BAB 44

134 22 0
                                    

Ø Mungkin ada beberapa typo

Ø Bahasa Baku dan Non-Baku

Ø EYD masih belum sempurna

Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG

Ø Dewasa 21+

Ø Adegan seks eksplisit

Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.



Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!

***



Setelah kepulangan Satya dari rumah sakit, pemuda itu mulai fokus mengerjakan proposalnya. Sesekali ia bertanya kepada Elvan yang dengan senang hati akan memberikan arahan kepada Satya. Selain itu Elvan juga membantu untuk mengoreksi proposal Satya. Karena ia tidak ingin suami tercintanya mendapatkan omelan dari dosen pembimbing.

Walau Elvan dengan suka rela membantu Satya mengoreksi proposalnya, ia melakukannya dengan serius supaya Satya bisa menyelesaikan proposalnya dengan baik. Ia tidak ingin karena bantuan dari dirinya, Satya mengerjakan proposalnya dengan asal-asalan. Lagi pula ia melakukan itu juga demi kebaikan Satya. Supaya pemuda itu bisa mengingat setiap materi yang ia kerjakan. Akan tetapi ia tidak sekeras para dosen pembimbing dalam mengoreksi proposal mahasiswanya.

Elvan juga meminta Satya hanya fokus dengan proposal dan tidak mengizinkan suaminya ke dapur untuk memasak ataupun membersihkan kamar. Elvan tidak ingin Satya kelelahan sehingga mengganggu pemuda itu untuk mengerjakan proposal. Ia ingin suaminya hanya fokus dengan belajarnya saja.

Elvan juga selalu mengawasi pola makan dan tidur Satya, karena ia hafal betul sifat Satya. Kekasihnya itu akan lupa makan dan begadang kalau sudah larut dalam pekerjaannya.

“Sayang, makan dulu.” Elvan meletakkan makanan yang baru saja masak di lantai dekat Satya. “Setelah itu baru dilanjut lagi ngerjakan proposalnya.”

Karena dirinya melarang Satya untuk memasak, semua pekerjaan rumah Elvan ambil alih. Namun kalau ia kelelahan, Elvan akan membeli atau mengajak Satya makan di luar. Atau bisa juga Elvan memesan makanan jika dirinya benar-benar sangat kelelahan sepulang bekerja.

Satya menyimpan filenya sebelum mengubah laptopnya menajdi mode sleep. Lalu ia duduk di hadapan Elvan yang menyerahkan piring berisi nasi kepadanya.

“Besok siang kamu masih ada kuliah tidak?” tanya Elvan di sela-sela makan malam mereka.

“Nggak ada. Kenapa, Van?”

“Besok kan jadwalmu periksa ke Dokter Rayan. Besok siang aku akan mengantarmu untuk periksa.”

“Oh iya, aku hampir aja lupa.” Satya tertawa kaku.

Elvan menggeleng kepala. “Ya sudah, kamu makan yang banyak.”

Mereka makan malam di selingi dengan canda tawa. Setelah makan malam, Satya kembali melanjutkan pekerjaannya mengerjakan proposal sementara Elvan mencuci piring.

Belahan Jiwa [BL | MPREG]Where stories live. Discover now