3. Shock

36.1K 2.8K 6
                                    

"Cal! Calesta!!!" Teriak Maura shock.

Ketiga gadis itu berlari kencang hingga berhenti didepan pintu toilet, mereka lalu saling menatap dengan nafasnya yang ngos-ngosan.

"Oh my gosh, Cal! Lo ngapain gembel dimari?" Tanya Velin memandang aneh, dia melirik lagi kesamping dimana orang-orang berlalu lalang keluar masuk toilet. Dan sahabatnya yang dungu ini malah nongkrong dengan tidak elitnya.

"Ayok! Lo malu-maluin kita tau gak?!" Kesal Maura karena setelah sekuat tenaga dia tetap tidak sanggup menarik Calesta, mengapa sahabatnya ini bisa bertambah berat?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayok! Lo malu-maluin kita tau gak?!" Kesal Maura karena setelah sekuat tenaga dia tetap tidak sanggup menarik Calesta, mengapa sahabatnya ini bisa bertambah berat?

"Cal, gila ya? Lo manusia apa babi, berat banget!" Maura menggeram tertahan, lalu melirik Velin dan Anseli, "Bantuin bodoh!? Apa fungsi lo berdua cuma liat gue, hah?" Kesalnya bertambah.

Velin langsung menarik tangan Calesta satunya, dan Anseli dengan malas menarik dasi Calesta. "Sel, sahabat lo bisa mati kecekik kalo gitu!!!" Kali ini tanduk Maura benar-benar keluar.

"BERISIK!" Bentak orang yang diributkan, Calesta mengadahkan wajahnya dan terlihat mata gadis itu yang memerah bahkan bengkak karena menangis.

"L-lo kenapa?" Tanya Anseli shock.

"Jangan cari gue!" Peringat Calesta berlalu pergi, gadis itu belari tak menentu meninggalkan para sahabatnya.

"Dia kenapa sih?" Tanya Maura heran.

"Gatau, dari pelajaraan Mrs. Mega udah aneh banget, dia kaya orang linglung gitu..." Jelas Anseli menggelengkan kepalanya samar.

"Kita gak bisa diem aja! Kalo dia kenapa-kenapa, gimana?" Velin mendesis, lalu berlari mengejar Calesta.

"Eh, Vel tunggu!"

***

Calesta, yang menyimpan jiwa Zea didalamnya tidak bisa berada ditempat keramaian terlebih dahulu. Dia masih terlalu shock, perasaannya belum bisa menerima semua ini.

Calesta menatap gerbang sambil mengigit bibirnya, dia menunggu satpam itu lengah. Dan yes! Satpam itu tiba-tiba pergi ke toilet, langsung saja Calesta berlari kabur.

Ini bukan dunianya, tempat ini mengerikan. Zea tidak bisa tinggal sebagai Calesta dan menunggu sisa hidupnya dengan mati mengenaskan.

Dia tidak mau!

"Kak, Zea mau pulang..." Berjalan pelan, sesekali Calesta mengusap air matanya yang jatuh.

Dia terlihat berantakan, rambutnya acak-acakan. Dengan seragam yang kusut, dan wajah yang mirip badut, semua make up yang di pakai Calesta pagi tadi sudah Zea hancurkan karena tangisannya.

Tinnnn!!!

"Ah!" Calesta menjengkit kesamping mendengar suara klakson itu, gadis itu menoleh dengan keadaan kacau.

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang