34. BAIKAN?

96 12 0
                                    

Hi guys apa kabar?

Elina menghadang Aldo yang sedang berjalan di koridor, ia berniat memperbaiki hubungannya dengan Aldo.

"Sebentar Al, aku mau ngomong," ucap Elina menahan Aldo.

"Apalagi?"

"Baikan Al, aku gamau kita gini," ujar Elina dengan sungguh-sungguh.

Aldo tak menghiraukannya, ia berjalan meninggalkan Elina yang sedang memohon kepadanya.

Baikan? Hal konyol apa itu. Setelah semua yang dilakukan Elina kepadanya, rasanya sangat sulit untuk mempercayai gadis itu lagi.

"Al tunggu, dengerin akuu," Pinta Elina yang masih berusaha mengejar Aldo.

Elina berusaha menahan pergerakan Aldo, ia harus meluruskan semua ini.

"Apa lagi El, gue muak sama Lo, minggir," usir Aldo.

"Kamu cinta pertama aku Al, sejak 6 tahun lalu," ujar Elina jujur.

"6 tahun lalu?" Tanya Aldo mengangkat alisnya bingung.

"Gue bakal ceritain semuanya, tapi ga sekarang. Nanti malem ketemu di danau yang biasa aja gimana?" Tawar Elina berharap pada Aldo.

"Ok," jawab Aldo singkat lalu meninggalkan Elina.

☘️☘️☘️

Sesuai janji mereka disekolah, malam ini Aldo dan Elina sedang duduk di tepi danau. Belum ada yang ingin membuka pembicaraan diantara mereka. Keduanya menatap danau yang tenang.

Akhirnya, Aldo yang memulai membuka pembicaraan, "Lo mau ngomong apa?"

"Masih ingat ga? 6 tahun lalu?" Ujar Elina menerawang bintang di langit.

"Maksud Lo?"

"Peperangan Robertson dan Malik. Lo masih ingat ga? Cewe cilik yang ngajak Lo sembunyi? Itu gue Al," ujar Elina sambil melirik Aldo.

"Jadi cewe itu Lo?" Tanya Aldo memastikan.

"Yaa, gue sengaja menyelinap di mobil ayah buat ikut, gue bahkan gatau bakal kayak kejadian kayak gitu. Itu pertama kalinya gue ngelihat perang yang kejam Al," ujar Elina sedih.

Aldo mencerna apa yang Elina katakan, ia memandang Elina dari samping.

"Kita tuh korban Al, korban musuhan dari ayah kita. Dari gengster Malik dan Robertson yang ga pernah mau akur," Ucap Elina menatap Aldo serius.

Tiba-tiba Aldo tertawa, "apa lagi rencana Lo El? Bahkan gue udah ga percaya sama Lo."

"Gue harus apa biar Lo percaya sama gue lagi Al?" Tanya Elina menatap Aldo dalam.

"Bahkan Lo udah gue kasih kesempatan kedua, tapi Lo ngehianatin kepercayaan gue dua kali El." Ujar Aldo enggan menatap Elina.

"Al, gue mohon. Gue capek sama semuanya. Damai ayo Al," bujuk Elina.

"Gabisa el, bahkan perang itu gue kehilangan separuh jiwa gue El, ibu gue," ujar Aldo dingin.

"Maaf Al, makanya sebelum ini lebih jauh ayo baikan Al, kita berjuang bersama biar gaada korban selanjutnya." Ujar Elina.

"Sorry, gue udah ga percaya sama Lo lagi El." Ujar Aldo jujur.

Sejujurnya Aldo masih cinta dan sayang sama Elina, tapi setelah dikhianati dua kali, sulit untuk percaya lagi.

"Kasih gue kesempatan ketiga Al, kalau gue ingkar, bunuh gue Al," ujar Elina menjulurkan jari kelingkingnya.

"Janji Al kasih gue kesempatan terakhir."

"Oke" jawab Aldo singkat.

"Beneran Al?" Tanya Elina memastikan.

"Yaa, kalau Lo ngehianatin gue gabisa kasih kesempatan Lo lagi El," ujar Aldo.

Entah ini salah atau benar, tapi tak ada salahnya kesempatan ketiga. Aldo bahkan tak tahu Elina tulus atau tidak.

"Janji dulu Al," ujar Elina lagi.

Elina menjulurkan jari kelingkingnya, dan Aldo pun sebaliknya. Elina tersenyum senang, ia senang Aldo masih mau menerimanya lagi.

Aldo mendekatkan wajahnya ke wajah Elina, jantung Elina berdetak kencang, ia reflek menutup matanya.

Cupp

Aldo mencium bibir Elina, lama kelamaan makin menuntut. Elina hanya pasrah saja, malam ini bulan dan tenangnya air danau menjadi saksi mereka.

"Ayo pulang El," ajak Aldo.

Tbc

Revaldo Robertson

Elina Edward Malik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Elina Edward Malik

Elina Edward Malik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
REVALDO (END)Where stories live. Discover now