26. Bujukan Bunda Genta

14K 1.1K 103
                                    

Jira bunda Genta tersenyum menyambut kedatangan Calesta, wanita itu lalu memeluknya, menciumi pipi kanan dan pipi kiri Calesta bahkan juga dengan keningnya— selayaknya anak perempuan sendiri yang telah berpisah selama beberapa tahun.

Apa mereka dulu memang sedekat ini?

Entahlah, dia juga kurang banyak tahu tentang informasi Jira, kecuali... Wanita yang memakai hijab ini adalah sahabat karib ibu kandung Calesta, Felisa.

"Duduk sini sayang..." Genta langsung mengambil tempat yang Jira persilahkan, membuat wanita itu segera menepuk paha anak laki-lakinya.

"Siapa yang nyuruh kamu duduk, kak?!" Omel Jira.

"Lah? Katanya bunda duduk," Balas Genta dengan tidak berdosanya.

Jira langsung mempelototi Genta dan mengarahkan putranya itu untuk pindah ke kursi lain, "Ini untuk Cales, kamu disana! Bunda mau deket sama anak perempuan bunda..."

Genta langsung menghela nafas mendengar itu, "Iya... Iya..." Katanya dengan pasrah sambil berpindah ketempat lain.

Dasar, kalau Jira sudah bertemu anak perempuan nya saja si anak kandung pasti terlupakan. Entahlah, Genta tidak tahu siapa pemegang tahta anak kandung disini.

"Kabar kamu gimana, Cal?" Tanya Jira sambil menatap sendu kearah Calesta, yang jelas dia sudah pasti sangat merindukan anak ini.

"Aku baik, tante sendiri gimana?" Tanya Calesta balik.

"Alhamdulillah, tante juga baik..."

Alhamdulillah... Calesta menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba Jira menggenggam tangan gadis itu, "Cales..." Panggil Jira pelan.

Calesta langsung menoleh dan manatap wanita itu, entah mengapa wajah Jira terlihat sangat sedih saat bertemu dengannya. "Bunda sudah mendengar kabar tentang kecelakaan papi kamu, yang tabah ya nak... Mudah-mudahan Yang Maha Kuasa segera mengangkat penyakit Kenawa, maaf bunda belum punya kesempatan jenguk..." Ini juga merupakan salah satu perintah Balenca untuk memperketat keamanan di ruang inap Kenawa, tidak ada pihak yang boleh masuk kesana kecuali kerabat dan tenaga medis.

Wanita itu masih cemas, mereka sekeluarga tetap tidak bisa menerima hasil keputusan penyelidik yang menyatakan bahwa itu kecelakaan tunggal. Balenca masih terus berusaha mencari bukti, sedangkan Calesta juga bertugas untuk terus mengawasi perusahaan.

"Amin, makasih bund. Gapapa, Cales minta doanya aja semoga papi cepet sadar..."

"Iya sayang, bunda sekeluarga pasti mendoakan untuk kesembuhan papi kamu," Jira tersenyum seraya mengelus rambut Calesta, dulu dia masih mengingat saat masa-masa sahabatnya masih hidup; mereka sering membawa anak-anak untuk bermain.

Sejak kecil Calesta dan Genta tumbuh bersama, keduanya selalu menempel dan akan bersekolah ditempat yang sama setiap tahunnya.

Hingga di tahun akhir SMP hubungan Calesta dan Genta mulai merenggang, mereka memilih untuk memasuki SMA yang berbeda. Saling mengasingkan diri dan mencari kesibukan masing-masing, namun Jira tau putranya tidak pernah bisa tenang dan selalu mengawasi Calesta.

Genta memutuskan untuk masuk kedalam sebuah gengster, Jira masih sangat khawatir hingga saat ini. Ibu mana yang akan tenang saat anak satu-satunya bergabung kedalam kelompok yang akan selalu berperang dan saling melawan, namun Genta meyakinkan Jira jika dia melakukan ini semua demi menjaga Calesta dari jauh.

Genta tidak pernah diam, Calesta adalah teman kecilnya yang menyaksikan Genta tumbuh besar bersama. Dia wajib menjaga Calesta sekarang, sebagai jaminannya Genta tidak boleh membuat Jira khawatir. Dia akan selalu berusaha pulang kerumah dalam keadaan sehat, lengkap, dan tidak boleh lecet sedikit pun.

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Onde histórias criam vida. Descubra agora