Lima

48.4K 2.6K 18
                                    


Seperti janji Reno saat itu, pukul 7 malam duda satu anak itu sudah tiba di rumah Oliv. Oliv yang masih belum selesai bersiap meminta pria itu bersabar sebentar menunggunya.

Reno menunggu di kursi yang ada di teras dengan segelas teh dan beberapa cemilan yang Maya siapkan. Maya sedikit mengobrol dengan Reno. Tak menyangka akhirnya setelah sekian lama ada juga lelaki yang Oliv bawa ke rumah. Meski saat Maya goda, Oliv mengelak hubungan mereka hanya sebatas rekan kerja, Maya tetap senang.

Sampai tak lama berhenti sebuah mobil yang sudah sangat Maya hafal pemiliknya. Petra keluar dari mobil, menghampiri Maya yang sedang mengobrol dengan seorang pria yang sudah Petra kenal. Reno, bawahannya di kantor.

"Udah siap, May?" Tanya Petra. Hari ini memang Petra akan menemani Maya untuk membeli sebuah sepatu. Petra yang memaksa Maya membeli sepatu baru ketika mengetahui kaki Maya sering lecet saat menggunakan sepatu yang biasa wanita itu pakai.

"Sudah, bentar aku ambil tas dulu" ucap Maya, pamit masuk ke dalam.

"Malam, bos" sapa Reno disertai cengirannya.

"Ngapain disini? Anak lo ditinggal malem-malem" tanya Petra.

"Demi Mama baru anak gue rela ditinggal sama Neneknya" balas Reno.

"Mau emang anak lo punya ibu tiri kaya si Olip, dari sekarang aja udah kelihatan bibit-bibit calon ibu tiri jahat" ucap Petra, tanpa tahu Oliv yang sudah berdiri di ambang pintu. Mendengar Petra menjelek-jelekan namanya, Oliv pukul punggung Petra dengan tas yang ia bawa.

"Cowok biadab, ngomong apa lo barusan" Oliv berteriak tak terima.

"See, lo bisa liat sendiri" Petra sedikit meringis merasakan denyutan di punggungnya terkena ujung tas Oliv yang lumayan keras.

"Lo kok mau Lip jalan sama duda?" Tanya Petra. Reno tak tersinggung mendengar ucapan Petra. Sebagai bos dan bawahan mereka memang cukup dekat, bukan sekali Petra mengatainya duda.

"Heh! gak ngaca lo juga demen Ibu gue yang janda" ucap Oliv kesal.

"Ayo deh, mas kita jalan" Oliv mengajak Reno cepat-cepat pergi dari sini. Bisa telat jika terus membalas ucapan menyebalkan Petra.

*****

Reno ternyata mengajaknya menonton film horor. Sebenarnya Oliv sangat tidak menyukai jenis film itu, tapi tak enak rasanya jika menolak. Harusnya sejak awal sudah Oliv tanya film apa yang akan mereka tonton, jadinya 'kan sejak awal ia bisa menolak ajakan nonton ini. Sepanjang film diputar, Oliv hanya memejamkan mata. Tangannya menggenggam erat tangan Reno yang duduk di sampingnya. Saat film baru setengah diputar, Oliv yang tak kuat memilih mengajak Reno keluar. Meskipun matanya tertutup tapi efek suaranya masih bisa Oliv dengar dengan jelas.

Reno yang melihat wajah Oliv yang penuh keringat tiba-tiba merasa bersalah. Ia tidak menyangka Oliv akan setakut ini.

"Maafin Mas, ya. Mas gak tau kamu enggak suka horor" sesal Reno. Kini mereka sedang duduk di sebuah restoran. Menunggu pesanan mereka datang.

"Enggak pa-pa, mas" balas Oliv. Ia sedang mencoba menenangkan dirinya dari sisa ketakutan atas film yang tadi sempat ia tonton

"Oliv" Oliv menoleh melihat Maya yang memanggilnya. Dibelakang Maya berdiri Petra dengan membawa beberapa jinjingan.

"Udah selesai nontonnya, kok cepet?" Tanya Maya duduk di samping Oliv.

"Iya, Bun. Takut" balas Oliv.

"Wah, kamu kayanya salah pilih film, Reno. Oliv ini anaknya penakut banget" ucap Maya.

"Padahal setannya bohongan, kok lo bisa takut, Lip. Lip" ucap Petra sambil berdecak bibir dengan dramatis.

"Bun, itu kok anjing penjaganya ngikut terus" Oliv melirik Petra sinis.

Truly Yours [END]Where stories live. Discover now