Part 18. Mencoba Asing

Mulai dari awal
                                    

"Nggak lah. Jadi, mau nganterin nggak nih?" tanya Alice.

"Nggak mau," jawab Chelsea sembari berlari menjauh dan tertawa.

"Dasar curuttt!!!!! Alice berteriak frustasi lalu mengejar Chelsea.

***

Kafe Bolak-balik

Alice menatap datar ke arah Chelsea yang menelan agresif boba-boba ke dalam tenggorokannya.

"Sumpah, Al. Ini minuman boba terenak yang pernah aku coba. Makasih ya udah bayarin." Chelsea tersenyum lalu kembali asyik dengan bobanya.

Alice tersenyum melihat teman dekatnya itu yang sedang bahagia. "Sama-sama. Aku juga makasih karena udah nganterin ngambilin motor aku."

Chelsea hanya mengangguk-angguk.

"Chel, nanti jangan kangen sama aku, ya," ujar Alice.

"Ngapain kangen, njir," ujar Chelsea bergidik ngeri lalu tertawa kecil,"ada-ada aja kamu, Al."

Alice ikut tertawa. Namun, tawanya perlahan pudar.

Yudha? batinnya.

Suasana kafe tempat Alice dan Chelsea singgah yang awalnya sepi seketika ramai ketika 4 orang yang tidak semuanya Alice kenal memasuki kafe itu.

"Chel, pulang, yuk," ajak Alice sembari berdiri.

"Ayo." Chelsea mengambil tas sandang miliknya dan mengenakan jaket pinknya. Mereka berdua memang sudah lama singgah di kafe tersebut.

Alice buru-buru menutup kepala dengan tudung hoodie hitamnya dan mulai berjalan cepat di belakang Chelsea.

"Alice!!!!! Kaukah itu??"

Alice tidak memperdulikan teriakan itu dan tetap berjalan, tetapi sebuah tangan mencekal pergelangan tangan miliknya dan menarik tudung hoodienya.

"Benar, kan, dia memang Alice," ujar Topan senang. Alice membalikkan badannya dan tersenyum paksa.

"Maaf aku buru-buru dan harus segera pergi," ujar Alice.

Jujur saja gadis itu selalu tidak percaya diri jika bertemu dengan teman-teman Yudha. Mereka anak kuliahan, sedangkan ia bukan. Apalagi jika mereka menggunakan style anak kuliahan seperti sekarang ini.

"Seburu-buru itukah? Hingga tak menyapaku?"

Suara berat milik Yudha terdengar mengintimidasi di telinga Alice. Gadis itu menatap Yudha yang sedang menatapnya tajam. Alice hanya bisa cengengesan.

Seorang gadis cantik tampak berdiri di samping Yudha dan tersenyum pada Alice. "Jadi kau yang bernama Alice. Halo, aku Reisya."

Alice tersenyum.

"Calon pacarnya Yudha," celetuk Topan.

Alice terpana, lalu kembali tersenyum.

"Sepertinya aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa," ujar Alice lalu menarik tangan Chelsea yang sedari tadi hanya diam di belakangnya dan segera pergi dari kafe itu.

***

"Al, jangan melamun, nih anterin dua gelas moccachino milik dua orang cewek yang duduk di pojokan sebelah sana," ujar Haru meletakkan nampan berisi dua gelas moccachino dan menepuk pelan pundak Alice agar semangat.

Alice hanya menghela napas pelan.

Aku bakalan kangen sama kafe ini, batin gadis itu sembari menghela napas panjang. Kaki jenjangnya mulai melangkah mengantarkan moccachino milik pelanggan.

Gimme Love [END - Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang