Part 28

588 146 9
                                    

Aku mendapatkan kabar dari Dhika kalau hari ini Anya berulang tahun. Dia mengajakku ke pesta ulang tahun Anya yang dirayakan besar-besaran oleh keluarganya di salah satu hotel terkenal yang menginap semalamnya saja sudah mencapai angka jutaan. Apalagi membuat acara disana.

Dhika jemput siang nanti, dia hanya akan bekerja setengah hari kemudian kami berangkat ke tempat acara digelar karena Dhika diajak kumpul keluarga terlebih dahulu.

Aku sudah memaksa untuk menyusul saja, namun Dhika menolak dan tetap kekeuh kami berangkat bersama.

Karena pemberitahuan yang mendadak, aku belum membelikan kado apapun untuk Anya, jadi pagi ini aku bersiap untuk pergi menjelajah mall untuk berburu kado. Tidak enak jika aku datang tanpa membawa apapun.

Lagipula, aku perlu membeli sebuah gaun yang sesuai dengan dress code acara malam ini.

Setelah make up seadanya, aku menggunakan ojek online agar tidak terlalu terjebak macet. Waktu sudah cukup siang karena aku menunggu mall buka terlebih dahulu.

Sampai di mall, aku sudah tau toko yang ku tuju.

Aku membelikan flatshoes yang sekiranya cocok untuk Anya, sepertinya ukuran kakiku dan kaki Anya nggak begitu berbeda , jadi aku nggak begitu kesulitan untuk mencari ukuran yang cocok untuk Anya.

Semoga dia menyukainya.

***

Dhika kelihatan tampan menggunakan kemeja berwarna putih dan celana berwarna abu-abu juga sepatu yang membuatnya kelihatan lebih santai.

Dia membukakan pintu mobil untukku.

"Silahkan tuan putri." Aku menggeleng kecil melihat kelakuan Dhika, "Jangan ditutup dulu, bentar." Dhika membuka pintu belakangan untuk mengambil sesuatu di kursi belakang.

"Sepatu lo cantik, tapi gue pengen lo pakai ini."

Dia membuka sebuah kotak sepatu cantik berwarna abu-abu yang  cocok dengan rok milikku. Heels putih milikku dia copot dan ganti dengan heels cantik yang dia belikan.

"Cakep sih, tapi kenapa lo harus beliin gue sepatu?" Tanyaku saat Dhika sudah kembali ke balik kemudi.

"Gue nggak beli."

"Gue nggak bodoh ya, Dhik."

Dhika tertawa pelan, "Gue beberapa hari lalu cari-cari kado buat Anya, eh malah liat itu sepatu, gue pikir cocok buat lo jadi beli."

"Lo beliin Anya sepatu juga?"

"Enggak, gue jadinya beliin Anya tas."

Aku lega karena setidaknya pilihan kado yang akan diberikan kepada Anya berbeda. Ku pandang sepatu berwarna abu-abu dengan sedikit hiasan diatasnya, mempercantik sepatu yang dibelikan Dhika.

"Thank you, tapi kenapa lo tau nomor sepatu gue?"

"Gue suruh mbak-nya nyoba, kebetulan postur tubuhnya nggak beda jauh sama lo."

Aku cukup menyukai bagaimana Dhika memberikan hadiah. Bukan karena harga barang yang dia belikan, tapi bagaimana dia bisa mengingatku hanya dengan melihat sebuah barang yang menurutnya cocok untukku.

"Makasih ya..."

"Gitu dong, di terima, jangan apa-apa ditolak mulu." Aku tertawa pelan dan mengangguk mengiyakan saja.

Bertemu Lewat KataWhere stories live. Discover now