Si Kembar

13.4K 819 30
                                    

"Papa, Chilla pacaran sama Zidan" Adu Ala pada sang Papa. Melaporkan kejadian yang tadi siang ia lihat. Ia selalu ingat pesan sang Papa untuk tak sembarangan menyentuh lawan jenis. Mendengar ucapan kembarannya, Chilla menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, memerintahkan Ala untuk diam.

"Masih kecil enggak boleh pacaran"

"Ih, Ala sih enggak mau di pegang-pegang. Enggak boleh ya, Pa"

"Ih, emangnya pegangan doang pacaran. Berarti Papa juga pacaran dong sama miss Shayna, kemarin kan Papa pegangan juga sama miss Shayna" Oliv yang sedang membereskan buku sesuai mata pelajaran yang akan dibawa anak-anaknya besok menghentikan kegiatanya. Mendelik tajam ke arah sang suami yang juga kini sedang menatapnya sambil cengengesan tidak jelas.

"Ya enggak lah. Papa kan suaminya Mama" balas Petra cepat.

"Bebe tuh yang pacaran, kemarin kan Bebe dicium sama Coco" ucap Chilla mencari tumbal lain. Ia tak mau mendapat ceramahan dari Papanya. Lagipula ia tidak berpacaran dengan Zidan, ia tidak suka Zidah itu anaknya jorok. Tadi ia pegangan dengan Zidan juga dengan maksud menarik tangan teman sekelasnya itu untuk mencuci tangan, karena dengan joroknya Zidah mengupil lalu kotoran hidung yang di dapat lelaki itu tempelkan di meja. Setiap membayangkan itu selalu membuat Chilla meringis jijik.

"Dicium gimana? Masih kecil enggak boleh cium-cium" Petra tentu kaget mendengarnya semakin kaget lagi ketika melihat Bella yang sedang mengerjakan PR miliknya malah tersenyum, sama sekali tak mengelak.

"Kenapa? Coco ganteng, Bebe suka Coco" ucap Bella sambil tersenyum malu-malu.

"Gak boleh, kak. Enggak boleh cium-cium sembarang orang" mendengar itu Bella hanya mencebikkan bibirnya.

Melihat tingkah anaknya, Petra hanya bisa mengelus dada. Astaga, bocah kelas tiga SD sudah memiliki ketertarikan kepada lawan jenis. Bocil-bocilnya sudah pandai menilai seseorang. Semakin hari Petra jadi semakin was-was. Ketiga putrinya semakin hari semakin tumbuh besar, sebentar lagi ketiganya akan tumbuh remaja. Ia takut tak bisa menjaga ketiga putrinya

Sebenarnya Petra berharap dua anak lainnya yang masih ada di dalam perut Oliv itu laki-laki agar nanti bisa membantu menjaga ketiga kakak perempuannya. Semenjak menjadi ayah Petra selalu ketakutan akan karma masa lalu, ia takut putrinya yang mendapatkan karma dari perbuatan buruknya dulu.

"Udah selesai, Ala mau nonton, ya" Ala membereskan peralatan belajarnya diikuti Bella dan Chilla.

"Dede mau ikut?" Tanya Chilla pada adik lelakinya. Denish yang tadi sedang tiduran di atas kasur dengan menghisap satu botol besar susu mengangguk dengan semangat. Tanpa melepaskan hisapan botolnya ia mengikuti langkah ketika kakak perempuannya.

"Hati-hati turunnya, ya, kakak. Pegangin dedeknya"

"Iya, Mama" balas si kembar kompak.

Setelah pintu tertutup, kini pasangan suami istri itu hanya berdua di dalam kamar.

"Cie pegangan sama mantan. Kapan tuh?"

*****

Cut!

Dikit dulu atau dikit banget ini??

Lanjut nanti yaa🙆

Truly Yours [END]Where stories live. Discover now