6. Pengen Pelihara Anjing

31.8K 2.7K 6
                                    

Sudah seminggu ini Calesta tak mencoba memperdekat hubungan mereka, gadis itu tak berusaha mendekatinya lagi seperti kemarin. Namun, Maharga tak semudah itu untuk percaya.

Calesta adalah gadis yang cantik, berbakat, dan penuh aura positif. Meskipun teman-temannya miring semua, menariknya gadis itu tetap menjadi diri sendiri apa adanya.

Namun tak sedikitpun Maharga tertarik dengan Calesta, dia hanya mengikuti taruhan dengan para temannya. Dan tidak rugi bukan, memacari seorang gadis cantik?

***

Bruk!

"Ah, maaf kak..." Gadis itu segera menjauh secara terkejut begitu menatap wajah menyeramkan Maharga. Cowok itu memandangnya datar, dilihat lebih lekat tidak lebih cantik dari Calesta pacarnya.

Maharga tak mengatakan apapun, dia ingin melangkah pergi namun dengan lancang gadis itu menyentuh tangannya.

"Keep away!" Suara berat itu mengintrupsi tajam, membuat gadis tersebut secara alami tersentak dan menjauhkan tangannya.

"E-eh, maaf kak. Aku mau minta tolong anterin keruang kepsek, aku anak baru..." Katanya dengan suara halus, gadis itu menyelipkan anak rambut kebelakang telinga dengan tertunduk malu. Dapat dipastikan wajahnya memerah sekarang.

"Sama yang lain!" Tolak Maharga lalu langsung pergi dari sana.

Gadis itu tercengang, sambil mengepalkan kedua tangannya kesal. "Sombong banget, besok-besok gue yang bakal nolak lo!" Ucapnya penuh tekad dan kepercayaan diri yang tinggi.

Dari kejauhan Calesta menyaksikan itu semua, ini adalah pertemuan pertama protagonis pria dan protagonis wanita. Selanjutnya Syara akan benar-benar berani berusaha menaklukkan cowok dingin itu. Meskipun tau dengan status dia dan Maharga, hal itu seolah menjadi pendukung untuk Syara mewujudkan tekadnya.

"Protagonis gila!" Calesta menatap benci kearah depan. Sudah seminggu ini dia mendiamkan kekasihnya, ah itu pacar Calesta. Dia adalah Zea yang bersemayam ditubuh antagonis.

Calesta harus memikirkan cara untuk membalaskan dendam antagonis, karena tokoh Calesta akan mati dengan kebodohannya sendiri. Dan sekarang mereka bukan lagi jiwa yang sama.

"Pion terkuat didalam cerita ini adalah Maharga, so... Dia yang pertama? Tapi gue juga benci sama cowok itu!" Calesta mendesah bingung.

Bagaimana mungkin dia dengan sukarela melemparkan diri kedalam perangkap Maharga, cowok itu juga sangat berbahaya. Dia harus hati-hati kedepannya.

"Maharga gak boleh hancur didalam cerita ini, dia kunci utama novel untuk tetap terus berjalan..." Jadi harusnya Calesta merubah kebencian ini menjadi sebuah partner kerja yang menguntungkan, bukan? Atau yang lebih menariknya Calesta akan membalikkan ini semua.

Bukankah menyenangkan jika membuat cowok angkuh itu bertekuk lutut padanya, persis seperti anjing yang patuh dengan majikan.

"Good! Lo emang pinter, Ze."

***

Suasana padatnya kantin siang membuat Maura hampir berteriak menunggu antrian, dia sangat kepanasan ditambah suara rusuh didepan sana cukup membuatnya naik darah. Gadis itu akan melayangkan tatapan tajam setiap ada siswa atau siswi yang hendak memotong barisannya.

"Lo gak tau adab ya? Tunggu dibelakang!" Tegur Maura kejam saat melihat sosok jangkung yang berdiri disebelahnya.

Cowok itu Millian, dari kelas sebelah. Dia sengaja diam-diam memotong barisan, bukan karena ingin mencari ribut. Tapi karena ingin berdekatan dengan gadis yang dikaguminya.

Tak menyangka jika Maura sepeka itu dengan sekitarnya. Bagaimana ga peka? Kalau Millian persis berdiri disebelah gadis itu.

"Gue gak bakal potong barisan lo, kok. Sans," Katanya santai.

Maura menghela nafas, "Lo emang ga motong barisan gue, tapi lihat dibelakang! Kasian mereka udah pada ngantri lama."

Entahlah, tidak tau apakah Millian mendengarkannya dengan baik. Gadis ini semakin membuatnya kagum saja dengan kepeduliannya terhadap orang lain.

"Kebelakang!"

"Hah?" Kata Millian seperti orang bodoh, dia tidak dengar Maura mengucapkan apa barusan.

"Ambil antrian paling belakang, dungu!" Kesal Maura seraya mengembangkan kipas bulunya, lalu mengepakkan sayap-sayap itu hingga mengeluarkan angin sejuk.

Dengan kikuk Millian mengambil langkah mundur, bukan untuk mengantri melainkan pindah ke stand nasi goreng. Teman-temannya pada memesan itu, namun karena tak sengaja melihat Maura Millian malah berbelok untuk sekedar menatap gadis cantik itu dari dekat.

Kini giliran Maura, dia akhirnya bisa membawa beberapa mangkok dibantu ibu kantin kemejanya bersama para babi-babi tidak tau diri itu.

"Nah, ngok. Makanan lo semua!" Kata Maura menyodorkan bakso mereka masing-masing.

"Lama banget sih, Ra!" Protes Velin karena sudah kelaparan.

Maura langsung mendelik dan menggetok pelan kepala sahabatnya menggunakan sendok, "Udah bagus gue pesenin, gue anterin, tinggal makan ya lo. Apa mau di suapin juga?!!!" Tanyanya dengan emosi di ujung tanduk.

Velin cengengesan tak berdosa seraya tangannya membuka tutup botol saus.

"Thanks, Ra."

Akhirnya ada yang waras juga, Maura tersenyum lembut saat Calesta mengucapkan terima kasih. Lalu para gadis-gadis itu menyantap makanan mereka sambil bergosip.

Calesta melempar pandangannya kearah meja dimana para pentolan sekolah berada, dia menatap yang paling mencolok disana. Seorang cowok yang memakai jaket hitam kesayangannya, siapapun pasti akan merasa familiar.

"Ekhem, gue pengen pelihara anjing deh," Ujar Calesta tiba-tiba, tatapannya masih tertuju pada arah yang sama.

"Hah? Bukannya lo benci hewan, apalagi lo pernah bilang jijik kan sama air liur anjing," Heran Anseli.

"Aneh lo, Cal. Anjing gue aja waktu itu sedih waktu lo usir," Maura masih mengingat saat pertama kali teman-temannya berkunjung kerumahnya, anjing Bichon Frise milik Maura sangat menyukai Calesta. Namun gadis itu jijik dengan hewan terlebih sejenis anjing.

"Sekarang gue berubah pikiran. Punya anjing ternyata banyak keuntungannya, gue jadi punya penjaga, teman main, dan anjing ternyata hewan paling setia. Lumayan seru juga..." Ucap Calesta tersenyum penuh arti sambil menatap teman-temannya yang belum lekang dari kebingungan, dengan keanehan gadis itu akhir-akhir ini.

°•_____•°

Follow Instagram ↓
@sassswaaa
@salsyawattpadxtre_

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Where stories live. Discover now