48

2.3K 147 2
                                    

"Hari ini kita mau ke mana, Ay?"

"Ke sini, Pak!" Aya memperlihatkan foto tempat tujuan yang ingin ia kunjungi hari ini.

"Benar kan kata saya, tempat yang kamu kunjungi paling tidak jauh-jauh dari lokasi syuting drama," ucap Anta meremehkan.

Aya hanya bisa diam, dengan mulut sedikit maju.

Ya, hari kedua Aya di Korea berhasil ditemani oleh pemandu wisata yang sebenarnya—Anta.

Sekarang mereka telah berada di Mobil, menuju tempat yang diinginkan oleh Aya. Selama di dalam Mobil, hening sepertinya hilang dari kamus mereka. Tak jarang berdebat, membuat rusuh. Terlebih keduanya memang sama-sama keras kepala dan tak ada yang ingin mengalah. Bahkan setelah sampai pun ocehan tak pernah berhenti.

Selalu begitu.

Ya, memang sejak dulu mereka tidak pernah akur.

Hari ketiga, empat, lima, enam hingga tujuh Anta selalu menemani Aya. Menuruti setiap keinginan gadis itu, bahkan jika disuruh jadi fotografer dadakan pun ia mau. Relhan kadang ikut sesekali dalam perjalanan mereka, tapi ada atau tidaknya diri lelaki itu tak membantu banyak jika Aya dan Anta berdebat. Membuat Relhan miris sembari geleng-geleng kepala.

Hingga tibalah hari kepulangan Aya ke Indonesia.

Aya menatap lamat-lamat tiket pesawatnya. Masih satu jam lagi sebelum lepas landas. Namun, Anta belum juga datang menghampirinya padahal sudah berjanji akan mengantar Aya.

Sembari menunggu dengan sabar, Aya membuka foto-foto yang diambilnya selama seminggu ini. Pemandangan di Seoul Tower Plaza, Pulau Jeju, serta tempat-tempat wisata lainnya yang menjadi incara syuting.

Aya tersenyum melihat foto dirinya yang diambil secara tak sengaja oleh Relhan. Tertawa lepas di pinggir laut mengejar Anta. Waktu itu, Aya sedang fokus memontret sunset tiba-tiba Anta merebut ponselnya dan jadilah sesi kejar-kejaran seperti pada foto tadi.

Kembali Aya mengedarkan pandangannya, mencari-cari postur tubuh yang ia kenali. Dan ternyata tak ada sama sekali.

Baiklah. Tidak mengapa.

Bagaimana pun Aya harus berangkat meski tak harus bertemu dengan Anta.

Hari itu, untuk pertama kalinya Anta tak memberinya kabar atas ketidakhadirannya. Sejak hari itu pulalah hingga liburan semester berakhir mereka tidak pernah berkomunikasi.

Dan Aya merasa, itu semuanya tidak apa-apa (?)

***

Dosen Pak Setan! || SELESAIWhere stories live. Discover now