6

5.5K 311 1
                                    

"Serius, Aya, gak bohong!" Aya mengangkat dua jarinya demi meyakinkan kedua sahabat bahwa dia sungguhh-sungguh tidak berbohong.

Namun, tetap saja Maudy dan Clara tidak mempercayainya.

"Terakhir lo bilang liat setan, Ay, dan kenyataannya yang lo liat itu bukan setan melainkan Pak Anta. Gimana kami mau percaya, Ay?"

"Tapi, Aya gak bohong, Dy. Tadi tuh aku bener ketemu sama Oppa Korea kok," ucap Aya yakin.

Kedua sahabatnya menghela napas.

"Kayaknya lo sakit deh, Ay. Dari kemarin-kemarin lo kelihatan aneh gitu," lirih Clara menatap perihatin Aya.

"Gua gak sakit, gua baik-baik saja kok. Nih periksa, gak panas kan?" Aya meletakkan telapak tangan Clara di jidatnya agar percaya bahwa dirinya tidak sakit.

"Lo memang gak sakit fisik, Ay, tapi sakit jiwa deh kayaknya," ucap Maudy spontan membuat Clara dan Aya mengalihkan pandangan ke arahnya.

Aya menatap Maudy tajam, tidak terima.

"Siapa tahu, Ay, lo kebanyakan demam Korea-korea gitu jadinya gini."

"Ihhh, nggak kok. Aya gak sakit jiwa ya," Aya menghentak-hentakkan kakinya membuat Maudy dan Clara hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Kalau kalian gak percaya, sini gua tunjukin!" Aya menarik tangan sahabatnya, kembali menyusuri lorong kelas yang dilaluinya tadi. Ia sangat yakin bahwa lelaki yang ditabraknya tadi adalah Oppa Korea yang sangat ia idolakan—Kim Lee Park—salah satu personil Asthar yang katanya akan syuting drama diangkat dari cerita yang baru-baru viral.

"Ay, bawaan lo gimana?" tanya Clara mengingat Aya meninggalkan bawaannya di atas bangku panjang dekat secret himpunan.

"Udah, titip aja disitu. Gak mungkin hilang lah, mahasiswa sini mana ada yang doyan baca buku pelajaran."

Usai berkata seperti itu, Aya tetap memfokuskan pandangannya mengamati sekitar hingga tak sadar mereka telah sampai di gedung fakultas teknik.

"Serius dia ada di sini, Ay? Ini mah sarang Oppa-oppa local, Ay, bukan Oppa Korea, ucap Clara.

"Jangan-jangan, Oppa yang lo masuk malah anak teknik, Ay?" terka Maudy.

"Gak mungkinlah, gua masih bisa bedain mana Oppa lokal mana yang enggak. Emang gua sebodoh itu kelihatannya?"

"IYA!" jawab mereka serentak membuat Aya memajukan bibirnya.

Tak sadar, mereka sampai di kantin fakultas teknik. Hampir sebagian besar yang memenuhi kantin ialah cowok, membuat mereka bertiga cuci mata karenanya.

"Kalau cowoknya gini, dari dulu gua pindah jurusan, Ay," ujar Maudy terkagum-kagum.

"Jadi gini ya rasanya berada di jurusan teknik, penglihatan jadinya adem terus," tambah Clara.

"Kayaknya semester depan, gua mau pindah ke sini aja deh. Sehubung kita masih semester awal kan."

"Oii, kita di sini tuh buat cari Oppa Korea ya, bukan nyari Oppa lokal," teriak Aya menyadarkan kedua sahabatnya. "Buruan!" lagi Aya menarik tangan sang sahabat layaknya hewan peliharaan.

Mereka berhenti pada salah satu meja yang tampak kosong, Aya langsung mengambil tempat di sana disusul Maudy dan Clara.

"Yakin lo, dia ada di sini?"

"Hmmm, cuma gedung ini satu-satunya di bagian baratkan? Kecuali Oppa gua balik, tapi gak mungkin deh secara dari tadi kita gak papasan di jalan kan?"

"Lo ingat dia makai baju apa?"

"Hoodie abu-abu, pakai topi hitam sama masker scuba," jawab Aya sambil mengamati tiap sudut kantin.

"Ay, gua mau nanya sekali lagi. Lo yakin yang lo tabrak tadi itu Kim Lee Park? Personil Asthar yang mau syuting drama itu?"

Seketika Aya menatap Maudy yang ternyata menatapnya juga, "Yakin. Bukannya dia bakal syuting di sini? Cerita yang mau dijadiin drama kan latarnya di Indonesia, so gak ada yang tidak mungkin, Sayang."

"Tapi, gua masih gak percaya aja gitu, Ay. Rasanya tuh gak mung—"

"Eittss, bentar-bentar. Kayaknya dia deh orangnya," Aya menunjuk seseorang yang duduk sendiri di sudut kantin memunggungi mereka. Sepertinya sedang menikmati makan siang.

"Ah, masa sih, Ay?"

"Noh, liat. Hoodie abu sama topi hitam kan? Khas Oppa Korea banget itu."

"Yakin gak salah orang lagi?"

"Hmm, yakinlah. Seratus persen malah."

Langsung saja kedua bola mata Maudy dan Clara berbinar mendengar perkataan Aya.

"Cusss, ah, kalau gitu."

Mereka segera meninggalkan tempatnya menuju sudut kantin tempat sosok yang dicari berada.

Begitu sampai, ketiganya sibuk memperbaiki menampilannya. Mulai dari memperbaiki tatanan rambut yang berantakan, pakai bedak, pakai lipstick, dan sebagainya.

Merasa sudah cantik, mereka pun siap menyapanya.

"Annyeong haseyo, Oppa!" sapa Aya ramah.

Mendengar sapaan tersebut, sosok yang menikmati semangkuk bakso itu menghentikan aktivitasnya. Kepalanya menoleh ke sumber suara, menatap tiga wanita di belakangnya. Langsung saja dia menjawab sapaan tersebut dan membuka topinya.

"DION!!!"

Ooo

Dosen Pak Setan! || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang