Dua puluh S2

2.9K 381 49
                                    


Author pov.

Hari ini sudah hari ketiga Lili masih belum membuka matanya, dia masih betah tidur membuat semua keluarga tidak bisa tenang.

Dokter mengatakan kondisi Lili angkat lemah, Lili akan sadar jika kondisinya sudah stabil.

Jennie dan Lisa masih setia menunggu putri mereka, sedangkan keluarga besar mulai melakukan aktivitas masing-masing dan akan menjenguk Lili sepulang bekerja.

Jisoo dan Irene libur bekerja, mereka ingin merawat Lili dan mengawasi Lili dari Jennie dan Lisa.

Seperti sekarang ini, Jisoo dan Irene duduk di kursi samping brankar Lili, mereka akan menghalangi Jennie dan Lisa jika mereka mendekati Lili.

"Kau cukup di situ saja, masih mending kau ku ijinkan masuk" kata Jisoo menatap sinis Jennie yang berjalan hendak mendekati Lili.

"Aku ingin memeluk putriku" Jennie semakin mendekat, dia tidak peduli dengan larangan Jisoo.

"Tidak" Irene dengan sigap merentangkan tangannya menghalangi Jennie.

"Eonnie, jangan halangi aku, Lili anakku" kata Jennie dengan suara parau nya.

"Tidak untuk sekarang ini" Irene menatap tajam adiknya.

"Huhh" Lisa menghela napasnya, dia sudah muak melihat kelakuanku semenamena eonnie nya.

Lisa mendekati Jennie, dia memegang pundak Jennie lalu dengan sedikit paksaan mendorong Irene kesamping.

"Yaakk!" Irene berteriak tidak terima di dorong Lisa.

"Sana, peluk lah putri kita" senyum Lisa mendorong lembut Jennie mendekati Lili.

Melihat Jennie di sampingnya Jisoo marah, dia berdiri dan mendorong Jennie sampai terjatuh ke lantai.

Duggh

"Aaahk" Jennie meringis merasa sakit di sikutnya.

"Jisoo!" Mata Lisa memancarkan kemarahan, bahkan dia tidak segan-segan memanggil nama Jisoo.

"Kalian keterlaluan! Aku tidak akan tinggal diam lagi jika kalian menyakiti istriku!" Teriak Lisa sambil membantu Jennie berdiri.

"Minggir" Balas Lisa mendorong Jisoo menjauh dari brankar Lili.

"Sialan! Kau tidak berhak mendorong ku" Jisoo hendak menampar Lisa, tapi dengan cepat Lisa menghindar dan menggenggam erat pergelangan tangan Jisoo.

"Jangan mengujiku Jisoo!" Lisa menatap tajam Jisoo, dan setelah itu dia menghempaskan tangan Jisoo.

"Shibbal!" Jisoo berteriak marah mengelapkan tangannya kuat-kuat.

Lisa tidak memperdulikannya, dia melindungi Jennie dari belakang takut-takut dua orang itu menyakiti Jennie.

"Semua akan baik-baik saja, lihat putri kita, dia pasti merindukan mu" bisik Lisa di telinga Jennie.

Jennie melihat Lisa, dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Hai baby, mommy disini sayang" Jennie membungkuk memeluk lembut tubuh Lili.

Irene dan Jisoo memerhatikan ketiganya, mereka membuang muka karena tidak dapat di pungkiri bahwa mereka sedih melihat apa yang terjadi. Tapi di sisi lain mereka mempertahankan ego masing-masing dan masih bersikeras menyalahkan jenlisa.

"Mommy sama Bubu disini baby" Jennie mengambil tangan Lisa dan Lili lalu menggenggamnya.

"Mommy sangat merindukan baby manja mommy, apakah mimpi baby sangat indah sehingga baby tidak ingin bangun? Apakah itu benar sayang? Meskipun sangat indah baby tidak boleh terlalu lama disana, disini masih ada mommy Bubu dan yang lainnya menuggu Baby bangun dan pulang kerumah. Apakah Baby tidak merindukan mommy?" Lirih Jennie mencium punggung tangan Lili.

"Bangun nak, mommy tidak sanggup melihat mu begini"

"Ireona jebal"

"Baby, jawab mommy please" Jennie menunduk tidak kuasa menahan air matanya.

"Honey, jangan menangis nanti Lili sedih" lembut Lisa mengelus pundak Jennie.

"Empph a-aku tidak kuat honey huh ibu mana yang kuat jika melihat anaknya terbaring lemah" Jennie memeluk leher Lisa, dia terisak kecil di leher Lisa.

"Ssh gwenchana honey, uri Lili akan bangun, sabar hemm" Lisa mengusap lembut punggung Jennie.

Lisa menatap Lili, dia ingin menangis saja rasanya setia melihat wajah pucat putrinya.

Lisa mengerjapkan matanya, matanya membulat sempurna melihat Lili putrinya mengeluarkan air mata dan menggerakkan jarinya.

"Lili honey hiks, jari Lili bergerak!" Lisa akhirnya menangis, dia membalikan tubuh Jennie menghadap Lili.

Jisoo dan Irene juga sama, mereka terkejut dan langsung mendekati Lili.

"Baby hiks ini mommy sayang" tangan Jennie bergetar, ia menyeka air mata Lili dan menggenggam tangannya.

"Anak Bubu" Lisa menggenggam tangan Jennie yang menggenggam tangan Lili, dia menunduk mencium lama kening Lili.

"Princess" mata Jisoo berkaca-kaca dia juga ikut menggenggam tangan Lili.

"Lili kesayangan aunty" Irene mengulum bibirnya menahan air mata, dia tersenyum mengelus lengan Lili.

Perlahan-lahan Lili membuka matanya, dia menyesuaikan penglihatannya lalu menatap Lisa Jennie Jisoo dan Irene bergantian.

"Aunty chuu, aunty ren, takut" suara pelan Lili mengadu takut melihat Lisa dan Jennie.

Mendengar perkataan Lili barusan hati Lisa dan Jennie seakan tertusuk jarum yang paling tajam, keduanya menjadi takut melihat Lili yang tidak ingin di sentuh.

"Apa aku bilang, menjauh dari keponakan ku!" Jisoo mendorong kasar Jennie dan Lisa dari brankar Lili.

"B-baby ini mommy nak" Jennie hendak mendekat lagi tapi terhenti ketika melihat Lili menggeleng menggenggam erat tangan Irene.

"Aunty ren, takut" Lili membawa tangan Irene menutup matanya.

"Aku harap kalian mengerti, pintu keluar disana silahkan" kata Irene dengan nada datarnya.

"Sayang, kenapa takut princess ini Bubu" lirih Lisa.

"Jangan memaksa, aku serius dan bersumpah jika kalian tidak keluar sekarang maka kalian tidak akan pernah melihat Lili untuk selama-lamanya" tegas Jisoo.

"Tidak eonnie aku mohon jangan lagi, aku ingin berbicara dengan Lili hikss tolong" Jennie menggeleng tidak ingin keluar.

"Lisa, kau tau kan harus melakukan apa" Lisa menghela napasnya, dia menatap datar Jisoo lalu dengan berat hati membawa Jennie keluar.

"Tidak Lisa! Hikss aku tidak mau keluar hiks hiks ingin menemani bayi ku hiks" Jennie memberontak di pelukan Lisa.

"Sssh tenang dulu sayang, jangan sekarang hemm Lili baru sadar, Lili akan pusing jika kita memaksanya"

"Tapi hiks aku sangat merindukan Lili honey hiks aku tidak bisa berjauhan dengan putriku hiks hiks"

"Aku tau honey, kita tunggu waktu yang tepat oke, aku janji kita akan berkumpul bersama-sama lagi" kata Lisa mencium kening Jennie.

"Hikss pastikan itu honey aku tidak hiks ingin Lili jauh dari kita" lirih Jennie meremas baju Lisa.

"Ya honey aku akan" tegas Lisa memeluk sayang tubuh Jennie.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

140922.

Ekhmm🙂

Lili S1- S2✓Where stories live. Discover now