39. Gue Harap Bukan Yang Terakhir

1.8K 166 0
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Luna Arshinta, binti Akbar Maulana dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat dibayar tunai.." Geo mengucapkan ijab kabul secara lantang didepan semua saksi yang berhadir, termasuk teman-temannya yang setia mendampingi cowok itu.

"Bagaimana para saksi? SAH!?" Tanya sang penghulu.

"SAH!"

"Alhamdullilah..." Semua orang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, termasuk Geo dan Luna. Cowok itu menghela nafas, disampingnya ada Hannah Ummi Geo yang menitikkan air mata, senang sekaligus tak menyangka putranya akan menikah secepat ini.

Sudah tidak ada jalan keluar bagi Geo lagi, tanggung jawab kini berada didepan matanya.

Begitu mempelai wanita dipersilahkan untuk mencium tangan sang suami, Geo mendadak bergetar. Ada rasa aneh yang menjalar di tubuhnya saat Luna pertama kali mencium lembut punggung tangan Geo.

Padahal sebelum ini, mereka sudah saling melahap bibir. Namun entah kenapa hanya dengan sentuhan tangan saja sudah berhasil membuat darahnya berdesir.

Sementara di belakang, Nuca dan Juan tertawa terbahak-bahak menyaksikan itu. Bisa dibayangkan bagaimana perilaku Geo selama ini, keluar masuk club, celap-celup sana sini. Sekarang cowok itu sudah dinikahkan dan tidak bisa melakukan itu semua lagi.

Masa jaya kenakalan teman mereka itu sudah habis.

"Dek, tolong diam ya!" Tegur ibu-ibu didepan.

Anseli yang berada didekat kedua cowok itu jadi tersenyum tidak enak, sedangkan Velin disebelahnya memasang tampang tidak peduli sejak tadi sambil sibuk memainkan ponsel. Gadis itu sedang membalas pesan Faris, dia kerepotan memberi laporan pada sang kekasih. Biasalah, mengirimkan pap sedang bersama siapa saja dan berada dimana.

Memang ribet, namanya juga pacaran sama yang lebih tua.

"Maaf buk..." Ujar Anseli pelan. Lalu menoleh pada Nuca dan Juan dengan tatapan tajam, "Jangan berisik, ege! Didepan belum selesai."

Nuca cengengesan, lalu segera membekap mulut Juan yang asik tertawa. "Udah, Ju, udah!"

Teman-teman Calesta juga diundang ke acara ini, dan tentu saja gadis itu juga ada disana duduk bersebelahan dengan tunangannya. Jangan tanyakan tantang couple 'M, Maura dan Millian sudah memisahkan diri kelompok untuk berburu makanan. Padahal, dipersilahkan saja belum.

Semenjak berpacaran, keduanya lebih sering memojok menghabiskan waktu berdua. Apalagi saat mereka semua berkumpul seperti ini, maka sudah dipastikan keduanya akan memisahkan diri.

"Kok gue kasihan sama Geo, ya? Mukanya miris banget," Celetuk Calesta berbisik pada tunangannya disebelah, Maharga memiringkan kepalanya mendekat pada gadis itu lalu berkata. "Karma buat dia, yang. Biar berubah jadi lebih baik..."

Calesta sontak menatap tajam Maharga, di ingat-ingat kembali cowoknya juga termasuk katagori Redflag. Jangan-jangan Maharga selama ini... Calesta sudah menaruh kecurigaan besar.

"Gue gak kaya yang lo pikirin, temen gue cuma Geo sama Juan yang begitu Cal... I promise, you will be the first."

Deg!

Maharga sialan! Apa maksudnya akan jadi yang pertama?

Calesta segera memalingkan wajahnya kearah lain, Maharga tidak boleh melihat semburat merah yang muncul dipipi gadis itu. Dia tidak mengizinkannya.

Sedangkan Maharga tersenyum miring melihat tingkah Calesta, lalu menatap kedepan dimana sesi foto pengantin sedang berlangsung sambil memegang buku nikah ditangan mereka masing-masing.

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora