Sembilan Belas

36.6K 2.4K 104
                                    

Sebelum baca yang belum follow wajib follow dulu yaa🙆

Happy Reading✨

*****

Oliv mendapat telpon dari nomer Maya. Tapi, bukan Maya yang menelpon melainkan rekan kerja ibunya itu. Mengabarkan bahwa Maya pingsan dan telah dibawa ke rumah sakit. Dengan diantar oleh Dewa dan Lena, Oliv meluncur ke rumah sakit yang dimaksud.

Oliv menangis sepanjang perjalanan. Ia sangat tahu Maya itu jarang sekali sakit. Tak pernah sebelumnya Maya pingsan sampai harus dibawa ke rumah sakit.

"Tenangin diri kamu, nak" ucap Lena mengelus pundak Oliv yang duduk disampingnya. Sedangkan Dewa duduk didepan, disamping Pak Yono yang sedang mengemudi.

Hingga akhirnya mereka sampai Oliv segera mencari ruangan tempat ibunya dirawat. Ketika Oliv masuk, ia bisa melihat Maya yang terbaring dengan wajah pucat dan selang infus yang terpasang ditangannya.

Merasakan kedatangan seseorang, Maya yang tadi hanya memejamkan mata tidak tidur, membuka matanya. Maya bisa melihat Oliv berdiri di samping ranjangnya dengan wajah penuh air mata.

"Bunda..." Oliv dituntun Lena duduk di kursi samping ranjang Maya.

"Bunda..." Isak Oliv, ia menggenggam tangan Maya yang bebas dari infus dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.

"Maafin aku" isak Oliv. Ia yang terlena kesenangan hidup dengan keluarga barunya sampai melupakan Maya yang hanya tinggal sendiri. Biasanya beberapa hari sekali Oliv akan meminta tolong Lena untuk mengantarnya ke rumah Maya. Tapi, akhir-akhir ini Oliv semakin jarang berkunjung ke rumah ibunya itu. Ia merasa menjadi anak yang durhaka karena mengabaikan ibunya begitu saja.

"Hei, bunda gak pa-pa, nak. Jangan nangis kasian dedeknya" ucap Maya menghapus air mata Oliv.

Maya mencoba duduk dibantu oleh Lena. Setelahnya, ia meminta Oliv mendekat. Ingin memeluk anak sematawayangnya itu.

"Bunda cuma kelelahan. Kamu tau sendiri kalo masuk waktu ujian gimana" jelas Maya mencoba menenangkan Oliv yang masih terisak.

"Kamu pulang aja, ya. Gak baik wanita hamil di rumah sakit gini" ucap Maya yang mendapat gelengan keras Oliv.

"Mau sama Bunda" Oliv semakin mengeratkan pelukannya pada Maya.

Karena Oliv yang masih ingin menemani Maya, Dewa berinisiatif memindahkan Maya ke ruang VIP agar lebih nyaman. Karena ruangan yang kini Maya tempati harus berbagi dengan 3 pasien lainnya. Apalagi setelah diberitahu oleh dokter Maya harus dirawat beberapa hari kedepan karena penyakit tifus yang menyerang dirinya.

Oliv sedang membantu Maya makan. Mereka hanya berdua di ruangan itu karena Lena dan Dewa sudah berpamitan pulang. Kini Maya telah dipindahkan ke ruangan yang lebih nyaman dan luas. Maya sempat menolak tapi Lena dan Dewa memaksa, Dewa yang akan membiayai perawatan Maya selama dirumah sakit. Beralasan karena sekarang mereka keluarga dan sesama keluarga harus saling membantu.

"Bunda yang dulu sering nasehatin aku jangan telat makan dan jangan bergadang sekarang malah bunda yang sering nunda-nunda makan sama lupa istrirahat" ucap Oliv. Maya hanya terkekeh melihat wajah Oliv yang dibuat-buat kesal. Maya sungguh sangat merindukan gadis manjanya ini.

"Aku mau tinggal sama bunda lagi aja" ucap Oliv.

"Sekarang kamu sudah bersuami. Kamu harus ikut kata suami kamu, Liv" ucap Maya memberi pengertian.

"Tapi, Bunda sendiri"

"Sebenarnya tahun ajaran baru nanti Bunda pindah mengajar ke Jogja, Liv" jelas Maya membuat Oliv kaget. Sebelumnya Maya tak pernah menyinggung tentang kepindahannya itu.

Truly Yours [END]Where stories live. Discover now