Prolog

125K 3K 21
                                    


Sekali lagi Petra mendapat penolakan itu. Entah sudah keberapa kali, tapi yang pasti ia sudah berhenti menghitungnya di angka 20. Setahun belakangan ini ia memang sedang gencar mendekati Maya. Janda cantik mantan dosennya dulu.

"Petra, kamu itu bisa dapat perempuan lebih dari saya" ucap Maya, ia menatap mantan mahasiswanya yang masih belum juga menyerah mencoba mendekatinya.

"Tapi aku maunya kamu, Maya" ucap Petra penuh penekanan.

Maya menghembuskan nafasnya kasar mendengar itu. Entah harus dengan cara apalagi agar lelaki itu sadar jika mereka tidak mungkin bisa bersama. Selain karena ia mencoba setia dengan mendiang suaminya, tentu faktor utamanya adalah umur. Jarak usia mereka terlampau jauh.

"Lebih baik kamu cepat pergi dari rumah saya" usir Maya tanpa mau menatap Petra.

"May..." Petra memelas pada Maya.

"Saya bilang pergi, Petra"  kali ini Maya berucap lebih keras. Petra pasrah saja mulai bangkit berdiri bersiap untuk pergi.

"Oke. Besok aku--"

"Besok dan selamanya kamu jangan pernah kembali ke rumah saya" potong Maya cepat.

Petra mendengus kasar, lelaki itu keluar rumah dengan langkah cepat dan lebar. Hingga saat keluar dari pintu dirinya bertabrakan dengan seseorang yang akan masuk ke dalam rumah. Tubuh Petra yang jauh lebih besar berhasil membuat seseorang itu oleng hingga hampir terjatuh jika Petra tidak menahannya.

"Liat-liat dong lo kalo jalan" Petra tidak menghiraukan amukan orang itu. Kembali melanjutkan langkahnya untuk bisa cepat pergi.

"Dih, dasar aneh"

****

Jangan lupa vote dan commentnya ya bestie🙆

Follow juga akunku🤍

Truly Yours [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang