Lantas, mengapa satu tahun saat dekat dulu mereka seperti saling memendam rasa tapi tidak berani untuk disuarakan? Jika memang rasa itu benar ada, apakah secepat itu untuk menghapusnya? Apakah tidak ada yang tersisa?

Tidak mau ambil pusing terlalu lama—tapi memang overthinking mengenai laki-laki itu hanya datang sebentar saja, waktu ke depan ia pasti bisa atasi lagi, bahkan selama 8 tahun menyimpan rasa kepada Arthar, ia sama sekali tidak pernah menangis karenanya. Entah dia yang terlalu tidak peduli, atau justru menolak sadar, we never know—Nagine mendudukkan tubuhnya di sisi ranjang.

Nagine mulai merapatkan kedua telapak tangan dan melipatnya. Dia memejamkan mata. Suasana hening saat itu. Ia menyuarakan semua hal yang ingin dia sampaikan kepada Tuhannya. Kegiatan ini selalu ia lakukan setelah melakukan aktivitas seharian di luar rumah. Ia membangun koneksi dengan Tuhan melalui keadaan yang sengaja diheningkan seperti ini.

Mata itu kembali terbuka saat lega. Bersamaan dengan itu ponselnya menyala dengan dering pesan masuk. Nagine memeriksa layar pop-up. Mata itu membulat sempurna. Doanya dikabulkan. Ada dua pesan dari Arthar.

Arthar
p
na.

Seulas senyum terbit di bibir gadis itu. “Na.” Panggilan yang Nagine suka. Seperti lebih baik dibanding “Gin.”

Nagine. 80% orang memang memanggilnya Gina. Menurut mereka, seharusnya nama Nagine itu Nagina supaya sedikit saling terikat dengan panggilannya. Namun, kenyataannya panggilan “Gina” ada karena orang-orang kesulitan memanggil nama gadis itu, bahkan sebelum nama panggilan itu tercipta, orang-orang banyak yang salah dalam memanggil namanya, seperti; Nagine, Najine Najin, Najein, dan panggilan tidak berbentuk lainnya. Padahal menurut pemiliknya, nama itu sangatlah mudah diucapkan karena hanya menghapus huruf e saja. Just Nagin.

Dengan jantung yang berdegup cepat, bahkan tangan yang bergerak tanpa diminta, Nagine membalas pesan Arthar hanya dengan menggunakan tanda tanya. Kali ini dia harus jual mahal. Sesekali harus memberikan Arthar pelajaran.

Arthar
msh marah?

Nagine lagi-lagi tersenyum dengan pertanyaan itu. Ia sedikit merasa dihargai. Sangat kecil, tapi benar-benar berarti. Tidak, tidak. Kali ini Nagine harus menahan kesaltingan. Dia tidak mau dibohongi lagi.

Nagine
klo cuma mau nanyain
hal g jls kyk gini
mendingan g ush

Tidak lama dua centang itu mulai membiru. Di bawah nama Arthar ada tulisan typing. Secepat itu dia membalas pesan Nagine.

Arthar
maaf na, ini slh gue
gue hrs apa spy lo mau
maafin?

Dengan agak kasar—karena reflek—Nagine membuang benda pipih yang ia pegang ke kasur. Dia menggigit jarinya karena gemas, alias tidak kuat menahan kesaltingan.

“ASTAGA ARTHAR!! GUE HARUS GIMANA INI?!?!?!?”

Nagine kebingungan sendiri. Dia berdiri, atensinya tertuju pada ponsel itu yang menyala lagi. Ada pesan masuk artinya. Masih dengan keadaan gemetar gadis itu mengambil ponselnya lagi. Matanya seketika berbinar, refleks teriak, lalu melompat-lompat ke lantai kegirangan.

Tunggu, kegiatan itu tidak berlangsung lama. Seketika Nagine mengingat bahwa ia tidak boleh mempercayai Arthar. Dia harus belajar dari hal kemarin!

Arthar
sebagai permintaan maaf gue
ok minggu kita jln²

Nagine
g bs
gue ibadah kl lo lupa

Arthar
stlh lo ibadah kl gitu

Nagine membalalakkan mata lagi. Dia memajukan ponselnya berharap kali ini ia salah baca. Ini serius Arthar? Untuk apa dia menggantinya? Pusing, Nagine pusing.

Arthar
kali ini gue serius
sgt serius✌
lo bisa buktiin ini
pas hari minggu

Arthar
mau gue jemput, apa
berangkat sendiri?

“Bego,” cicit Nagine sebelum akhirnya membalas pesan itu.

Nagine
ya lo jemput lah!

Arthar
berarti lo mau keluar
sm gue pas minggu?

Nagine
trsrh

Jika saja benda persegi panjang itu bisa berbicara, mungkin saat ini ia tengah menggerutu karena Nagine benar-benar melemparnya dengan keras ke kasur. Bisa upgrade brain kalau sampai itu manusia yang mengalami.

———————
To be continued.

Nagine-Arthar serius bakal kencan(?)
O_o

All rights reserved. Tag my wattpad account if you want to share anything about this stories.

Indonesia, 12 Juli 2022 | Jangan lupa prioritaskan Al-Qur’an.

Only 9 Years | lo.gi.na [END]Where stories live. Discover now