35. Pertarungan Keras

775 94 0
                                    

"Kerahkan segala kemampuanmu! Aku lahir dari keluarga ksatria! Ayahku adalah ksatria terkuat yang pernah ada! Jangan remehkan aku!" Aku mendorong tubuh Rafael mundur.

Apa dia mengira ini hanya main-main saja?

Rafael mundur dan memegang senjatanya erat. Apakah dia tidak tahu betapa tindakannya akan mengubah seluruh kekaisaran ini dengan darah?

Dimana jalan pikirannya menjadi komandan ksatria selama ini?

Apa otaknya tertinggal di hutan itu?

"Hentikan yang mulia. Saya tidak meremehkan anda, saya tidak bisa melihat anda terluka."

"Kalau begitu aku akan melukaimu brengsek!" Aku berlari dan menerjang tubuhnya yang belum memberikan perlawanan padaku.

Lupakan tentang pria hot!

Dia itu bodoh seperti Valentio! Pria yang hanya mengetahui tentang perang dan perang saja!

Apa dia tidak memikirkan dampaknya? Nyawa semua orang dipertaruhkan. Terutama nyawa para ksatria di medan peperangan. Mereka adalah orang-orang yang siap mati untuk kaisar atau raja. Tapi apakah kesejahteraan mereka di pedulikan? Apa hidup mereka dijamin? Bagaimana dengan keluarga mereka? Bagaimana jika mereka mati dalam penyesalan?

Pranggg...

Suara pedang saling bertubrukan. Aku memandang mata abu-abunya. Mata yang begitu penuh aura pembunuh.

Pranggg...

Dia baru saja berubah! Aku suka! Dia mulai serius bertarung denganku.

Suara pedang saling bersahut-sahutan memenuhi tempat ini. Tidak ada celah untuk kalah atau terluka. Aku dan Rafael terus bertarung tanpa henti. Tidak ada yang ingin mengalah. Aku ingin tahu betapa kuatnya dia dan dengan begitu aku tahu. Bagaimana kekuatan Valentio. Tubuhku menunduk dan memberikan sebuah pukulan pada perut Rafael.

"Ugh..."

"Kau lengah!" Aku tersenyum mengejek.

"Saya bukan lengah yang mulia!" Rafael menggenggam sesuatu berwarna merah ditangannya.

Rambutku? Aku menyentuh rambut merahku yang telah hilang beberapa helai. Bukan beberapa lagi! Tapi banyak! Aku menatap horor bagaimana rambutku berjatuhan di tanah.

Rambutku yang berharga!

Sialan! Sialan! Sialan!

"Hahahaha... Mati kau!"

Aku berlari dan menyerangnya secara bertubi-tubi. Dia bisa melukaiku tapi tidak dengan rambut merahku. Sialan. Beraninya dia mengambil rambut yang kurawat dengan susah payah ini! Dia tidak tahu betapa aku mengambil kotoran kuda dan menahan bau hanya untuk membuat rambutku lurus? Rambut asli Avariella adalah bergelombang ketinting yang sulit untuk di urus.

Sialan.

Beraninya dia merebutnya dariku!

Bahkan Nela juga susah payah membantuku membersihkannya!

"Yang mulia!"

"Mati kau bajingan gila!"

"Arghttt..." Rafael mundur dan memegangi lengannya yang mengeluarkan darah.

"Hari ini, kau akan mati ditanganku Rafael!" Aku menerjangnya lagi tanpa ampun, memukulnya, menendangnya, menyayat tubuhnya, dan banyak hal lagi sampai aku bisa melihat dirinya tidak berdaya di atas tanah.

Rafael terkapar dengan terus memegangi lengannya yang bercucuran darah. Aku menekan dadanya dan berniat untuk menginjaknya. Tapi rasanya sayang membiarkan dia mati disini. Aku menyentuh rambutku dan memotongnya dengan pedang.

True Love Mister ( END )Where stories live. Discover now