Sembilan belas S2

2.7K 383 22
                                    


Author pov.

"Engghh" Jennie mengerjapkan mata menyesuaikan penglihatannya didalam ruangan.

"Honey" Lisa mengusap pipi Jennie dan mencium keningnya.

Jennie diam sebentar tapi seperdetik kemudian dia tersadar dan langsung duduk di atas brankar nya.

"Lili! Lili honey" Jennie gelagapan, ia hendak turun ketika pusing menghantam kepalanya.

"Ssshh" Jennie memegang kepalanya dan berpegangan pada Lisa.

"Honey! Jangan dipaksakan dulu kau baru sadar" Lisa cemas kembali membaringkan Jennie.

"Tidak honey aku mau melihat Lili" Jennie hendak bangkit tapi Lisa menahannya.

"Tenang honey, kau baru sadar dari pingsan, kepalamu masih pusing" lembut Lisa mencium tangan Jennie.

"Tapi aku ingin melihat Lili honey, please" mata Jennie berkaca-kaca menatap Lisa.

"Huhh, baiklah. Ayo aku akan menggendong mu" Jennie mengangguk mengalunkan tangannya di leher Lisa.

"Sssh" Jennie sedikit meringis karena masih merasakan pusing.

"Gwenchana?" Tanya Lisa sambil berjalan kearah ruangan Lili.

"Emm, aku baik-baik saja honey" yakin Jennie lalu meletakkan dagunya di pundak Lisa.

"Huhhh" Lisa hanya bisa menghembuskan napas panjang

Sesampainya di depan ruangan Lili, Jennie meminta turun karena ingin melihat Lili.

Lisa dan Jennie bisa melihat semua keluarga mereka masih menunggu di depan ruangan Lili  karena dokter masih memeriksa keadaan Lili. Jadi mereka hanya bisa melihat dari luar kaca jendela.

"Kenapa lagi kalian kesini?" Tanya Jisoo menghalangi jalan Jennie yang hendak melihat Lili dari kaca jendela.

"Aku ingin melihat putriku eonnie, jadi tolong minggir dulu" kata Jennie.

"Tidak" Jisoo bersikeras menghalangi Jennie.

"Eonnie, Lili putri kami, kami berhak melihat Lili" kata Lisa menatap Jisoo sedikit kesal.

"Kemana saja kau waktu Lili kesepian? Kenapa kau baru peduli setelah lili kecelakaan?"

"Itu kesalahan terbesar yang aku sesali eonni, jadi tolong jangan bahas itu sekarang. Untuk sekarang aku hanya ingin Lili cepat pulih eonnie" lirih Lisa menghela napasnya.

"Semu orang juga berharap begitu. Aku tetap tidak akan mengijinkan kalian melihat keponakan ku" Jisoo sangat keras kepala, dia menghalangi kaca jendela dengan tubuhnya.

"Eonnie! Bagaimanapun juga Lili putri kami! Aku ibunya! Jangan seolah-olah kalian yang melahirkannya!" Jennie berteriak marah, dia hanya ingin melihat Lili tapi keluarga mereka sangat berlebihan sekarang.

"Kau tidak pantas di sebut sebagai ibu setelah kau menelantarkan keponakan ku!" Sela Irene ikut berteriak.

"Hikss aku hanya ingin melihat putriku hiks k-kenapa kalian begini, aku hiks ibu Lili hiks kalian tidak berhak melarang ku hikss" tangis Jennie menatap marah Irene dan Jisoo.

"Itu karena kau menyakiti Lili, kau membiarkannya sendirian, dan kau ibu yang jahat!" Teriak Jisoo.

"Hentikan! Cukup eonnie, kau keterlaluan!" Lisa menarik lembut Jennie yang berusaha mendorong Jisoo, dia marah melihat istrinya yang seolah-olah mengemis pada mereka.

"Hikss andwee lisa-yaa aku hiks ingin melihat Lili" tangis Jennie memukul-mukul dada Lisa.

"Ssst iya honey, kita akan melihat Lili hemm" Lisa menitikkan air matanya tidak tega melihat Jennie menangis pilu.

Ceklek

Dokter keluar dari ruangan Lili, semuanya berdiri dan tegang, mereka gugup melihat dokter yang tampaknya gusar.

"Dokter hikss bagaimana keadaan putriku hikss" Jennie menyerobot menanyai dokter.

"Lili kekurangan darah, siapa disini memiliki darah yang sama dengan Lili?" Tanya dokter cepat

"Aku dokter!" Lisa langsung menunjukkan dirinya.

"Ayo cepat masuk, Lili kehilangan banyak darah" panik dokter Kim membawa Lisa masuk kedalam ruangan.

Semua keluarga tidak tenang, mereka gusar dan tegang, semuanya berdoa semoga Lili baik-baik saja dan cepat berkumpul lagi bersama mereka.

Jennie mendekati jendela kaca, dia mendorong Jisoo secara paksa agar dapat melihat putrinya.

"Hikss mommy mohon sayang bertahanlah hiks mommy disini menunggumu baby" tangis Jennie melihat Lili dari kaca jendela.

Jennie menempelkan tangannya di kaca, dia terisak melihat wajah pucat Lili.

"Tolong baby hikss bertahan demi mommy hiks mommy akan gila jika baby meninggalkan mommy hikss hikss please baby" lirih Jennie menatap sendu Lili yang terbaring lemah.

Semua keluarga juga menangis, mereka tidak sanggup melihat wajah pucat Lili. Apalagi chaeyoung, dia terisak sampai IU dan Bogum lelah memenangkannya.

"Bangun nak hiks mommy mohon" lirih Jennie mengelus wajah lili dari kaca jendela.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

130922.

Cukup menguras esmosi😌

Lili S1- S2✓Onde histórias criam vida. Descubra agora