Enam belas

4.3K 561 58
                                    


Author pov.

"Hiks baby ndak salah bubu hiks hik" lili terus menangis, dia juga mengatakan bahwa dirinya tidak bersalah.

"Sstt iya sayang bubu percaya padamu" kata Lisa membuka pintu rumah.

Sesampainya di rumah, Lisa belum berbicara dengan Jennie dia sangat kesal karena istrinya lebih mempercaya pria itu ketimbang putrinya sendiri.

"Honey" Jennie mendekati Lisa yang duduk di sofa.

"Bubu ukhuk uhuk hiksss" lili tidak mau melihat Jennie, dia menyembunyikan wajahnya di leher Lisa.

"Sshh gwenchana baby" Lisa terus mengelus punggung lili, dia menghembuskan napas karena lili tidak berhenti menangis.

"Berbohong tidak baik lili, lili sendiri yang berlarian dan akhirnya terjatuh" kata Jennie menyentuh lengan lili.

"Huwaaaa bubuuu aaaak mommy jahat sama baby hiksss hiks baby ndak salah"

"Kita bicarakan nanti" dingin Lisa pergi membawa lili ke halaman belakang.

"Huhhh" Jennie menghembuskan nafasnya bersandar di belakang sofa.

"Ssst kesayangan bubu cintanya bubu hidupnya bubu ssshh berhenti menangis hemm, bubu ikutan sedih jika baby menangis terus" lirih Lisa mencium kening lili dan mengelus rambutnya.

"Hikhh ukhukk baby hik hahh kesal sama mommy hik mommy ndak pelcaya sama baby hikh bubu" lili sesenggukan, mukanya memerah dan berkeringat.

"Ssh jangan nangis lagi hemm bubu percaya sekalipun baby berbohong" kata Lisa menghapus air mata lili.

"Hikhh katanya waktu itu kebeluntungan ndak belpihak padanya, dan sekalang dia ingin mengambil mommy dali baby dan bubu. kalna kesal baby mengejeknya, dia kesal menalik tangan baby, baby lali dalinya dan mengejeknya lagi, abis itu baby sedikit lelah bellali, dan tiba-tiba saja dia mendolong baby sampe teljatuh ke tanah" jelas lili walaupun masih sedikit sesenggukan.

"Taeyong bajingan! Berani-beraninya dia menyakiti putri kesayanganku!" geram Lisa dalam hati.

"Mommy pelcaya dia dali pada baby anaknya" lirih lili menundukkan kepalanya.

"Tak apa-apa sayang, masih ada bubu hemm bubu selalu mempercayaimu, jangan ragukan itu" senyum Lisa menggesekkan hidungnya dan hidung kecil lili.

"Xixixi i love you bubu" lili mulai tersenyum menempelkan kening mereka.

"I love you more baby" balas Lisa mencium bibir lili.

"Sakit bubu~" bibir lili melengkung menunjukkan dahi, siku, dan lututnya yang terluka.

"Astaga! Separah ini" mata Lisa membelak baru sadar melihat luka lili.

"Ya bubu" cemberut lili menyentuh keningnya.

"Aku saja tidak pernah menyakiti putriku, tapi kau dengan mudahnya membuat putriku terluka, Lihat saja kau terong aku akan membalas perbuatan mu!" Batin Lisa menggertakan giginya.

"Sakit nak" lembut Lisa menyentuh sikut lili.

"Sssh pelih bubu, lutut baby juga sakit" adu lili mengerucutkan bibirnya.

"Huhh, kita obati dulu hemm, nanti infeksi jika di biarkan terus" lili hanya mengangguk, dia menguap mulai mengantuk.

-

Ceklek

"Ayo bicara" Lisa dengan suara datarnya masuk kedalam kamar mereka.

Lili sudah tertidur pulas di kamarnya, dia tidak mau tidur dekat mommy nya.

Lisa duduk di sofa dengan wajahnya yang begitu dingin, dia menyilang tangannya dan mengangkat wajahnya menatap Jennie tanpa ekspresi.

"H-honey" Jennie takut, bisa dia lihat Lisa sangat menyeramkan sekarang.

"Tidak perlu basa-basi lagi, kenapa kau tidak mempercayai kata putrimu?"

"Itu karena lili berbohong Lisa, aku sudah mengatakan padanya jangan berlari, lili nakal tidak mendengar ucapan ku lili juga menuduh Taeyong mendorong nya, padahal ulah lili sendiri lah yang membuatnya jatuh ke tanah" kata Jennie masih tidak mempercayai lili.

"Seyakin apa kau menyalahkan putriku" Lisa menatap tajam mata Jennie.

"A-aku yakin" gugup Jennie meremas jari-jarinya.

"Kau yang melahirkan lili tapi kau tidak tau sifat asli putrimu, lili nakal ya aku akui itu, tapi senakal-nakalnya lili dia tidak pernah berbohong! kau lihat waktu lili mengerjai aunty nya? dia langsung mengaku bahwa dia telah melakukan kesalahan. Apa kau tidak mengenali putrimu sendiri Kim Jennie!" Napas Lisa memburu, emosinya semakin memuncak ingin memecahkan sesuatu.

"A-aku han-"

"Apa harus ada bukti dulu baru kau percaya bahwa si bajingan itu mencelakai putriku! Jawab Jennie! apa kau membutuhkannya!" Marah Lisa mengguncang pundak Jennie, matanya sangat tajam menatap Jennie.

"L-lisah" air mata Jennie jatuh, dia sangat takut melihat sisi menyeramkan Lisa.

"Aku akan memberikan buktinya padamu, setelah kau tau kebenarannya jangan bicara padaku" Lisa melongos pergi tanpa memperdulikan Jennie yang menangis.

"Hikss mianhe" tangis Jennie terduduk di lantai.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

03072022.

Jennie Jennie 😌

Tolong yah, jangan mengumpati pemain, ini hanya cerita🙂

Selow ae lah🙃

Vote di bawah klik, tq🖤

Lili S1- S2✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang