30. Jatuh cinta sekali lagi

12 3 0
                                    

Banyak panggilan masuk dari Nata di ponsel Liana, namun Liana tak membuka ponsel sama sekali, mengaktifkan mode getar. Di bawah cahaya bulan, Gean mengajak Liana menghirup udara segar di taman bermain. Gean yakin Liana sangat terkejut dengan keadaaan, di kala hatinya sudah mantap dengan Nata, lelaki itu malah berkhianat terang terangan.

Air mata Liana luruh lagi, tak sanggup lagi menahan rasa sedih di hati. Ia menatap ke arah lain, menghindari kontak mata dengan Gean.

"Li...lo jangan nangis lagi," ucap Gean pelan.

Bukannya berhenti, Liana makin menangisi keadaan, dunia yang ia rangkai seketika hancur lebur.

"Gue sayang sama lo tapi, gue nggak mau lo nangis," ucap Gean lirih.

Pulang ke rumah, Liana di suguhi dengan bakso dua bungkus oleh Adrian. Tercetak jelas kedua alis Liana saling bertaut.

"Siapa yang beli?"

"Calon suamimu, tadi dateng. Dia mau minta maaf tapi kamunya nggak ada. Tadi kamu ke mana? Ada masalah apa sama Nata?"

Liana benar benar pusing, ia tak ingin membahas tentang lelaki itu barang sedetik. "Abah aja yang makan, Kaka udah kenyang." Dustanya segera masuk ke dalam kamar meninggalkan Adrian kebingungan.

Menghempaskan tubuh ke kasur, ia menyalakan ponsel dan mendapati banyak pesan dari Nata. Liana malas membuka gelembung pesan tersebut, entah mengapa air matanya meluncur lagi. Ia benar benar kecewa atas kejadian yang ia lihat. Keyakinan dalam diri hancur berkeping-keping kala memori beberapa waktu lalu berputar di kepalanya.

"Lo, penghianat!"

♡♡♡

Belakangan ini, Nata tak banyak bicara, lebih banyak menghabiskan waktu sendiri. Ummi sama Abi kadang bingung dengan sikap aneh anaknya, kaya orang nggak tau tujuan hidup. Menutup wajah dengan buku, tubuhnya masih terayun di ayunan depan rumah.

"Abang!!" panggil Ummi.

Nata terlonjak menyahut dari teras, "Iyaaa, Ummi?"

Wanita paruh baya itu berjalan ke ambang pintu, "Ini, si Reza mau ke sini katanya."

"Ohh Reza," Nata mengangguk, sesaat kemudian ia tersandar hingga jatuh dari ayunan.

Brukk

"REZA!!?"

Gerbang terbuka, perhatian Nata berpusat pada mobil yang tengah berhenti di depan rumah. Seseorang keluar dari sana melambai tangan pada Nata. Nata berbinar lantas mendatangi lelaki bernama Reza tersebut dan memeluk ala ala anak jaman sekarang.

Hampir saja air mata Nata jatuh saking rindunya pada Reza, teman dekat yang sekarang jauh. "Za, lo kenapa baru dateng ke sini?"

Reza terkekeh, "Kata Ummi lo mau nikah, jadi gue mau nginep beberapa hari sampai acara nikahan lo selesai."

Nata menampar pelan perut Reza, "Cuma karena gue mau nikah lo baru dateng? Kemaren kemaren ke mana aja!?"

Waktu berlalu, Reza dan Nata duduk santai di roof top sembari meminum kopi hangat. Reza terpukau, halaman rumah dihiasi kolam ikan serta banyak lampu lampu kecil disana, nongkrong di rumah Nata berasa di caffe.

Reza membuka obrolan, "Lo sehat aja kan?"

"Sehat kok, lo udah lupa kalau gue jarang sakit?"

Reza menunjuk, "Tapi sekali sakit lo mau meninggal. Malaikat maut udah stand by mau nyabut."

Mereka bercengkrama di bawah sinar bulan, dimana Nata sejenak melupakan masalah percintaan.

Sambil memakan cemilan Reza bertanya, "Sebelumnya, gue mau liat dong, calon istri lo."

Anata!Where stories live. Discover now