33. Menggilainya

6.8K 590 147
                                    

"GA ADA HUBUNGANNYA SAMA GUE BANGSATTT!!!" Bentak Reno meludahkan darah dari mulutnya, cowok itu mendesis menahan rasa perih akibat pukulan dari Nuca. Sedangkan dirinya ditahan oleh Millian dan Juan.

"Tuh cewek emang nargetin Geo, dia udah lama sukak sama lo dan diam-diam ngikutin sampai ke club."

"Tau dari mana lo?" Tanya Maharga menatap dingin, lutut Reno sampai bergetar namun dia harus tetap terlihat kokoh didepan mereka semua. Meskipun saat ini cowok itu bahkan tak mampu berdiri dengan kakinya sendiri.

Reno tersenyum sinis, "Dia selalu maksa bareng kawanan gue!" Ungkapnya.

Geo merinding, dia merasa takut sendiri membayangkan penguntit seperti itu. Gadis itu pasti sudah gila, sangat tergila-gila dengan Geo hingga menghalalkan cara apapun untuk mengandung anaknya.

"Lo tau? Dia sendiri yang nyerahin diri untuk jadi bahan taruhan, gue gak tau apa-apa soal ini. Bukan gue ataupun kawanan gue!" Tekan Reno serius, raut wajahnya tidak menunjukkan ketengilan apapun seperti biasa.

"SIALAN!" Sentak Geo pusing, sekarang bagaimana? Dia tidak mau harus bertanggung jawab, lebih tepatnya Geo tidak ingin harus menikahi gadis yang bernama Luna itu.

"Udah, kan? Lepasin gue!" Geram Reno, Millian dan Juan mengabulkannya tanpa aba-aba.

BRUKKK

Tubuh cowok itu terhempas diatas semen, Reno merintih merasakan kakinya ngilu akibat serangan Nuca yang membabi buta. Itu juga karenanya yang terlalu banyak main-main dan menghabiskan kesabaran 5 sekawan itu.

Maharga menghela nafasnya menatap Geo, lalu dia menghampiri sahabatnya itu. "Nyokap lo harus tau."

"Enggak, Ga! Jangan sampai nyokap gue tau, gue gak mau nikah Ga!" Teriak Geo panik sekaligus prustasi.

Nuca lantas menatap kesal kearah anak itu, lalu menepuk pipi Geo keras.

PLAK

"Heh belekok! Ini juga buat lo biar jera, hitung-hitung karma dari tuhan selama ini celub sana sini. Mampus kan sekarang cuma dapat jatah ke satu doang..." Ucapnya pedas, Nuca mengelap keringatnya yang menetes hasil dari menghajar Reno dibawah teriknya sinar matahari sore.

Meskipun tidak sepanas tadi siang, namun sekarang mereka berada di atas rooftop Baviont Group dengan ketinggian 70 lantai itu.

"Terharu gue, bener-bener bakal punya ponakan..." Juan berkaca-kaca, dia anak tunggal, dan biasanya hanya melihat adik dan keponakan orang lain. Pokoknya bayi punya orang, sekarang Juan merasa akan menyambut keponakan nya sendiri.

"DIAM, SAT! Gue belum bilang mau tanggung jawab."

"Belum, berarti ada kemauan kan? Tinggal bilang nyokap lo aja, pasti besoknya langsung ijab kabul," Timpal Millian, ucapannya cowok itu tidak asal. Jika mereka mengabarkan berita ini pada ibu Geo, mungkin besok sudah bisa makan rendang dan opor ayam.

"Ga, bantuin gue dong..." Geo memelas, berharap ada cara lain.

Maharga terlihat sibuk dengan ponselnya, mata cowok itu menyipit melihat lokasi Calesta terakhir kali berada di sebuah komplek perumahaan. "Anak itu gausah dipertahanin kalau lo ga cinta, kasian pas dia tumbuh besar."

Maharga menyimpan ponselnya, lalu melempar pandangan lurus ke arah depan. Rupanya Reno masih belum pergi, cowok itu terkapar dengan mata terpejam tak berdaya. Seperti nya cowok itu pingsan karena kehabisan tenaga di hajar Nuca.

Sebagai anak yang tumbuh tanpa orang tua yang saling mencintai, mungkin pendapat Maharga akan berbeda sendiri dari teman-temannya. Namun dia mengatakan itu juga berdasarkan fakta dan pengalamannya sendiri.

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Where stories live. Discover now