BAB 14

252 31 9
                                    

Ø Mungkin ada beberapa typo

Ø Bahasa Baku dan Non-Baku

Ø EYD masih belum sempurna

Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG

Ø Dewasa 21+

Ø Adegan seks eksplisit


Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.



Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!


***



"Tuan Muda, ada apa?" tanya Arven yang berjalan satu langkah di belakang Elvan ketika ia mendengar Elvan menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Selama rapat tadi, Arven memperhatikan jika Elvan tidak fokus, pemuda itu seperti sedang memikirkan sesuatu.

Sebenarnya sudah lima hari ini Arven melihat Elvan yang sering kehilangan fokusnya. Elvan juga tampak gelisah dan sering menghela napas. Selama ini Arven membiarkannya, tetapi sekarang Arven tidak bisa melihat tuan mudanya seperti itu, itu seperti bukan tuan mudanya yang biasanya.

Elvan menghela napas untuk yang kesekian kalinya sebelum menjawab, "Satya ingin bertemu dengan kedua orang tuaku."

Walaupun Elvan sudah berjanji untuk mengajak Satya bertemu dengan kedua orang tuanya, tetapi tidak dapat dipungkiri jika Elvan masih takut untuk mempertemukan Satya dengan ayahnya.

Arven terdiam.

Laki-laki itu masih ingat jika Elvan pernah bercerita kepadanya tentang ayahnya yang tidak menyetujui Elvan berhubungan dengan Satya.

"Kalau begitu Tuan Muda tidak perlu mempertemukan Tuan Satya dengan Tuan Besar," saran Arven.

"Sayangnya aku sudah berjanji kepada Satya untuk mempertemukannya dengan kedua orang tuaku," kata Elvan dengan putus asa.

Arven membuka pintu ruang kerja dan membiarkan Elvan masuk terlebih dahulu.

"Saya pikir lebih baik Anda mempertemukan Tuan Satya dengan Tuan Besar," kata Arven setelah menutup pintu. "Ada baiknya Tuan Satya mengetahui yang sebenarnya. Jika Tuan Muda terus menyembunyikan ini dari Tuan Satya, saya yakin Tuan Satya pasti akan terus meminta kepada Tuan Muda untuk bertemu dengan kedua orang tua Tuan Muda. Labih baik mempertemukan mereka sekarang daripada nanti."

Elvan diam dan mencerna setiap perkataan Arven.

Apa yang Arven katakan ada benarnya. Sebaiknya ia mempertemukan Satya dengan keluarganya secepat mungkin. Namun Elvan masih bimbang. Elvan takut ayahnya akan memisahkan mereka.

"Sebelum Tuan Besar yang menemui Tuan Satya, lebih baik Tuan Muda membawa Tuan Satya untuk menemui Tuan Besar lebih dulu," lanjut Arven.

Elvan tersentak.

Selama ini Elvan memang curiga kepada ayahnya, kenapa ayahnya tidak bertindak untuk memisahkan mereka atau menemui mereka dan memintanya untuk berpisah dengan Satya. Sebab Elvan yakin kakak dan ibunya pasti sudah memberitahu ayahnya jika ia sudah menikah dengan Satya.

Apa yang dikatakan Arven ada benarnya. Cepat atau lambat ayahnya pasti akan menemui Satya dan meminta pemuda itu untuk meninggalkan dirinya.

Namun Elvan tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Elvan tidak akan membiarkan ayahnya menemui Satya dan mengintimidasi pemuda itu untuk meninggalkannya.

Belahan Jiwa [BL | MPREG]Where stories live. Discover now