Bab 163.

1.5K 125 62
                                    

- Skandal Terakhir Dalam Hidupku. Bagian Ketujuh -

Shaoshang duduk bengong kehabisan tenaga, punggungnya bersandar di meja yang terbalik karena tertendang sewaktu bergumul, dengan nafas terengah-engah melihat Huo Buyi membungkus lukanya. Satu lingkaran demi satu lingkaran kain perban dibalut dengan rapi di lengannya, kain linen tipis berwarna putih beras yang menenangkan membalut tebal namun terdapat ventilasi, terlihat kontras dengan lengan Shaoshang yang terdapat hijau lebam. Sedangkan Huo Buyi juga dirobek sampai hancur, rambutnya berantakan, wajah dan lehernya tersebar jejak merah bekas cengkeraman tangan, di atas punggung tangan kirinya masih ada sebuah bekas gigitan yang begitu mentereng — sebenarnya dulu mereka sudah sangat sering bertengkar dan berkelahi, tetapi tidak pernah seperti sekarang kelihatan darah dan daging,

Pandangan Shaoshang bergerak ke bawah, memperhatikan ada sebuah kantung brokat polos yang tergeletak di lantai, dia sangat familiar dengan kantung brokat seperti ini, kelihatannya kecil, tetapi bisa memuat banyak sekali barang. Beberapa kali dia melihat Nyonya Xiao sering mencuci secara personal kain linen tipis dengan seksama sekaligus mengeringkannya dan menggosoknya, kemudian menggulungnya rapat menjadi rol kain, bersama dengan ramuan obat luka senjata tajam sekaligus dimasukkan ke dalam kantung brokat seperti ini.

Orang militer sering sekali terkena luka luar, bahkan kalau tidak terjun ke medan peperangan, ketika sedang beradu jurus di ajang pelatihan militer juga mudah sekali terluka, orang zaman ini sudah tahu kalau menggunakan barang yang tidak bersih untuk membalut luka itu tidak baik, karena itu para petugas militer sering membawa barang ini di badan.

Huo Buyi menyadari pandangan Shaoshang, tersenyum berkata: "Kamu berjanji hendak membuat satu untuk saya, tetapi terus tidak memberikannya."

Shaoshang jadi tersadar, melihat tempat lukanya sudah dibalut dengan baik, berkata dengan dingin: "Sudah kan, saya sudah mau pergi."

Satu tangan Huo Buyi menekan pundaknya: "Saya belum mengatakan yang hendak saya katakan."

Shaoshang jadi kaku, tertawa dingin berkata: "Baik, kamu katakan, saya dengar." Memangnya kalau dia berkata 'tidak mau mendengar, tidak mau mendengar, tidak mau mendengar' maka dia akan melepaskan tangannya, memangnya tidak lihat dia hanya menekan pundaknya pelan saja sudah membuatnya tidak bisa bergerak.

Huo Buyi menekuk lututnya dan duduk di samping anak gadis tersebut, menghela nafas ringan berkata: "Bertemu denganmu adalah hal yang tidak pernah kuduga sebelumnya."

Sembilan kata yang begitu sederhana, langsung membuat Shaoshang mengalirkan air matanya — dia memiringkan kepalanya ke samping: "Saya percaya perkataan ini, bertemu denganmu, adalah bencana bagiku, bertemu denganku, juga adalah hal sial bagimu."

"Tidak, bertemu denganmu adalah hal terbaik bagiku sejak saya berumur enam tahun." Huo Buyi tidak melihat dia, melainkan memandang ke lingkaran cahaya di lantai yang terletak tidak jauh darinya, samar-samar cahaya matahari memancar melewati jendela atap berukir bunga yang melekuk-lekuk, mirip seperti mata anak gadis ini kalau tertawa, lembut cantik dan bercahaya.

Shaoshang tertawa mengejek: "Benar juga, saya masih membantumu membela kasus berdarah keluarga Huo di depan Baginda Raja."

Huo Buyi seperti antara tertawa dan tidak: "Benar perkataanmu."

Shaoshang jadi bereaksi, berkata dengan kesal: "Salah, kamu harus menolongku dahulu. Paling tidak ketika Paman Wan dihadang dan hendak dibunuh di jalan sempit hutan lebat waktu itu, kalau bukan kamu datang menolong, saya juga sudah tidak bernyawa."

Love Like The GalaxyWhere stories live. Discover now