31. Pergi Jauh Sana

962 104 1
                                    

"Segera temukan dia!" Aku tersenyum pada rombongan Rafael yang akan menyelamatkan Valentio.

Jangan temukan dia! Semoga kalian tersesat dan pulang tanpa kaisar itu! Aku akan menjaga tanah ini dengan baik-baik dan menikah dengan orang lain. Mungkin Arnold atau siapapun itu!

Hahaha...

Pergi jauh sana! Aku tidak peduli!

Hahaha...

"Sir Rafael, aku percaya kalian bisa menemukannya! Kau tahu bukan titik yang kuberikan padamu semalam. Kemungkinan besar dia berada disana sesuai peta yang dia berikan padaku. Karena daerah itu memiliki bebatuan, dia akan bersembunyi mungkin disebuah gua."

Aku tidak bohong!

Sebelum Valentio pergi dia memberitahu tentang wilayah yang akan dia jajah. Salah satunya hutan yang belum terjamah. Entah apa alasannya tapi dikehidupanku juga seperti itu.

Mungkin jika dia membutuhkan bantuan, aku harus membantunya. Di cerita asli, Avariella akan memberitahu Ilario.

"Saya akan menyelamatkannya yang mulia!"

"Terima kasih! Semoga berhasil!"

Semoga gagal!

Mereka semua pergi dengan Rafael yang memimpin jalan. Baiklah, hari ini aku akan memeriksa tanah dan menelitinya dengan Ranieri. Dimana dia? Apakah dia sedang menelitinya lebih dulu?

"Arnold, ayo pergi! Apakah kau masih marah padaku? Ayahku baik-baik saja sungguh! Dia sudah kembali pulang semalam. Jangan terlalu memikirkannya!"

"Bagaimana bisa saya melukai ayah anda?" Arnold menundukkan wajahnya.

"Lihat aku! Dia tidak keberatan jika terluka agar tahu kemampuan ksatria putrinya. Kau berhasil Arnold! Berbanggalah! Tatap aku!" Aku mengangkat dagunya untuk melihatku.

Wajahnya begitu sembab sampai aku paham bahwa dia sedang tidak baik-baik saja semalam. Apakah dia menangis? Ataukah dia merasa jijik karena aku menciumnya?

"Ayahku adalah seorang raja! Dia memiliki harga diri tinggi. Tidak apa-apa, Arnold!"

"Saya melukainya, mengatakan hal buruk juga, apakah saya akan dihukum?"

"Kenapa kau sangat takut?"

"Karena saya harus menjadi ksatria anda! Bagaimana saya bisa mati sedangkan saya harus melindungi anda?"

Ya ampun! Ayah!

Dia sangat lucu! Bisakah aku mengurungnya di dalam kamarku? Dia takut mendapatkan hukuman karena telah melukai seorang raja? Begitu? Memang itu benar tapi aku adalah anak yang meminta bantuan ayahnya. Ayah terluka juga karena dia tidak bisa menghindari serangan dari Arnold!

"Maka balaslah untuk melindungiku, Arnold! Itu saja cukup! Apa kau tidak marah saat aku mencium pipimu? Aku minta maaf soal itu! Aku hanya senang saja kau berhasil mengalahkan ayahku sendiri. Maaf!"

"Saya tidak masalah untuk itu. Terutama karena saya tahu anda sering menggoda saya tapi kedepannya anda tidak bisa melakukannya lagi!"

"Baiklah! Jika kau merasa bersalah pada ayahku, kirim saja surat permintaan maaf."

"Baik." Arnold menggaruk pipinya.

"Ayo! Aku memiliki urusan dengan seseorang!"

🗡️🗡️🗡️

Jadi dia Ranieri?

Dari penampilannya dia memang seorang peneliti dengan jubah putih, kacamata besar yang aneh, rambut putih kusut seperti nenek-nenek, kulit putih pucat, lalu sepatu yang...

Yang sangat lusuh.

"Yang mulia saya telah mencoba untuk menanam beberapa benih pada tanah ini. Kita hanya perlu menunggunya selama tiga hari! Saya mencoba mencampurkan tanah dengan beberapa pupuk. Juga menambahkan zat tanah yang dapat menunjang kesuburan tanaman. Karena dia tidak mengandung humus, saya mencoba membuat pupuk organik dan mencampuradukannya. Jadi saya harap anda bisa menunggu penelitian saya ini!"

"Bagus! Aku akan menunggunya, aku hanya memberitahu mereka untuk menanam umbi-umbian dan kacang-kacangan di tanah mereka dan itu berhasil. Sayangnya untuk bibit tanaman akan sulit tumbuh. Ranieri, aku serahkan semuanya padamu. Semoga saja ini berhasil mengubah tanah gersang mereka. Oh, Arnold bagaimana dengan desa mu dulu? Apa yang kau tahu tentang tanah disana?"

Arnold berasal dari wilayah itu otomatis dia tahu banyak hal tentang kampung halamannya. Aku perlu tahu banyak dan mencoba banyak penelitian. Aku juga harus mencoba olahan dari umbi-umbian dan kacang-kacangan. Mereka hanya tahu cara pengolahan sederhana, seperti di kukus, bakar, dan lainnya tanpa mengubah bentuk asli.

Sebagai seseorang yang tinggal di zaman modern, aku harus memberitahu mereka cara mengolahnya dengan baik dengan cita rasa memikat lidah!

"Seperti yang ada katakan, bahwa disana mudah menanam umbi-umbian dan kacang-kacangan tapi tidak dengan sayuran atau tanaman lainnya. Kami biasanya membakar umbi dan memakannya dengan kacang-kacangan yang dikukus."

Ah, baiklah aku paham rasanya.

"Jika kau mengalami kesulitan beritahu aku. Juga apapun yang kau perlukan segera beritahu Benjamin! Dia akan mengurusnya. Kalau begitu teruskan apa yang kau lakukan, Ranieri! Aku harus pergi ke tempat lain!"

"Baik yang mulia!"

Tugas apa lagi sekarang?

Pergi menemui Benjamin!

Rasanya aku tidak pernah mengalami liburan yang menyenangkan sama sekali. Selalu sibuk sampai aku lupa bahwa sebentar lagi adalah acara itu! Kali ini aku tidak akan pergi kesana dan mengikuti langkahnya lagi.

"Yang mulia?"

"Hmm?"

"Apa anda akan terus bekerja sekeras ini?"

"Iya mungkin sampai mati! Kenapa? Kau mau membantuku mungkin seperti menyemangatiku!" Aku tersenyum dan berjalan melihat taman yang akan selesai seminggu ini.

Bunga Peony itu, pasti sangat indah saat mereka tumbuh bersamaan. Aku ingin lihat bagaimana mereka akan memperindah tempat ini dengan kelopak-kelopak mereka.

Saat itu tiba, aku akan melukis wajah Arnold!

Dia yang memiliki ide ini, mungkin bunga ini adalah bunga kesukaannya.

"Bagaimana cara saya menyemangati anda?" Tanya Arnold.

"Dengan ini!" Aku menyentuh bibir Arnold.

Alis Arnold terangkat, dengan segala responnya padaku dan kewarasannya. Aku akan tetap berjalan juga pada kewarasanku yang hampir menghilang sedikit demi sedikit. Jika aku kehilangan kendali, mungkin aku akan menjadi orang gila.

Setidaknya seseorang akan memberitahuku tentang apa kekuranganku tanpa rasa takut untuk dihukum.

Cupp...

"Heh?"

Arnold mundur dan menutup mulutnya. Apa ini tadi? Aku menyentuh bibirku dan menatap Arnold yang begitu memerah. Apa tadi itu?

"Jadi apakah anda bersemangat yang mulia?"

"Hah?"

Apa?

"Hey! Arnold! Aku mengatakan bahwa dengan kau berbicara aku bersemangat, bukan menyuruhmu untuk menciumku! Kau mesum!" Aku menutup wajahku dan berlari menjauhinya.

Apa tadi itu? Jantungku berdebar-debar dan apa ini? Aku malu!

🗡️🗡️🗡️

Salam ThunderCalp!🤗

Makanya yang jelas kalau omong, kan Arnold salah paham!🤭

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

True Love Mister ( END )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt