Part 23. Dilemma

92 25 91
                                    

Update! 🫒

🧋🍨GIMME LOVE🍨🧋

🧋🍨GIMME LOVE🍨🧋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

🧁* * *🧁

.

Alice melepas helm miliknya dan turun dari motornya. Rumahnya sepi, neneknya ada di rumah, tetapi mungkin sedang istirahat.

Angin sore hari itu berembus pelan tanpa berisik.

"Go, mau mampir dulu. Ada nenek juga di rumah kalau mau menyapa," tawar Alice.

Diego tersenyum. Pria itu turun dari motor sport hitam miliknya.

"Maaf Al, mungkin lain kali. Roland bilang ada hal yang harus kami kerjakan malam ini. Tadi, Gary aku paksa pergi duluan ke markas," tolak Diego halus.

Alice hanya menggangguk. "Ya udah kalo gitu. Makasih banyak ya Go untuk semuanya. Aku nggak tau gimana balasnya nanti. Pokoknya makasih banget. Maaf jadi ngerepotin."

"Ngomong apa sih. Senang bisa membantu, Al. Ehm ... btw maaf kalau belakangan ini sikapku agak terkesan marah padamu," ujar Diego dan menatap gadis yang sedang berdiri di hadapannya.

"Nggak usah minta maaf, Go. Kamu nggak salah sama sekali. Aku yang minta maaf," ujar Alice.

Diego terdiam sejenak. Tangan kanan pria itu lalu terulur mengelus pelan surai cokelat gelap gadis di depannya.

"Kamu nggak salah, Al. Hmm ... Ada yang mau aku omongin, tapi nggak sekarang."

Alice salah tingkah, tetapi berusaha act cool. "Tentang apa?"

Diego terdiam lagi sembari menatap Alice dengan tatapan sendu. Ia menurunkan tangannya.

"Tentang masa lalu. Namun, aku belum siap kalau mengatakannya sekarang."

Alice ikut terdiam mendengar ucapan Diego.

Apa mungkin tentang kecelakaan itu? batinnya.

"Aku pulang dulu. Gary pasti ngambek disuruh pulang dan nggak aku izinin nganter kamu ke sini," kekeh Diego.

Alice tersenyum. "Aku titip ucapan terima kasih ke Gary, ya. Kamu hati-hati bawa motornya. Jangan ngebut."

"Kalo aku nggak lupa aku sampein," ujar Diego lalu naik ke atas motor miliknya.

Alice menatap Diego dengan sebal.

"Kamu masuk aja ke dalam rumah, titip salam untuk nenek. Lain kali aku mampir," ucap Diego sembari memasang helm full face miliknya.

Pria itu membuka kaca helmnya dan menatap Alice yang sedang melambaikan tangan padanya. Padahal ia belum menghidupkan mesin motor.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gimme Love [END - Revisi]Where stories live. Discover now