fife

54 35 8
                                    

happy
reading
🥑🥑



karna jam pelajaran fisika telah habis sekarang saatnya mereka memasuki jam pelajaran sejarah, kelas yang tadinya berisik pun menjadi hening seketika mendengarkan penjelasan dari bu rati atau yang kerap dipanggil bu roti oleh mereka

"ini kapan kelarnya sih gue ngantuk banget dengerin buk roti," gumam raina

"ada yang mau ditanyakan?"

"saya buk," jika tadi yang bertanya bagas sekarang adalah afgan teman dekatnya

"iya"

"kalo kita ngebunuh orang bisa jadi sejarah nggak buk?," tanya afgan yang mengundang gelak tawa dari seisi kelas

"ngadi ngadi lo afgangal (afgan gagal)," teriak raina

"bisa jadi sejarah,sejarah dalam hidup kamu dan bonusnya lagi sejarah dalam kantor polisi," jelas bu rati

"sekian pelajaran kita hari ini saya pamit dan selamat pagi"

"pagi buk," bersamaan dengan bu rati keluar kelas bel istirahat pun berbunyi

"kantin yuk,cacing perut gue udah ngamuk nih minta makan," ajak raina yang memegang perutnya.

***


"pesen ca," aca yang baru saja ingin duduk menjadi berdiri lagi

"mau apa ratu ratu ku," ucap aca yang mendadak menjadi pelayan

"mie ayam sama es air putih," balas raina

"tata mau juga tapi esNya susu ya caca"

"ada ya es susu?," bingung aca

"ada," balas raina

"lo mika mau apa?"

"samain aja," lalu aca pun pergi memesan makanan.

"mika lo udah tau belum siapa cowo yang bareng aca kemarin?," celetuk raina tiba tiba

"gue tau orangnya tapi nanti kita tanya langsung aja ke aca," raina menganggukan kepalanya

"kalian ngomongin apa sih tata nggak ngerti," memang benar sedari tadi mereka berbicara namun aletta hanya diam memikirkan apa yang sedang mika dan raina bicarakan

"Sssstt anak kecil gaboleh ikut ikutan," aletta memanyunkan bibirnya saat mendengar raina berkata seperti itu membuat mika tersenyum

"rai nggak asik, tata bukan anak kecil lagi tapi tata udah gede!," raina tertawa

"hahaha apanya yang gede tata?," mika yang mendengar arah pembicaraan raina yang melenceng jauh langsung meraup wajahnya

"apasih mika!"

"apa apa! omongan lo tu," raina hanya tersenyum lebar dan tak lama aca pun datang membawa pesanan teman temannya bersama mbak kantin.

"makasih mbak"

"sama sama neng"

"kayaknya mbak itu orang baru deh," raina dan aca menoleh ke arah mika

"iya emang orang baru," balas aca seraya mengisi kecap

"emangnya kenapa?," sambung raina, mika hanya menggelengkan kepalanya

tidak ada yang membuka suara saat sedang makan hingga sampai selesai baru mereka bebicara

"ca gue boleh nanya sesuatu?," aca yang sedang mengelap mulutnya hanya mengangguk saja

"lo kemarin bukan pulang sama sopir kan?," aca terdiam mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut mika

"jawab ca"

"iya," mika mengeluarkan smirknya

"lo tau ca gue nggak suka dibohongin sama temen sendiri kita kenal bukan setahun dua tahun tapi udah lima tahun ca, gila lo tega bohongin kita!"

"tapi mika ini nggak kayak apa yang lo pikirin"

"terus gimana ca? jelasin ke gue"

"gue udah pengen banget cerita ini sama kalian semua tapi gue nggak berani alhasil gue sembunyiin ini dari kalian"

"dari kapan?," tanya raina

"dari tiga minggu yang lalu," raina menatap aca dengan tatapan yang sulit di artikan

"aca aca lo gila! lo sembunyiin ini dari kita bertiga selama tiga minggu gue kira semua hal udah lo cerita ke gue ternyata gue salah lo pengecut tau nggak!," setelah itu raina beranjak pergi dari tempat duduknya

sejauh mereka berteman aca dan raina memang sangat dekat dibanding mika dan aletta, aca selalu bilang apa saja pada raina tapi kali ini aca berbohong padanya

"ca lo sendiri yang bilang ke kita buat nggak sembunyiin apapun itu tapi lo sendiri yang ngelanggar gue nggak marah sama lo tapi kalo gue boleh jujur lebih sakit dibohongin temen sendiri daripada orang mungkin raina kecewa sama lo nanti coba aja bujuk dia," aletta hanya diam tak berkutik namun kali ini ia mengerti arah pembicaraan temannya

"maafin gue mika," mika tak menghiraukan ucapan aca sama sekali ia langsung pergi menyusul raina hanya tersisa aletta sekarang yang bersamanya

"tata ma...," belum sempat menyelesaikan ucapannya sudah dipotong oleh aletta

"caca jahat tata ga suka tata emang nggak ngerti tapi tata nggak pernah bohong karna kata mami bohong itu dosa berarti caca juga dosa tata nggak marah kok sama caca nanti caca minta maaf ya sama mika sama raina sekarang tata mau nyusul mereka dulu bay caca," aletta pun pergi meninggalkan caca sendiri

"bay," caca terdiam dan tanpa ia sadari air matanya jatuh begitu saja

"maafin gue gais gue harap nanti kalian bakalan ngerti," batinnya

tak lama bel masuk berbunyi bersamaan dengan aca yang masuk ke kelas tak ada yang menegur aca sampai jam pulang tiba,alva yang baru saja datang menghampiri kakaknya melihat suasana yang tak biasa antara sang kakak dan teman temannya

"kenapa kalian? pada kesambet," alva terkekeh sendiri hingga ia kembali diam karena tak ada yang merespon,alva tau akan bertanya pada siapa ia mendekati aletta lalu berbicara pelan

"kak kalian pada kenapa?"

"caca bohongin kita tiga minggu," alva terkejut mendengar penuturun dari aletta,bukan terkejut karna aca membohongi mereka tapi terkejut karna aletta nyambung dengan pembicaraannya kali ini karna biasanya tiap alva berbicara dengan tata jawabannya selalu connecting

"pulang," alva yang mendengar sang kakak bebicara hanya mengangguk

"duluan ya kak tata,kak raina and kak aca," pamitnya pada ketiga teman kakaknya lalu mika dan alva masuk kedalam mobil dan melesat pergi dari parkiran SMA Cakrawala.





siap dimusuhin nggak nih?

votment jan lupa ya👼

tbc

Mikayla [ On GOING ]Where stories live. Discover now