Another Happy Ending

10.9K 459 37
                                    

Rumah Nenek adalah salah satu tempat paling menyenangkan untuk si kembar tiga Ala, Bella dan Chilla. Karena di rumah Nenek mereka bisa bebas melakukan apapun tanpa takut dimarahi oleh sang Mama. Ada Nenek yang selalu membela mereka.

Seperti sore ini, ketiganya terlihat sangat asik bermain di halaman rumah Nenek yang ditumbuhi banyak tanaman mulai dari tanaman hias, buah dan sayuran. Maya yang menanam semua disela waktu senggangnya. Setiap ketiga cucunya datang berkunjung Maya harus rela beberapa tanaman yang sudah susah payah ia rawat sembarangan dipetik oleh Ala, Bella dan Chilla. Tak apa, apapun untuk ketiga cucunya. Tanaman itu bisa ia tanam kembali sedangkan momen kebersamaan dengan cucunya tak bisa terulang, apalagi mereka tinggal di kota berbeda. Paling tidak Maya hanya bisa bertemu ketiga cucunya satu bulan sekali.

"Petik tomatnya yang udah warna merah aja, ya" ucap Maya pada ketiga cucunya. Karena kakinya masih sakit ia hanya bisa duduk di kursi lipat yang Oliv siapkan sambil melihat cucunya memetik beberapa tomat yang siap panen.

"Cabe?" Chilla bertanya sambil menunjuk polybag berisi tanaman cabe yang berbuah banyak dan sudah berubah warna merah.

"Itu nanti biar Mama yang petik, nanti tangan kalian panas kalo petik cabe" Chilla mengangguk mengerti lalu kembali melanjutkan memetik tomat-tomat kecil yang tak tahan untuk ia makan. Jika diperhatikan keranjang kecil yang Chilla bawa hanya terdapat sedikit tomat karena  lebih banyak yang sudah masuk ke dalam perutnya daripada masuk keranjang. Padahal sudah Maya perimgatkan beberapa kali harus dicuci dulu baru boleh dimakan.

"Ne..." Bella berjalan mendekati Neneknya sambil membawa tangkai bunga bugenvil di tangannya. Bella serahkan bunga yang sudah ia petik dari kebun Nenek untuk Neneknya.

"Wah, terimakasih Bebe" ucap Maya, ia merangkum wajah bundar Bella lalu mendaratkan kecupan-kecupan kecil di permukaan wajahnya hingga membuat gadis kecil itu terkekeh kegelian.

Melihat kembarannya mendapat kecupan Ala dan Chilla juga melakukan hal yang sama. Memetik asal sebuah bunga lalu keduanya berlomba-lomba untuk diberikan pada sang Nenek. Maya yang tidak bisa menahan rasa gemas, meraup ketika cucunya langsung dalam pelukannya.

Setelahnya mereka kembali asik memetik tomat, saling berebut ketika menemukan tomat yang lebih besar dari yang lain. Sampai sebuah mobil berwarna hitam berhenti mengalihkan antensi mereka.

"Papa" Ala, Bella dan Chilla yang sudah hafal itu mobil sang Papa berseru kegirangan. Mereka melupakan begitu saja keranjang berisi tomat yang baru mereka petik lalu mendekati mobil Papa.

Kini ketiganya berebut untuk masuk ke gendongan sang Papa. Petra yang sudah terbiasa bisa dengan mudah membawa ketiganya langsung untuk ia gendong. Ia kecup masing-masing pipi putrinya yang terasa lengket karena berkeringat.

Petra sungguh sangat merindukan tiga putrinya yang sudah hampir 5 hari ini tak ia temui. Karena keadaan kaki Maya yang masih dalam tahap pemulihan, Oliv meminta izin pada Petra untuk tinggal lebih lama yang tentunya Petra izinkan.

Sedangkan Petra yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terpaksa pulang sendiri tanpa membawa anak dan istrinya. Rumah benar-benar sangat sepi karena tidak ada 4 wanita tercintanya itu.

Bugh!

Saat Ayah dan anak itu masih saling melepas rindu, mereka dikagetkan dengan sebuah suara jatuhan. Keempatnya kompak menoleh dan melihat Maya jatuh terjerembab di atas tanah yang becek bekas hujan tadi pagi.

Tadi Maya mencoba bangun menggunakan tongkatnya, tapi ia yang masih belum terbiasa kehilangan keseimbangan dan jatuh.

"Nenek..." Ala, Bella dan Chilla kompak melompat turun menghampiri Nenek mereka.

Truly Yours [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें