Tanpa tahu kapan, Afsheen ternyata sudah terlena. Dia hidup berintegrasi di sini, hingga di lubuk hati terdalamnya dia merasa bahwa dia penduduk dunia ini, bukanlah jiwa asing yang tersasar tanpa tahu sebabnya.

"Kehadiran anda hanya akan merusak keseimbangan dunia kami. Entitas tak dikenal yang menyelinap masuk tanpa tahu tujuannya." Dane berbicara tanpa nada, menyaksikan ekspresi tertegun Afsheen tanpa riak di matanya. "Jadi maafkan saya jika anda harus meninggalkan dunia ini."

Kepala Afsheen perlahan tertunduk. Rambut panjangnya menutupi sisi wajahnya, sehingga Dane tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresinya.

"Tuan Duke sadar aku bukan Sheena sejak awal, bukan?" Tanya Afsheen geli, membuat Dane tanpa sadar mengernyit, reaksi pertama yang dia tunjukkan sejak datang ke ruang bawah tanah ini. Afsheen sudah menduga sejak awal, ketika mereka berbincang di taman istana dan Dane berbicara tentang 'Sheena'. Bodohnya, Afsheen mengira Dane baik, ternyata pemikirannya itu yang menjebaknya berakhir di sini.

"Ya."

Perlahan Afsheen mendongak, dengan senyum miring tepatri di bibirnya. "Anda bilang aku mencuri identitas Sheena? Apa buktinya? Bagaimana anda bisa mengatakan kalimat tersebut jika tidak tahu bahwa kalianlah yang mengklaim bahwa aku adalah Sheena?"

Dane terdiam.

"Kenapa? Anda tidak memiliki kata-kata untuk menyudutkanku?" Afsheen tertawa sinis. Dia sedikit menggerakkan tangannya, mengakibatkan suara derak rantai menggema di ruangan itu. "Betul. Harus aku akui, aku bukan Sheena. Tapi aku tidak bisa membenarkan tuduhan anda tentang aku yang mencuri identitas Sheena. Aku hidup di sisi Yang Mulia Kaisar, melayani dia tanpa embel-embel identitas Sheena. Sejak datang ke dunia ini, aku berhasil bertahan hidup mengandalkan diriku sendiri, bukan menggunakan status Sheena. Tapi entah bagaimana, Duke Huntly datang mengklaimku adalah putrinya, meski awalnya sudahku tolak mentah-mentah."

Kata-kata Afsheen diselingi kedengkian dan rasa geli. Jika mengingat semua hal ini, dia merasa menjadi korban. Mengapa dirinya yang harus disalahkan? Mengapa dirinya yang berada dalam penyiksaan ini?

Afsheen juga tidak mau terbangun di tempat antah berantah ini. Dia tidak ingin menjilat orang-orang di dunia ini demi bertahan hidup. Jika bisa, Afsheen lebih memilih hidup membosankan di tempat asalnya, menjalani hidup seperti dulu tanpa bertemu orang-orang kejam ini.

Sayangnya Afsheen tidak bisa. Yang dapat dia lakukan sejauh ini hanyalah demi bertahan hidup. Dia tidak mengenal siapapun. Setiap sudut di dunia ini membuat Afsheen merasa terancam. Dan satu-satunya tempat di mana dia bisa merasakan sedikit keamanan hanyalah di sisi Keigher, meski kadang dia masih memiliki ketakutan bahwa pria itu akan secara tiba-tiba membunuhnya tanpa pamrih.

Namun Afsheen berpikir hal itu masih lebih baik. Dibanding terjebak bersama pria bermuka dua seperti Dane yang baik dipermukaan dan ternyata memiliki jutaan konspirasi di baliknya, Afsheen merasa Keigher lebih dapat diandalkan dari semua orang di dunia asing ini. Keigher adalah sosok yang langsung bertindak tanpa membuang energi. Setidaknya Afsheen bisa mati tanpa merasakan sakit yang berlebihan. Itu yang dia pikirkan dulu saat bertekad mengikuti pria itu.

Sayangnya Afsheen salah langkah. Dia terlalu terbuai dan berpikir semua baik-baik saja. Dia merasa semua berjalan lancar dan rasa terancamnya mulai pudar. Kini dia terjebak di sini, bersama sosok pemilik sifat yang paling dia hindari sejak awal.

"Anda tidak curiga bahwa aku juga mencuri tubuh Sheena, bukan?"

Kata-kata Afsheen kali ini sukses membuat Dane mati kutu. Pria itu berdiri diam, tidak tahu harus merespon apa sebab apa yang dikatakan Afsheen adalah benar. Dane perlahan meletakkan satu tangannya menutupi sebagian wajahnya, lalu tersenyum sendu.

King of the CrueltyWhere stories live. Discover now