16. Tertipu

25.2K 2.2K 1K
                                    

"Apa? Saya segera kesana sus!"

Tut!

Calesta memutar balik mobilnya yang sudah mendekati arah sekolah, gadis itu menginjak pedal gas dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.

Dadanya terasa sesak, hingga membiarkan cairan bening itu perlahan menetes diwajah yang tanpa ekspresi. "Kenapa alurnya maju mundur? Seharusnya plot itu gak terjadi, sial!"

Calesta memukul stirnya kesal, sesampainya di rumah sakit gadis itu langsung menuju UGD dengan masih mengenakan seragam sekolah. Hari masih terlalu pagi untuk membuat jantungnya shock.

Calesta bertemu Balenca yang sudah menunggu disana, wanita itu terduduk dengan pandangan kosong.

"Mami!" Panggil Calesta membuat Balenca menoleh, "Gimana keadaan papi?"

Balenca menggeleng kepala. "Masih belum tau, Cal. Dokter belum keluar..."

"Adik kamu tau?" Tanya Balenca dibalas gelengan kepala oleh putrinya.

"Jangan kasih tau dulu, dia pasti sudah masuk sekolah."

Mereka sama-sama menunggu dengan hati yang cemas, selama beberapa menit kemudian pintu terbuka dan keluarlah dokter bersama beberapa orang suster yang menangani Kenawa.

"Dok, bagaimana suami saya?" Kedua perempuan itu langsung bangkit.

Dokter menghela nafas berat, "Kondisi pasien kritis bu, kami harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan CT Scan kepala untuk melihat seberapa parah kerusakan jaringan otak akibat benturan keras yang dialami pasien pasca kecelakaan."

Calesta mengigit bibirnya kuat, gadis itu mengusap bahu Balenca untuk menguatkan sang mami. Ketakutan itu akhirnya tetap terjadi, Kenawa koma.

Bagaimana dengan mereka selanjutnya?

Maminya, Kasta, bagaimana?

Calesta memejamkan mata, kepalanya terasa berat dan sedikit pusing. Dalam kegelapan gadis itu melihat bayangan seseorang yang terbaring tak berdaya diatas brankar.

Tittt... Tittt...

Suara alat monitor itu biasa dia dengarkan.

Zea, itu pasti Zea. Namun secepat kilat semua bayangannya berganti menjadi sosok gadis yang selama ini dia lihat ketika sedang berkaca. Ekspresi wajahnya yang terlihat marah dengan tatapan tajam seakan ingin menerkam.

"KAMU TERLALU LAMA ZEAAAA! SEMUANYA AKAN HANCUR, KAMU GAK AKAN BISA KEMBALI. KAMU AKAN... AKAN, MATI!!!"

"Calesta!" Balenca menahan tubuh putrinya yang hampir tumbang, Calesta tersentak kaget dan langsung membuka kedua mata secara tiba-tiba.

Gadis itu mengepalkan tangannya didada, suara Calesta terngiang-ngiang. Akhirnya jiwa pemilik asli tubuh ini muncul didepan Zea, sesaat dia juga dapat melihat keadaannya yang terbaring koma.

Dia yakin semua bayangan itu nyata. Alurnya seakan maju mundur, plot yang seharusnya sudah terlewati bahkan tetap terjadi dan kini Kenawa dinyatakan koma.

Gadis itu menghamburkan diri kedalam pelukan hangat Balenca, menangis dengan keras disana tanpa memperdulikan tempat dan kondisi, dia sungguh lelah. Hanya usapan dari wanita itu yang dia butuhkan saat ini.

Dunia ini, seakan mempermainkannya sejak awal.

***

"Semua orang pasti sedang sibuk sekarang, kamu harus memanfaatkan waktu dengan baik..."

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Where stories live. Discover now