo udah gede nanti jodoh"

"kok bisa gitu?," tanya mika

"bisa kan itu kata orang tua dulu," mika hanya mengangguk saja

"berarti nanti kalo tata suka sama orang harus berantem dulu?," aca menepuk keningnya

"nggak gitu konsepnya aletta!"

"terus gimana?," raina dan mika sudah terkekeh

"kenapa tata nanya gitu, emang tata suka sama siapa?"

"nggak suka sama siapa siapa," aca menghembuskan napas kasar

"udahlah gue duluan ya," aca pun pergi meninggalkan mereka

"MAU KEMANA LO?!"

"KETEMU AYANG BEB!," raina hanya mampu tersenyum datar pada mika

"biasa," mereka bertiga pun melanjutkan cucian piringnya tanpa menghiraukan aca

***

Dirasa sudah beres dengan semuanya mika, raina dan aletta pun pergi dari dapur untuk menyusul aca yang sudah pasti sedang bersama dengan gibran.

Dan benar saja saat mereka keluar untuk ke taman sudah ada aca yang duduk di samping gibran seraya bersender ke pundak gibran

"bucin banget temen kalian"

"tau lah"

mereka bertiga pun duduk berhadapan dengan gio, sedari mika datang tadi gio selalu menatap mika namun tatapan itu sulit diartikan dan dicerna oleh mika

"kita masih lama disini?," tanya raina membuat suasana yang tadinya hening seketika menjadi melihat ke arah raina

"masih satu minggu kak," sahut alva

"ohh masih lama ternyata"

"ehh gue denger denger disini ada kebun teh ya sama ada kebun buah strawberry," seru aca

"iya ada"

"kesana yuk mumpung masih lama kan pulangnya biar nggak bosen aja"

"boleh boleh tapi besok aja deh"

"kenapa besok kalo tau hari ini"

"aca cuacanya lagi nggak ngedukung takut nanti kita kena hujan terus pada sakit deh"

"nah betul itu kata kakak," sahut panji

"yaudah deh besok!," semuanya mengangguk setuju.

Suasana pun kembali hening, kali ini tidak ada perdebatan antara raina dan randi, semuanya sibuk dengan ponsel masing masing tanpa menghiraukan satu sama lain.

Mika dan raina yang bosan pun hanya melihat lihat pemandangan langit sampai suatu ide terlintas di pikiran raina

"eh main truth or dare yuk?!," semuanya pun langsung menatap raina

"ayo!"

"boleh"

"oke gue ngambil botolnya dulu," raina berlari mengambil botol di dapur lalu kembali dengan cepat

"oke kita mulai ya!," botol bekas minuman coco cola itu berputar dengan cepat dan berhenti di titik diman aca duduk

"hahah kena lo," aca hanya memutar bola matanya malas, baru saja main tapi sudah dia duluan

"truth or dare?"

"karna gue anak jujur jadi truth!"

"apa lo pernah bohongin orang tua lo demi mau keluar sama pacar?," aca menyunggingkan senyumnya lalu menoleh pada gibran setelah itu menoleh lagi pada raina yang memberikan pertanyaan

"pernah!"

"wow you sriously?," aca mengangguk

"wah parah lo ca"

"lanjut," botol itu kembali berputar dan berhenti di randi, jika tadi raina yang menanyakan sekarang gibran yang bertanya

"truth or dare?"

"truth!"

"cowo lo?"

"iya lah," gibran pun tertawa

"pernah suka lo sama raina?," raina melototkan matanya lalu menatap tajam gibran

"nggak!"

"jujur banget bang," sahut alva

"aduh neng geulis," ujar bagas

"udah udah lanjut," botol pun kembali berputar dengan cepat dan berhenti pada gio

"biar gue yang nanya!," ucap randi, gio menatap randi dengan tajam seolah tau apa yang akan randi katakan

"truth or dare lo?"

"dare!," randi menyunggingkan senyumnya

"lo harus bikin mika jatuh cinta sama lo dalam waktu seminggu!," semuanya pun beteriak histeris kecuali mika yang sudah menatap randi dengan tajam seolah ingin memakannya sekarang juga

"oke!," mika melebarkan bola matanya lalu menatap gio sedangkan alva hanya mengikuti alurnya saja tanpa ikut campur.






wow apa lagi ini?....

next part ya

papay💮

tbc

Mikayla [ On GOING ]Where stories live. Discover now