67. Akhir Untuk Mereka Semua

1.2K 103 2
                                    

"Yang mulia!"

Siapa? Siapa laki-laki ini?

Apakah dia orang gila? Tapi tidak! Dia memakai baju normal, wajahnya juga normal!

"Anda siapa?" Tanyaku mundur.

"Kau lupa padaku? Bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Ingat aku, Linka!"

"Siapa?"

Aku tidak kenal!

Rambut hitamnya dan mata coklatnya, itu pasaran. Tapi ada yang sedikit mirip dengan seseorang yang kukenal. Wajahnya tidak asing sama sekali.

Dia berdecak kesal dan merenggang punggungnya yang baru saja kubanting.

Dia hampir melecehkanku!

Aku tidak salah!

"Kau benar-benar lupa?" Tanyanya lagi.

"Siapa anda? Kenapa anda tahu nama saya? Apakah anda penguntit?"

"Hah... Aku Arnold!"

Arnold?

"Hah? Siapa?"

"Avariella, aku Arnold!" Pria ini mengambil tanganku dan menyentuhkannya pada dadanya yang berdebar kencang.

Bukan itu saya, dia membawaku ke bagian wajah. Dari dahinya, mati, hidung, dan terakhir bibirnya. Bibir tipisnya.

"Ingat aku!"

"Tidak mungkin!"

"Aku yang menemukanmu lebih dulu, Linka!"

"Tidak! Arnold bukan kau! Dia karakter novel!" Teriakku membahana.

Tidak mungkin pria ini Arnold!

Tapi apa yang dia lakukan sangat persis yang dilakukan Arnold dulu untuk mengingatkanku. Bagaimana bisa? Dia nyata?

"Aku bisa jelaskan! Ayo!"

"Jawab ini dulu!"

Jangan percaya kepada pria asing!

"Apa?"

"Kapan kita berciuman?" Hanya Arnold yang tahu akan hal ini.

"Saat kau menolongku dari Kraken!"

"Kenapa kau mati?"

"Rafael menikam dadaku saat aku menuju tempat pesta dan kaisar yang membunuhku."

Dia tahu! Dia tahu!

Mataku berkaca-kaca dan menangis.

Tapi bagaimana bisa? Yang kutahu Arnold adalah ksatria biasa. Dia bukan seseorang sepertiku yang bertransmigrasi ke hidup orang lain. Dia memiliki pikirannya sendiri.

"Ayo, aku jelaskan!"

🗡️🗡️🗡️

Bahaya!

Kenapa dia membawaku ke apartemennya?

Tapi tempat ini luas dan mahal!

Saat dia ingin membawaku pergi, kakak datang dan hampir menelepon polisi. Tapi aku menjelaskan bahwa Ricky yang menyebut dirinya Arnold adalah temanku. Jadi aku menitipkan Mimi dan menyuruhnya untuk pulang lebih dulu.

Beginilah, akhirnya!

"Kau tinggal sendiri?" Tanyaku duduk di sofa. Anggap saja rumah sendiri.

"Iya, orangtuaku tinggal di tempat lain. Minum!" Ricky memberiku botol minum masih tersegel.

Berarti ini aman untuk di minum. Aku melirik Ricky yang mengambil sesuatu dari dalam tas. Mungkin sebuah kertas, bukan laptop? Untuk apa? Kami sedang tidak menonton sesuatu. Aku butuh penjelasan!

True Love Mister ( END )Where stories live. Discover now