27. Takdir Yang Berbeda

14.7K 1.3K 333
                                    

"APA YANG DIA LAKUKAN SIALANNNN!!!" Raung gadis itu berteriak menggema diseluruh kastil, suaranya bahkan sampai menggundang bunyi langkah kaki yang terburu-buru.

Lelaki itu tiba dihadapannya dengan nafas yang ngos-ngosan, sambil perpegang pada rak buku karena merasa lemas setelah mengerahkan banyak tenaganya untuk bisa tiba lebih cepat.

Dia menatap gadis itu lamat, raut wajah marah dan prustasi itu lagi yang menyambutnya. Hingga akhirnya laki-laki itu menghela nafas lelah, "Berisik sekali!" Decaknya kesal.

"KAMU BILANG APA KEMARIN? DIA BAKAL MERUBAH SEMUANYA? MANA? MANA JANJI KAMU ITU!!!" Gadis itu meneriakinya membuat lelaki itu memejamkan mata kuat menahan rasa dongkol yang teramat dihatinya, dia juga bisa prustasi jika setiap hari menghadapi kegundahan gadis ini.

Lelaki itu pun memiliki kekhawatiran yang sama, pikirannya tidak bisa jernih jika terus dicuci dengan semua kepanikan sang gadis.

"Kamu bisa diam, gak?! Sehari saja saya butuh ketenangan, kita sama-sama terjebak disini. Kamulah yang melakukan itu sampai saya tidak bisa berbuat apa-apa!" Kesalnya menarik batas kesabaran, jika dia terus lembek seperti dulu gadis ini akan semakin semena-mena terhadapnya.

"Sadar, heh?! Ini juga karena adikmu!" Kembali mengungkit masalah itu, lelaki tersebut menghelan nafasnya lagi.

"Aku gak bisa tenang! Aku takut... Aku takut semuanya akan berakhir sama..." Lirihnya dengan raut wajah pilu.

Lelaki itu mendatarkan wajahnya dengan pandangan lurus kedepan, "Itu memang akhir dari kisah kalian, dia ada disana hanya untuk mengagalkan kedua alur yang akan bercampur aduk karena versi baru itu. Lalu kenapa harus merubah takdir saya?"

Mengangkat pandangannya, gadis itu menatap dengan raut wajah shock. "Apa?! Kamu jahat! Kamu akan membiarkan kami menderita lagi?" Tanyanya dengan tidak menyangka, dia pikir akan ada perubahan besar.

"Jangan melewati batas! Apa yang kamu harapkan sebenarnya? Cerita yang asli adalah milik saya, tidak ada yang berhak untuk merubahnya dan dia sudah melakukan tugas yang benar!"

***

"Ashhh..." Calesta mendadak bangkit dari tidurnya, gadis itu menjadikan paha Maura sebagai bantalan. Melihat ada cairan merah yang menetes dari hidung sahabatnya, membuat ketiga gadis itu menatap panik.

"Astaga, Cal! Lo mimisan!" Panik Maura.

Velin segera mencari tissue didalam tas ajaibnya, bagaikan doraemon yang selalu menyediakan barang-barang penyelamat dikantungnya. Velin juga punya, tapi versi tas mini yang akan selalu gadis itu bawa kemanapun.

"Kepala gue... Pusing," Gumam Calesta pelan.

"Kita ke UKS!" Putus Anseli hendak menarik Calesta bangkit namun sebelum itu tubuh gadis tersebut sudah jatuh lebih  dulu keatas rumput, ketiganya berteriak panik. Maura langsung mengambil langkah sigap dengan menghubungi Maharga.

"Ni anak kenapa tiba-tiba sakit, sih?" Gumam Maura cemas.

***

Teriknya matahari siang ini, tidak menggagalkan rencana latihan basket kelima pentolan SMA Angkasa itu. Meskipun Nuca sempat mengeluh kepanasan, namun bahunya seketika menegak begitu mendapatkan tatapan tajam dari sang kapten.

Sudah beberapa puluh menit berlalu, Maharga membiarkan teman-temannya beristirahat. Kecuali cowok itu yang masih men-dribble bola basketnya dengan semangat ditengah lapangan, berulang kali bola berhasil masuk kedalam ring basket. Namun Maharga melakukannya seolah tanpa sadar, raut wajahnya hanya datar dengan tatapan kosong.

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang