Menikmati Moment

219 12 0
                                    

Pagi yang cerah, Keysa sudah siap untuk pergi kekampus. Semalam ia merengek untuk pulang dengan alasan sudah membaik. Akhirnya mereka semua terpaksa mengijinkan dan memutuskan untuk berpisah diparkiran. Ehfaz dengan adiknya, Khafi yang pamit karna memakai motor saat kerumah sakit, dan Keysa yang pulang bersama keluarganya.

"Pagi"

"Pagi sayang, loh kamu mau kemana udah rapih." Tanya Nayara melihat anaknya itu sudah rapih dengan tas ransel nya.

"Mau kekampus."

"Keysa kamu baru semalam keluar dari rumah sakit loh nak." Lanjut Negara merasa khawatir.

"Keysa udah gak papa kok mah, lagian kan lukanya juga udah diobatin."

Nayara hanya bisa tersenyum melihat betapa semangat Keysa. walaupun sedikit khawatir, tapi Keysa putrinya itu kuat, tidak pernah mengeluh, dan itu cukup untuk sedikit menenangkannya. Lagipula anaknya itu sangat keras kepala, dilarang pun akan tetap pergi.

Keysa mengambil tempat disamping Khafi, entah datang jam berapa tapi Khafi sering sekali berada dirumahnya sepagi ini, yang bahkan waktu baru menunjukan pukul 07.28.

"Kamu yakin mau kuliah sekarang?." Tanya Khafi menatap Keysa tanpa ekspresi.

"Aku udah gak papa kok."

"Yaudah." Balas Khafi, yang entah kenapa Keysa malah merasa kesal karna Khafi terkesan tidak perduli terhadap dirinya. Kenapa Khafi tidak membujuknya untuk tetap tinggal. Lihat, sekarang tunangannya ini malah sibuk dengan handphonenya. Dan Keysa memulai sarapannya yang sudah disiapkan Nayara untuknya dengan sedikit kesal.

"Saya sudah kirim alamat ke nomor kamu, suruh supir yang saya minta semalam datang sekarang, jangan terlambat." Ucap Khafi kepada lawan bicara di telfonnya. Dan langsung memutus panggilan itu tanpa lagi ada basa-basi diakhir.

"Kamu butuh --- supir untuk siapa?." Tanya Keysa dengan mulut yang sibuk mengunyah.

"Buat kamu."

Keysa yang mendengar jawaban Khafi seketika langsung tersentak menatap tunangannya itu.

"Hah, kok aku, Khaf aku gak mau, lagian tangan akukan baik-baik aja, kamu cancel aja yah"

"Bukan hanya untuk sekarang sayang, tapi seterusnya."

"Apa?!." Teriak Keysa terkejut. "Gak mau, pahhhhh. " Rengek Keysa beralih menatap Rafif, dulu orang tuanya memang menyediakan supir untuk Keysa, tapi berkat rayuannya Keysa berhasil menyingkirkan supir itu dan mandiri.

"Papah udah bicarain ini sama Khafi, dan papah setuju." Jawab Rafif dengan santainya.

"Pah kita udah sepakat dulu, Keysa gak mau pakai supir."

"Kejadian semalam gak bisa papah hiraukan gitu aja, apalagi kamu sering banget ditinggal sendiri dirumah. Papah gak mau nantinya terulang kejadian seperti ini lagi." Ucap Rafif dengan tegasnya.

"Maaf, tapi Keysa janji---."

"Gak ada alasan lagi sayang." Ucap Khafi memotong ucapan Keysa. Keysa hanya bisa memberenggut dan menyudahi sarapannya dengan kesal. Ia tidak mau memakai supir karna itu sama aja dengan pengawalan, seperti ia yang terlihat lemah.

"Keysa." Panggil Nayara.

"Gak mau mah."

"Kenapa sih gak mau, kamu kan jadi bisa istirahat di mobil gak harus nyetir. Mamah juga setuju kok, kamu harus ada yang jaga sayang, kamu kan sering keluar malam. Please jangan buat kami ngerasa bersalah lagi ya, sayang." Lanjut Nayara memberi pengertian dan itu berhasil meluluhkan Keysa. Bukan lagi rasa khawatir, tapi berulang kali setiap Keysa terluka saat ini mereka akan meminta maaf karna tidak selalu menemaninya. Dan Keysa tidak tega melihat keluarganya itu merasa bersalah.

KeysaWhere stories live. Discover now