29. Masalah Geo

12.4K 988 44
                                    

"Lo ketemu dia lagi?" Tanya Tirta sambil menghisap Vape ditangannya, cowok itu menikmati tiap kepulan asap yang ia keluarkan dari mulut. Dengan posisi sebelah kaki yang ditimpa diatas paha, tatapan cowok itu lurus kedepan dimana ada anak-anak Vondrick yang sedang bermain billiard.

Setiap malam inilah kegiatan mereka, berkumpul dimarkas untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan-kegiatan seru bersama para anggota.

Wakil leader Vondrick itu mengambil kaleng minumannya, lalu meneguk dengan perlahan. Menunggu jawaban sang leader memang membutuhkan waktu.

Tiga tahun mereka saling mengenal, bukan hanya masalah geng motor ini tetapi tentang kehidupan pribadi keduanya juga saling tahu.

"Hm."

"Kalian udah ketemu dua kali akhir-akhir ini, perkembangan yang bagus..."

"Lo gak mau coba lagi? Dia udah buka akses buat lo," Lanjut Tirta mengundang tatapan ragu dari sahabatnya, dia lalu mengangguk kepala untuk meyakinkan kembali.

"Lo pikir semudah itu? Gue gak mau buat dia terganggu," Genta menggelengkan kepalanya. Meskipun dia ingin untuk mencoba lagi, namun ada batas yang paling sulit untuk mereka lewati nantinya.

"Kalian udah dewasa, seharusnya bisa lebih berpikir kan."

Genta tertawa sumbang, "Justru itu, bentengnya terlalu kuat. Gue gak mungkin narik paksa dia dari Tuhannya..."

Tirta terdiam, fakta itu selalu berhasil membuatnya tertegun. Dia juga banyak menjalani kisah cinta yang beragam selama ini, namun Tirta tidak pernah merasakan cinta terhalang agama. Memikirkannya saja sudah rumit, bisa dia bayangkan bagaimana rasa sesak berada diposisi sahabatnya.

Antara cinta dan keyakinan. Tuhan atau ciptaannya, mana yang kamu pilih?

Tirta sendiri sudah berprinsip, sependosa apapun dia; cowok itu tidak akan pernah meninggalkan agamanya demi apapun. Apalagi karena seorang perempuan, pasti ada banyak yang akan dia jumpai dalam versi seiman, yang tentunya lebih baik.

Namun kata cinta ini, terlalu beresiko di usia remaja. Manusia yang sedang labil-labilnya bisa berbahaya jika terlalu larut dengan perasaannya sendiri.

"Lupain dia! Ada banyak siswi Rinjani yang cantik-cantik, gue bisa kenalin ke elo..." Tawar Tirta, namun tak sedikipun Genta tertarik mendengar itu.

"She's my first love, since we were children's..." Tekan Genta.

***

PLAK

"Bajingan kurang ajar!" Pekikkan Syara teredam oleh dentuman kuat dari alunan DJ di Club itu, dia menggosok belahannya dengan tidak sudi karena sudah di raba sembarangan oleh sebuah tangan.

Cowok itu terkekeh, dipandangnya kegiatan Syara dengan tatapan rendah. Dia bahkan lebih jijik melihat gadis itu saat ini, "Emang beneran lonte lo!" Lontarnya membuat Syara mengangkat pandangan dengan wajah mengeras, cowok itu malah makin menjadi melihat tatapan tajam Syara.

Dia suka gadis pembangkang, semakin menantang jika ingin ditaklukan.

"Jaga omongan lo, sialan!" Desis Syara tidak terima.

"Terus kenapa? Salah satu siswi Angkasa datang ke club dengan pakaian yang kurang bahan, lo ngejalang kah disini? Mending langsung cari gue," Katanya sambil membasahi bibir dengan lidah, seharusnya dia bisa menikmati lebih awal kalau saja memenangkan balapan itu.

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon