Ryan dan Syerli

472 55 13
                                    

Ryan POV

' Maafin gua Syer ' pikir Ryan saat ini, ada rasa bersalah saat ia mengucapkan kata-kata kasarnya itu kepada Syerli yang sudah bersahabat lama dengannya. Bahkan saat mengingat tangan ini dengan mudahnya menampar wajah perempuan itu. Ryan sangat menyesal, ia tidak bermaksud untuk menyakitinya. Amarah saat itu sudah mengendalikan dirinya.

' lo ngusir gua Yan ' tangisan Syerli dan kata-katanya selalu terngiang dalam pikiran Ryan. Ia menyesal, ia harus menemui Syerli setelah ini untuk meminta maaf, sama sekali gaada dipikiran Ryan untuk mengusir perempuan itu dalam hidupnya. Ryan mau Syerli yang dulu, Syerli yang penuh dengan keramahan, Syerli yang baik dan selalu menolong orang. Bukan Syerli yang penuh kemarahan dan kebencian.

" Ryan, HP lo geter tuh " Ucap salah satu mahasiswi yang berada di hadapan Ryan. Ryan yang masih termenung pun tidak menyadari ucapan dan bahkan handphone yang sedari tadi bergetar dihadapannya.

" Ryan! " Panggil perempuan itu lagi dan langsung menyadarkan Ryan dari pikirannya.

" Kenapa? " Jawab Ryan sedikit tersentak dengan panggilan teman seorganisasinya itu.

" HP lo geter dari tadi, kenapa si lo? " Ucap perempuan itu sedikit sinis karena merasa terganggu dengan getaran handphone Ryan dimeja yang saat ini ia pakai juga untuk menyelesaikan tugas di laptopnya.

" Halo Ryan " Dan Ryan pun langsung mengangkat panggilan itu yang ternyata dari temannya Satya.

" Iya Sat kenapa?, gua udah diruang BEM nih, lu pada dimana? " Ucap Ryan, yang sudah tiga puluh menit yang lalu sampai diruang BEM.

" Lu keruang kesehatan aja sekarang. " Ucap Satya, teman satu BEMnya itu yang sebelumnya diminta Arka untuk menghubungi Ryan terkait kejadian Syerli sebelumnya. Karena salah satu alasan Syerli ingin mengakhiri hidupnya adalah karna Ryan, jadi menurut Arka laki-laki itu yang harus menjaga Syerli dan memenangkan perempuan itu.

" Ah, ngapain ke ruang kesehatan, yaudah gua kesana deh "

" Ok, cepet ya " Dan telfonpun ditutup sepihak oleh Satya, sebenarnya Ryan dibuat bingung dengan temannya itu. Karena sejak awal panggilan itu terhubung, suara laki-laki itu terdengar seperti cemas dan terkesan terburu-buru.

Dan tanpa berpikir panjang, Ryan dengan langkah cepatnya ingin segera sampai ke ruang kesehatan. Rasa cemas Satya seakan menular kepadanya. Ditambah lagi mereka seharusnya berada diruang BEM bukan ruang kesehatan.

Tok tok tok

Setelah tiga kali ketukan, Ryan langsung membuka knop pintu ruang. Disana sudah terlihat beberapa teman organisasinya yang seperti sedang menjaga seorang perempuan yang tertidur dibrankar kasur ruang itu.

" Eh kenapa? " Tanya Ryan masih belum mengetahui siapa perempuan yang berada dibalik tirai itu.

" Syerli " Ucap Satya sambil menunjuk kearah perempuan yang tertidur itu, dan betapa terkejutnya ia saat mendapati orang yang sedari tadi mengganggu pikirannya sedang terbaring lemah diruang kesehatan.

*****

" Kenapa harus seperti ini Syer ".

Setelah kepergian Kesya dan Arka, Satya menghampiri Syerli yang saat itu masih dalam kondisi kacaunya, namun saat Satya yang hendak membantu Syerli berdiri. Syerli tiba-tiba pingsan dan untung saja Satya siap menangkapnya. Satya yang saat itu Prihatin dengan kondisi perempuan dihadapannya langsung menggendong perempuan itu menuju ke ruang kesehatan. Dan diperjalanan ia dibantu dengan rekan se organisasinya untuk membawa Syerli ke ruang kesehatan. Dan disinilah Syerli berada, sesuai permintaan Arka, Satya menelfon Ryan dan meminta Ryan untuk menjaga Syerli agar perempuan itu tidak sendiri, dan tidak melakukan percobaan bunuh diri kembali.

KeysaWhere stories live. Discover now