Dua puluh tiga

3.9K 516 29
                                    


Author pov.

Sekarang sudah jam tujuh malam, Lisa mengingkari janjinya dia belum juga pulang ke rumah.

Jennie sedari tadi mondar-mandir di depan pintu utama, menelpon Lisa berkali-kali tapi tetap saja si manoban tidak mengangkatnya.

"Aissh manoban ini bikin khawatir saja" Jennie terus mondar-mandir sambil mengigit kukunya.

"Di telepon tidak diangkat, awas saja kau manoban" Jennie menggeram kesal sekaligus khawatir Lisa belum juga pulang.

Tok... tok

Jennie membuka pintu matanya melotot melihat istrinya di bersandar di pundak seulgi sambil meracau tidak jelas.

"Ah-eum a-aku pergi dulu Jen, bye" melihat Jennie seulgi ketakutan, dia menyerahkan Lisa pada Jennie dan langsung berlari memasuki mobilnya.

"Manoban!" Geram Jennie berteriak di telinga Lisa.

"Ah ya sayangku manoban disini, xixixi" Lisa menduselkan wajannya di leher Jennie dan terkikik seperti anak kecil.

"Aku bilang tidak ada alcohol Lisa! yang benar saja manoban!" Jennie kesal menyeret Lisa masuk kedalam rumah.

"Eheheh aku di paksa jisoo eonnie Nini xixixi tidak punya pilihan lain jadi aku meminumnya saja hehehe jangan marah istriku" Lisa menyentuh wajah Jennie dan tersenyum seperti orang gila.

"Kau akan tidur di sofa" ketus Jennie membawa Lisa kedalam kamar untuk mengganti bajunya.

"Aaak shiero aku hik mau tidur dengan istri ku hik aku mau uyyu ya ya ya" Lisa merengek menarik-narik baju Jennie, dia cegukan merasa kering di tenggorokan nya.

"Aissh kau sungguh membuat emosi ku naik Lisa, cepat ganti bajumu" Jennie sudah mengambil piyama untuk di kenakan Lisa, dia mendudukkan Lisa di sofa kamar dan menyuruhnya memakai baju sendiri.

"Shiero!" Lisa merajuk, dia mempoutkan bibirnya kesal menatap Jennie.

"Aissh jinjja, seharusnya aku yang marah manoban!" Jennie membuang nafasnya kasar, dia mendorong kening Lisa menggunakan jari mungilnya.

"Heuh, kau jahat sekali padaku" Lisa membuang mukanya dan melipat kedua tangannya.

"Huhhh sabar Jennie sabar, kau bisa menghajarnya besok pagi" batin Jennie menjerit menatap Lisa.

"Ck, angkat tangan mu" Jennie menarik kaos bawah Lisa dan menariknya ke atas.

"Tidak mau!" Kata Lisa masih dengan wajah cemberutnya.

"Angkat sebelum aku benar-benar menghajar mu manoban" kesal Jennie mencubit perut Lisa.

"Aww" Lisa menggosok bekas cubitan Jennie.

"Cepat!" Mata Jennie melotot mencoba untuk tidak menghajar istirnya.

"Tidak sebelum Nini berkata lembut" manja Lisa kekeuh menyilang tangannya.

"Hufft. Lisa sayang angkat tangan heumm Nini ingin mengganti bajumu" lembut Jennie menekankan setiap katanya.

"Hehehe nee Nini" Lisa mengangguk senang dan mengangkat kedua tangannya.

"Hufft" Jennie menghela nafas panjang, setelah itu dia memakaikan piyama beserta celananya pada Lisa.

"Nini aku punya cerita untuk mu" Lisa memeluk Jennie dan meringsek di leher Jennie.

"Hemm" Jennie hanya berdehem karena masih kesal dengan Lisa.

"Xixii tapi Jangan cemburu ya" Lisa mengulurkan jari kelingkingnya pada janji.

"Ck" mau tidak mau Jennie mengaitkan hari kelingking.

"Tadi ada wanita yang memujiku Nini ehehe sebenarnya aku tidak pede sekali menceritakannya tapi aku harus jujur pada istriku ini xixixi" Lisa menangkup wajah Jennie lalu menciumi pipinya.

"Lalu?" Jennie memutar matanya mulai kesal mendengar cerita Lisa.

"Dia mengatakan aku cantik dan tampan secara bersamaan hihihi dia juga mengatakan aku tipe idealnya, aah malu sekali aku ini" Lisa menutup wajahnya malu mengingat seorang wanita memujinya.

"Yaakk! Mworago!" Jennie tentu saja cemburu, dia melepaskan pelukannya secara kasar dan menatap Lisa tajam.

"N-nini" Lisa menutup mulutnya dan gemetar melihat wajah garang istrinya.

"Hikss mommy~" lili merengek, tidurnya terganggu akibat teriakan Jennie.

"Besok habis kau manoban! Tidur di sofa!" Jennie menghampiri lili dan berbaring menyusui lili.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

11072022.

Lisa lambaikan tangan ke kamera.

Vote di klik, tq🖤

Lili S1- S2✓जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें