Update!
.
.
.Alice menatap kosong secangkir moccachino yang masih penuh di depannya. Gadis itu merasa kehilangan arah.
Ia seorang gadis lulusan SMA yang tak memiliki gelar untuk memudahkan mencari kerja. Ia bingung mencari pekerjaan di mana lagi setelah dari pagi buta hingga siang yang terik ini mengelilingi kota untuk mencari pekerjaan sementara hingga dia kembali ke kafe tempatnya biasa bekerja, Coffee Paste Cafe.
Untuk yang ke sekian kalinya, ia menghela napas berat.
Ibu, Ayah. Kenapa kalian meninggalkan aku sendirian di dunia yang tak pernah sepi ini? Aku tidak sekuat itu, batin Alice.
.
.
.***
"Go, tahu nggak? Hari ini Susan ulang tahun yang kedua puluh dua," ujar Morgan.
"Siapa?" tanya Diego heran.
"Mantan aku dulu pas SMP," jawabnya.
"Terus?" tanya Diego tanpa minat.
"Jadi, karena dia ulang tahun, bayarin kita dong hari ini." Morgan berkata tanpa dosa dan menyengir kuda.
"Ga ada hubungannya, Nyet," tolak Diego dan mempercepat langkah untuk menyamakan langkah dengan Roland di depannya dan meninggalkan Morgan dan Gary yang sedang tertawa tanpa ingat dosa di belakangnya.
Mereka berempat masuk ke dalam kafe Story Coffee dan menuju ke area pojok depan yang menghadap pemandangan luar kafe dan merasakan ademnya pendingin ruangan yang berbeda 180 derajat dengan cuaca di luar.
Images Pinterest
.
Morgan menghempaskan bokongnya dengan kasar pada kursi.
"Hari terakhir di Bandung. Bandung pasti akan merindukan seseorang yang tampan dan baik hati sepertiku, sang Drummer, The Refour Band."
YOU ARE READING
Gimme Love [END - Revisi]
Romance☃️ About Alice Quinza Hilary, Diego Alexander Gultom, & Yudha Michael Sanders ⛄ "Kamu itu tanggung jawabku." Diego berkata tanpa dosa sembari memetik senar gitarnya pelan. "Apa maksudmu? Aku bukan orang yang spesial untukmu dan juga tanggung jawab...