37. Tamu Sangat Istimewa

781 103 1
                                    

"Yang mulia permensuri!"

Seorang anak melambaikan tangannya padaku. Dia memiliki rambut emas dan mata emas juga. Senyuman hangat terpancar dari wajahnya. Dia pasti baru berusia lima tahun. Dia masih sangat kecil sampai dimana dia memperlihatkan giginya. Gigi depannya hilang secara misterius. Aku menahan tawa dan mendekati Alice. Dia memiliki rambut pendek sepertiku juga.

"Hallo, Alice!" Sapaku tanpa memperhatikan pandangan orang-orang yang tertuju padaku.

"Yang mulia! Nama saya Alice Be Meo! Saya putri ayah yang paling cantik! Salam kenal yang mulia."

Lucunya!

Tubuhku membungkuk dan membawa Alice ke gendonganku. Dia sangat ringan dan menggemaskan! Terutama dua giginya yang hilang ini. Aku tidak akan memberinya makanan manis! Anak ini pasti dimanja ayahnya sampai memiliki dua gigi hilang. Aku menatap Alice yang begitu cantik.

Siapa ini? Cantiknya.

"Yang mulia. Saya senang bisa bertemu dengan anda, saya juga melihat kereta cantik anda. Saya juga suka lukisan yang anda kirim! Itu sangat cantik sampai saya lupa untuk memajangnya di rumah."

"Lalu kau apakan lukisan itu?" Tanyaku merapikan rambutnya yang berterbangan.

"Saya memeluknya! Jadi saya memaksa ayah untuk menemani saya datang kemari. Yang mulia, katanya anda memiliki taman bunga peony! Dimana itu? Apakah bunga itu kesukaan yang mulia?"

"Aku suka bunga apapun Alice tapi bunga peony adalah bunga yang sangat cantik. Aku mau melihatnya? Hari ini aku khusus untuk menemanimu saja."

Ada Benjamin dan Angelo yang akan mengurus semuanya. Aku harus menikmati waktu berharga ini dengan tamu spesialku kali ini! Anak manis ini harus melihat banyak hal di Fenella. Aku juga ingin melukis wajah cantiknya saat ini. Betapa lucunya dia!

Aku melihat orang-orang yang masih diam di tempat.

Bagaimana jika aku menculik Alice?

"Selamat datang di Fenella, Raja Olivero. Bagaimana perjalanan anda?"

"Sangat menyenangkan tentu saja!" Olivero tersenyum aneh.

Aneh karena dia menatap kakinya sendiri. Apa dia tidak bisa melihat lawan bicaranya?

"Saya harap anda menikmati waktu anda di Fenella. Saya akan mengantarkan anda Raja Olivero, anda dan Putri Alice pasti begitu lelah selama di perjalanan menuju Fenella. Yang mulia kaisar, saya akan mengantarkan mereka untuk beristirahat."

"Antarkan mereka dan segera datang menemuiku nantinya!" Valentio menatapku tajam.

"Iya." Aku tersenyum dan melihat wajah Alice yang sangat manis.

Dia pasti ingin tahu sesuatu tentang kenapa tiba-tiba mereka datang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Aku juga terkejut saat tahu mereka datang hari ini. Bagaimanapun mereka adalah tamuku bukan tamu Valentio. Jadi lebih baik untuk mereka tinggal di kamar tamu milik daerah kekuasaanku. Tempat itu juga tidak kalah indah.

Aku bisa lebih dekat dengan Alice dan membuatkannya makanan enak.

Dia pasti suka sesuatu yang lembut tanpa dikunyah.

Gigi anak kecil memang sering seperti ini. Mereka terlalu banyak makanan yang merusak gigi dan jarang menggosok gigi dengan benar. Terutama jika seseorang memanja mereka.

"Ini kebunnya. Tapi kebun ini belum selesai. Jadi masih terlihat seperti ini. Apakah cantik?" Tanyaku.

"Iya! Warnanya cantik, wahh..."

"Tapi kita tidak bisa terus berada disini. Ini kebun milik selir. Kebunku berada di tempat lain, disana penuh dengan bunga mawar. Apakah kau mau melihatnya?"

True Love Mister ( END )Where stories live. Discover now