Dua Puluh Lima

39.6K 2.6K 45
                                    

Yang belum follow sebelum baca wajib follow dulu yaa🤍

Happy Reading✨

*****

Benar saja diperjalanan pergi dan pulang Nino tertidur di atas motor. Oliv tentu memegangi erat tubuh Nino agar tidak terjatuh.

Motor yang Reno kendarai tiba-tiba oleng, ban motornya pecah saat melewati jalanan yang lumayan rusak. Reno turun lalu memeriksa ban belakang motor yang ternyata kempes. Saat dilihat, ada paku yang menancap. Reno terpaksa mendorong motornya untuk mencari bengkel terdekat. Nino yang masih tidur kini ada di gendongan Oliv.

"Maaf, ya, harus gendong Nino" ucap Reno tak enak hati. Oliv harus menggendong tubuh Nino yang lumayan besar untuk ukuran anak umur 5 tahun. Tadi Reno sudah mencoba membangunkan Nino. Tapi, anaknya itu sepertinya benar-benar mengantuk. Nino memang melewatkan jam tidur siangnya karena ikut dengan Reno kali ini.

Untungnya tak susah untuk menemukan tukang tambal ban. Reno hanya perlu mendorong motornya kurang lebih 100 meter. Sembari menunggu motornya diperbaiki, Reno mengajak Oliv singgah di sebuah warung bakso.

"Nino enggak mirip kamu ya, mas
Lebih mirip sama Salma aku perhatiin" ucap Oliv sambil menatap Nino yang sedang memakan baksonya dengan lahap.

"Nino mirip banget sama Ibunya. Sani ibunya Nino sangat mirip dengan Salma" jelas Reno.

"Nino pasti singkatan nama kalian berdua" ucap Oliv yang dibalas kekehan Reno. Memang benar nama Nino adalah singkatan dari Sani dan Reno.

Mereka melanjutkan makan sambil mengobrol. Reno menatap curiga pada seorang pria yang duduk tak jauh dari tempatnya. Reno perhatikan pria itu terus mengarahkan ponselnya pada Oliv.

Reno memakan baksonya dengan cepat lalu berkata pada Oliv ia akan mengecek motornya. Sudah selesai diperbaiki atau belum. Sebenarnya Reno tak benar-benar pergi dari tempat itu. Reno hanya keluar lalu berdiri di tempat sedikit tertutup agar ia bisa mengawasi keadaan di dalam. Benar saja apa yang Reno curigai. Lelaki itu benar-benar mengambil foto Oliv. Dengan cepat Reno kembali masuk lalu merebut ponsel lelaki itu.

"Balikin hp saya" lelaki itu mencoba mengambil ponselnya yang kini ada di tangan Reno. Tapi, Reno mengangkat tinggi-tinggi ponsel itu. Perbedaan tinggi yang lumayan jauh membuat lelaki itu kesulitan menggapai ponselnya. Seketika mereka menjadi bahan tontonan.

"Diam disana" bentak Reno keras. Saat Reno berhasil membuka galeri ponsel lelaki itu, ia terkejut mendapati banyak foto Oliv yang diambil secara candid.

"Kamu penguntit. Saya bisa laporkan kamu ke polisi" amcam Reno. Ia membuka paksa masker dan topi yang lelaki itu pakai.

"Ampun, A'. Saya cuma disuruh orang" ucap lelaki itu yang pasrah sudah ketahuan.

"Siapa yang suruh kamu?" Tanya Reno. Lelaki itu diam, terlihat ketakutan untuk membuka suara.

"Siapa?" Tanya Reno dengan menahan emosi.

"Sa-saya belum pernah ketemu orangnya, A" ucap lelaki itu tergagap.

"Saya tanya sekali lagi siapa?" Tanya Reno tak sabaran.

"Namanya Via" ucap lelaki itu. Reno menghela nafas berat, sepertinya ia tahu siapa Via yang dimaksud.

"Liv, sini" Oliv mendekat dengan Nino yang menangis di gendongannya. Nino ketakukan melihat ayahnya marah-marah.

Reno membuka aplikasi kamera lalu merangkul bahu Oliv. Reno mendekatkan wajah Oliv agar menyandar dibahunya. Reno mengambil gambar dirinya dan Oliv dengan ponsel itu. Setelah beberapa jepretan Reno kembalikan ponsel itu pada si pemilik.

Truly Yours [END]Where stories live. Discover now