28. Rayuan Berbisa

13.4K 1.1K 64
                                    

Setelah beberapa menit, Calesta baru siuman dibantu dengan minyak kayu putih yang dioles kan kehidungnya. Maharga tidak henti-hentinya mengoles ulang minyak kayu putih hingga membuat hidung gadis itu memerah kepanasan, dia terlalu panik.

Katanya Calesta hanya kecapean, tapi kenapa belum bangun juga?

Sampai detik itu dimana Calesta menepis tangan tunangannya, lalu segera memperbaiki posisi untuk duduk. "Ah apaan bangsat, panas banget hidung gue!" Teriak Calesta marah-marah, gadis itu menarik selimut untuk menghilangkan minyak kayu putih dihidungnya.

"Sorry," Ujar Maharga tak enak, Calesta menatap sengit kearah sang tunangan sambil terus menggosok bagian yang panas.

"Tanggung jawab, panasnya gamau hilang cepet, Ga!" Kesal Calesta.

Membuat Maharga bergerak mendekat, cowok itu menggapai rahang Calesta dengan kedua tangannya. Hingga gadis itu terpaku— tak berani bergerak sedikitpun.

Entah angin dari mana, Maharga mempunyai nyali untuk mengecup lembut hidungnya.

Cowok itu bahkan menjilat bagian hidung Calesta dengan lidahnya yang hangat, terasa lembut namun sedikit menggelikan bagi Calesta.

BRUKK

"LO NGAPAIN SIH, GA?!" Teriak Calesta shock, gadis itu refleks mendorong bahu tunangannya hingga punggung Maharga menabrak tiang pembatas tirai.

Untung saja disini hanya ada mereka berdua, sepertinya teman-teman Calesta pergi begitu Maharga datang. Tapi kalau sampai dilihat oleh anak-anak petugas PMR atau yang berjaga di UKS, bagaimana?

"Bantu lo hilangin rasa panasnya lah, shitt!" Maharga mendesis merasakan ngilu dipunggungnya, dorongan Calesta benar-benar kuat. Sepertinya gadis itu mengerahkan semua tenaga dalamnya saat berusaha memisahkan diri dari Maharga.

Dengan tampang tak bersalahnya, Maharga menyeka ujung bibir menggunakan ibu jari dengan pelan. Entahlah, rasa hidung Calesta masih terngiang-ngiang dikepalanya, baru hidung saja sudah sangat lembut, bagaimana dengan bibirnya? Manis? Kenyal? Shit!

Kenapa dia bisa membayangkan hal gila seperti ini?

Sementara Calesta tanpa sadar termangu karena menatap gerakan cowok itu yang entah kenapa terlihat sexy dimatanya, apalagi Maharga saat ini sedang memakai baju basket. Memamerkan otot-otot cowok itu yang seakan bersiul memanggil perhatian para gadis.

"Anjing, fokus Ze!" Calesta menggelengkan kepalanya cepat untuk mengenyahkan pemikiran kotor itu, ini pasti karena efek dia membaca komik tadi malam. Calesta bahkan masih hapal dengan semua adegan vulgar didalamnya, ciuman dan kegiatan yang lebih parah lagi yang sekarang sialnya memenuhi otak gadis itu.

Fuck! Otaknya sudah terkontaminasi fiksi.

"Mau lanjut periksa ke dokter?"

"Gue gapapa."

"Cewek bilang gapapa, artinya dia kenapa-kenapa..." Balas Maharga menatap gadis itu serius, dia belum jera mendekat kearah Calesta meskipun punggungnya sudah menjadi korban yang menghantam tiang tadi. Buktinya Maharga kini menggegam tangan tunangannya.

"Pengalaman ya, kak?" Calesta memicingkan matanya penasaran, nadanya terdengar sangat manis namun malah membuat Maharga tak nyaman mendengar itu.

"Lo cemburu?" Cowok itu bertanya dengan suara datar, jenis pertanyaannya sama sekali tidak cocok dengan ekspresi wajahnya yang bagaikan tembok.

"Hah?" Calesta lalu terkekeh geli, are you kidding? Namun, selanjutnya gadis itu malah menganggukkan kepala. "Iya! Gue tunangan lo, Maha. Jadi gue mau saat ini sampai seterusnya lo cuma punya gue, ga ada cewek lain. Ngerti?"

Saving Calesta's Destiny [TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang