Teman Baru

229 20 10
                                    

Berdiam diri di balkon saat malam hari adalah hal yang paling menenangkan untuk Keysa. Ditemani udara dingin yang menusuk kulitnya, ia mulai memejamkan mata sambil berusaha mengosongkan pikiran. Ada banyak hal yang terjadi didalam kehidupannya, bahkan bisa dibilang ia diberi anugrah hidup untuk yang kesekian kali. Setelah merasakan bagaimana rasanya koma berbulan-bulan dirumah sakit, dan juga beberapa kali kesempatan selamat dari asma yang dideritanya.

Tidak ada yang spesial yang berubah dihidupnya kali ini, semua terasa sama. Tapi sekarang semua jauh lebih menenangkan disaat Keysa menyadari apa itu arti bersyukur. Mungkin dahulu Keysa merasa kesepian dikondisi seperti sekarang, tapi semuanya sudah berlalu, Tuhan memberinya kesempatan hidup itu sudah lebih dari cukup untuk ia hidup dengan berbahagia. Koma dirumah sakit dengan biaya yang tidaklah murah, ia banyak berhutang kepada keluarganya. Dan tidak mengeluh adalah salah satu cara untuk membalas penantian mereka menunggunya terbangun saat itu.

Dan di keheningan ini, Keysa tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia mulai mengeluarkan handphone untuk menelfon seseorang.

"Iya sayang?." Sapa Andra yang saat ini masih berada dikantor, Keysa menelfon abangnya kali ini.

"Bang Andra udah dapat sekretaris?." Tanya Keysa, belum lama ini abangnya itu sempat membahas dirinya yang kesulitan dalam mencari sekretaris yang cocok. Dan salah satunya adalah karena rata-rata pelamar adalah perempuan, sedangkan Andra menginginkan laki-laki.

"Belum ada yang cocok Key, kenapa?."

"Temanku lagi butuh pekerjaan, aku minta dia untuk coba ngelamar sama abang yah, laki-laki kok."

"Boleh, kamu ajak aja kekantor yah."

"Makasih bang."

"Sama-sama sayang, kamu lagi ngapain?."

"Gak lagi ngapa-ngapain sih bang. "

"Yaudah istirahat sana, abang tutup yah telfonnya, sorry sayang abang lagi banyak kerjaan." Sesal Andra harus menutup telfon adiknya itu yang pastinya merasa kesepian dirumah sendirian.

"Okey gak papa, abang jangan lupa makan."

"Heheh okey sayang, good night Keysa."

Dan telfonpun terputus, namun sebelum ia sempat menyimpan kembali handphone nya kedalam saku, sebuah tarikan dilengan mengagetkannya.

"Khafi." Panggil Keysa saat melihat wajah Khafi dengan jelas, bahkan kini ada senyum tipis dibibirnya melihat tunangannya berada dihadapannya saat ini. Namun melihat Khafi yang tak kunjung membalas senyumnya, Keysa mulai menyadari jika laki-laki itu dalam keadaan tidak baik, terlihat dari tatapan matanya yang menajam.

"Masuk Key, diluar dingin." Khafi menarik Keysa masuk kedalam kamarnya, dan Keysa hanya bisa mengikuti langkah tergesanya Khafi itu.

"Kamu kenapa?. " Tanya Keysa yang menyadari sikap berbeda dari tunangannya itu.

"Mau kamu apa sih Key?. " Tanya balik Khafi kembali menghadap Keysa.

"Aku kenapa?. " Bingung Keysa melihat Khafi yang saat ini terlihat menahan amarahnya.

"Kamu memang sengaja mau bongkar hubungan kita?. "

"Maksudnya?." Keysa kini benar-benar merasa bingung, terlebih Khafi saat ini terlihat sangat frustasi berbicara kepadanya.

"Intan udah jelasin semuanya Key." Ucap Khafi dan langsung membuat Keysa seakan tersadar, jadi karena masalah Intan dengannya tadi pagi.

"Aku memang bermasalah sama dia Khaf, tapi sedikitpun aku gak pernah bahas hubungan kita."

KeysaWhere stories live. Discover now