36. Hari Sial Syara

10K 669 212
                                    

"Penguntit ya lo!"

"Dih, nih orang lebih parah. Gak tau privasi maen foto-foto aja!"

"Mata-mata ya lo?!"

"Jijik banget, kalau mau benci jangan ngehasut orang. Benci aja sendiri, Bitch!"

Syara terkejut, begitu memasuki kawasan sekolah dan tiba-tiba sudah diserang oleh semua murid. Gadis itu lantas berlari memutar lorong, untuk menjauh dari amukan orang-orang yang melemparinya dengan sampah dan kertas.

"Sial! Sial! Sial! Hari ini mereka semua kenapa, sih?!" Geram Syara yang sudah menjauh sambil menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal.

"Syara Gagarette Angerson, ikut saya ke ruang BK sekarang juga!"

Mendengar nama lengkapnya disebut, Syara otomatis menoleh kedepan dan menatap kaget.

"Saya buk?" Tanyanya sambil menunjuk diri sendiri, Mrs. Meta mengangguk dengan tegas; disertai raut wajah menyeramkan miliknya.

***

Syara mengumpat menatap lapangan outdoor yang sangat kotor dipenuhi dengan dedaunan kering yang berserakan dimana-mana, gadis itu lalu menginjak-injakkan kakinya dibumi dengan kesal.

"Fuck you Calesta! Bitch, gara-gara lo gue harus ngerjain ini semua..." Syara misuh-misuh sambil mencampakkan sapu lidinya dilantai, gadis itu beralih duduk pada tempat istirahat yang tersedia. Dia tidak perduli bagaimana dengan hukuman ini, emosinya harus reda terlebih dahulu.

Semuanya terbongkar, rekaman CCTV saat dia memfoto Calesta dan Maharga di UKS tersebar luas di akun gosip sekolah. Meskipun awalnya dia sudah bermain sangat rapi untuk meletakkan foto-foto itu dimading, namun Syara harus kecolongan karena terlalu bersemangat.

Otaknya jadi tidak berfungsi dengan benar untuk menghapus lebih dulu rekaman CCTV tersebut.

"Eh, ada cewek cantik!" Sapa Maura dengan genit.

"Cie... Ada yang rajin nih!" Sindir Velin memberikan tatapan mengejeknya.

Ketiganya sengaja melewati lapangan ini, mereka semua mendadak berhenti begitu Calesta maju mendekat kearah sang sepupu; membuat Syara sendiri was-was dan segera bangkit berdiri.

"K-kak..." Syara kesusahan berbicara karena Calesta membidiknya dengan tatapan tajam, gadis itu lalu tiba-tiba berjongkok saat tiba didepan Syara yang sudah memejamkan mata takut.

"Eh?" Kaget Syara membuka matanya perlahan karena tak kunjung mendapat serangan, ternyata Calesta mendekat hanya untuk mengambil sapu yang dia jatuhkan tadi.

"Dih, kegeeran pasti nih anak!" Decih Anseli menatap sinis, matanya tidak bisa santai melirik Syara dari atas hingga bawah seakan ingin menelanjangi gadis itu ditengah lapangan.

"Nih, ambil!" Titah Calesta menyerahkan sapu tersebut, Syara mengambilnya dengan wajah tertunduk tidak berani menatap Calesta.

Mungkin gadis itu terlihat membantunya, namun tatapan Calesta tidak bisa menutupi seberapa pekat rasa bencinya terhadap Syara.

Calesta maju selangkah hingga bahunya menabrak keras bahu Syara, dia lalu mencengkram lengan gadis itu kuat hingga kuku-kuku tajam Calesta menusuk kedalam daging gadis itu.

"Awsh... Kak!" Pekik Syara terkejut.

"Semuanya gak ada yang sia-sia Syara, ingat itu!" Bisik Calesta dengan nada lembut namun penuh tekanan, Calesta merenggangkan jari-jarinya dari tubuh Syara. Hingga meninggalkan bekas luka yang dalam, bersama darah yang menetes dari sana.

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz