Dua Puluh Tiga

39.2K 2.3K 38
                                    

Yang belum follow wajib follow dulu ya sebelum baca🙆

Happy Reading✨

****

Dengan menggunakan kereta lalu dilanjutkan perjalanan satu jam menggunakan ojek, Oliv kini telah sampai di sebuah desa yang terbilang cukup maju di daerah jawa barat. Oliv mempunyai seorang sahabat semasa kuliah yang tinggal didaerah itu. Meskipun sudah cukup lama berteman ini baru kali kedua Oliv mengunjungi rumah temannya.

Oliv sudah sampai didepan sebuah rumah yang merangkap juga sebagai toko bangunan. Lantai dua digunakan sebagai tempat tinggal sedangkan lantai satu untuk tempat usaha. Setahu Oliv bagian samping bangunan ini juga sangat luas. Tempat untuk menyimpan persediaam pasir, batu bata, semen dan sebagainya. Dulu saat kuliah Oliv pernah satu kali berkunjung kesini.

Oliv melihat toko itu lumayan ramai, tak ingin menganggu ia memilih duduk sampai tak lama seorang lelaki yang sepertinya pegawai menghampirinya.

"Cari apa, neng" tanya lelaki itu.

"Saya temennya Salma, pak. Salma ada?" Tanya Oliv sopan.

"Ada neng diatas. Sebentar bapak panggilkan" ucap lelaki itu dengan logat sundanya yang khas. Tak lama setelah bapak itu pergi memanggil Salma, Oliv bisa melihat Salma menghampirinya. Ia kaget saat tiba-tiba Salma melompat masuk ke dalam pelukannya.

"Kengen..." Salma memeluk Oliv sangat erat membuat Oliv memekik dan meronta karena merasa sesak.

"Lo mau bunuh gue" ucap Oliv setelah berhasil melepas pelukan sahabatnya itu. Salma hanya balas dengan kekehan.

"Ayo ke atas" Salma menarik tangan Oliv agar mengikutinya ke lantai atas. Wanita itu mengajak Oliv duduk di ruang tamu.

"Gue kaget waktu lo bilang lagi cari kerjaan, padahal lo udah enak kerja diperusahaan gede" ucap Salma. Mereka memang akhir-akhir ini tak terlalu intens berkirim kabar. Setiap Salma pergi ke Jakarta, Salma biasanya pasti akan selalu menyempatkan pergi sekedar jalan-jalan mengelilingi mall bersama Oliv. Tapi, akhir-akhir ini Oliv susah untuk dihubungi.

"Gue mau jelasin sesuatu sama lo, tapi lo jangan kaget. Lo dengerin cerita gue sampe selesai" ucap Oliv yang tahu sifat Salma suka memotong ucapan orang.

"Oke, siap"

"Jadi..."

"Tanteee udah" Belum sempat Oliv berbicara teriakan seorang bocah lelaki menginterupsinya.

Salma menepuk dahinya saat mengingat ia meninggalkan keponakannya yang sedang buang air sendiri di toilet.

"Bentar ya, Liv" Oliv hanya mengangguk. Setelah Salma pergi Oliv menatap sekeliling ruangan yang lumayan luas ini. Oliv tahu keluarga Salma cukup berada, selain mempunyai toko bangunan keluarganya memiliki usaha lain di bidang tour & travel dan pertanian. Oliv juga tahu di dekat kampus mereka kuliah dulu, keluarga Salma menyewakan kamar kos untuk mahasiswa dan mahasiswi, unitnya pun cukup banyak.

Rumah yang kini Oliv singgahi juga sebenarnya bukan rumah utama keluarga Salma. Dulu saat menginap beberapa hari, Salma membawa Oliv ke rumah utama. Rumah utamanya tak jauh dari sini, dan saat masih menatap sekeliling ruangan pandangan Oliv berhenti di satu titik. Potret keluarga Salma. Ada Salma kecil, ayah dan ibunya lalu potret seorang perempuan muda yang Oliv tahu kakak Salma. Setahu Oliv, Salma pernah bercerita kakaknya itu sudah meninggal beberapa tahun yang lalu saat melahirkan ponakannya. Kini status Salma sebagai anak tunggal dikeluarganya.

"Sorry ya, Liv lama. Ini bocah udah gede masih aja harus gue cebokin" ucap Salma kembali dengan menggandeng seorang bocah lelaki kisaran umur 5 tahun.

Truly Yours [END]Where stories live. Discover now