BAB 10

283 29 13
                                    

Ø Mungkin ada beberapa typo

Ø Bahasa Baku dan Non-Baku

Ø EYD masih belum sempurna

Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG

Ø Dewasa 21+

Ø Adegan seks eksplisit


Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.



Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!


***



"Ada apa, Tuan Muda?" tanya Arven yang melihat wajah Elvan tampak tidak bahagia. "Apa ada masalah?"

Saat ini mereka berada di ruang kerja Elvan setelah mereka melakukan pertemuan dengan Tuan Gaven

Elvan menghela napas. "Tidak ada masalah serius. Hanya masalah sepele."

"Masalah sepele apa yang bisa membuat Tuan Muda begitu tampak tidak bahagia saat ini?" tanya Arven penasaran.

Elvan menatap Arven yang duduk di meja kerjanya yang juga menatap ke arahnya. "Aku sudah membuat kesalahan kecil kepada Satya."

Arven mengernyitkan kening, tidak mengerti.

Elvan menghela napas pelan.

"Tadi pagi saat kami sarapan bersama, Satya bertanya kepadaku kapan aku akan pulang ke rumah," cerita Elvan sambil mengingat kejadian tadi pagi. "Aku lupa bahwa pernikahan kami ini hanya pernikahan pura-pura di mata Satya, dan aku berkata dengan nada sedikit marah saat menjawab pertanyaannya tadi. Membuat suasana di antara kami menjadi canggung hingga kami berpisah tadi. Aku tidak tahu bagaimana caranya membujuk Satya. Apa kamu bisa memberiku saran, Ven?"

"Kalau begitu Tuan Muda belikan saja bunga saat pulang nanti, biasanya kekasih yang marah atau merajuk akan luluh hatinya jika diberi kejutan atau hadiah kecil dari pasangannya," saran Arven.

Elvan menggelengkan kepala. "Rasanya kurang pas jika aku memberi bunga untuk Satya."

Elvan takut jika Satya semakin marah jika ia memberi bunga. Karena kebanyakan bunga itu disukai oleh kaum perempuan.

"Bagaimana dengan makan malam romantis di luar?"

Sepertinya itu ide bagus. "Tapi Satya masih belum mencintaiku. Bagaimana bisa aku membuat makan malam yang romantis? Bisa-bisa dia marah kepadaku."

Ya, saat ini Satya memang tidak mencintainya. Ini adalah cinta sepihak dari Elvan. Namun Elvan berjanji kepada dirinya sendiri jika ia akan membuat Satya jatuh cinta kepadanya. Elvan rela menunggu—walau membutuhkan waktu lama—hingga Satya mencintainya. Sebab apapun yang terjadi Elvan tidak akan pernah melepaskan Satya.

"Kalau begitu saya tidak mempunyai saran lagi, Tuan Muda. Karena saya sendiri belum pernah menjalin hubungan asmara, apalagi hubungan sejenis."

Elvan kembali menghela napas untuk yang kesekian kalinya.

Selama ini Elvan juga tidak pernah menjalin asmara. Sehingga ia tidak tahu bagaimana mencairkan suasana canggung yang terjadi di antara pasangan. Selama ini ia hanya mencari referensi tentang bagaimana cara menyenangkan pasangan—di kamar, tidak untuk membujuk pasangan yang marah, merajuk dan sebagainya.

Belahan Jiwa [BL | MPREG]Onde histórias criam vida. Descubra agora