26

2.9K 171 1
                                    

Aya merentangkan kedua tangannya ke atas, seakan lega telah melalui MID semester pada mata kuliah Pak Anta. Meski sedikit pusing lantara soal yang keluar berbanding terbalik dengan materi yang ia ajarkan kepada teman-temannya tapi gak apa-apa. Setidaknya dia tidak kena semprot dari teman sekelasnya lantara Pak Anta memang begitu orangnya. Lebih memilih soal yang membuat kepala pusing lantara soal yang jawabannya jelas-jelas ada di buku.

Bicara soal MID, justru Pak Anta lah dosen pertama yang melaksanakan MID semester lantara beliau memang orangnya disiplin sih. Dan bila seperti itu, maka siap-siap pekan ini hingga pekan depan akan dihadapkan dengan ujian.

"Sumpah deh, ujian Pak Anta kek simulasi masuk neraka. Nyiksa bener," gerutu Clara begitu keluar dari kelas menyusul Aya.

"Udah tahu nyiksa, masih aja lama-lama di dalam kelas. Gak liat gua? Asal jawab biar cepat keluar," Aya menanggapi ucapan Clara yang memang lebih dulu keluar disbanding teman-temannya yang lain.

"Lo mah enak, lo kan asistennya Pak Anta pasti dapat nilai plus."

"Enak pala lu! Meski gua asisten di mata di amah gua babunya, mana ada dapat bonus yang ada ntar gua kerja rodi lagi," omel Aya.

"Lo mau kemana, Ya?" tanya Clara melihat Aya berjalan tanpa mengajaknya.

"Ke WC gua, mau temenin atau nunggu Maudy?"

Clara tampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "Nunggu Maudy aja deh."

Aya mengangguk lantas melanjutkan perjalanannya. Sebenarnya alasan Aya keluar cepat ya karena kebelet sih, dari pada minta izin mending sekalian keluar aja. Hanya buang-buang waktu jika harus kembali ke kelas terlebih lagi melihat Pak Anta. Aya bergidik ngeri membayangkannya.

Lepas dari WC, tak sengaja Aya berpapasan dengan Dion. Seketika Aya memalingkan wajahnya, tidak sudi melihat wajah Dion yang benar-benar bikin emosi.

Sejak kejadian pekan lalu, tampaknya Aya dan Dion belum berbaikan. Padahal Dion mencoba berbicara dengan Aya, tapi selalu tak diacuhkan. Ya, salah Dion sih. Becanda kok berlebihan. Kan jadi ngambek Aya nya.

"Udah keluar semuanya?" Aya begitu sampai di depan kelas mendapati kelas telah kosong, hanya ada Clara dan Maudy yang menunggunya.

"Iya, baru aja," jawab Maudy.

"Jadi gimana? Mau nongkrong dulu apa langsung pulang?"

"Nongkrong dong, nih kepala gua mau pecah nih," usul Aya memegang kepalanya.

"Kenapa lagi tuh Ay? Bukannya tadi oke-oke aja?" tanya Clara.

"Iya, tapi abis dari WC gak sengaja ketemu kembaran setan."

"Masih belum baikan lo sama Dion, Ay?"

"Enggaklah, ngapain gua baikan sama makhluk kek dia? Yang akan bikin gua hipertensi mulu."

Kedua sahabatnya geleng-geleng kepala tak habis pikir.

Mereka pun meninggalkan depan kelas menuju parkiran. Rencananya, mereka akan nongkrong di sebuah kafe yang baru-baru buka. Menurut info dari teman sekelasnya yang pernah ke sana, tempatnya asyik dan menunya baru semua, makanya mereka pun juga mau ke sana lantara penasaran.

Tapi belum sempat Clara menyalakan mesin mobilnya, sebuah pesan masuk di ponsel Aya.

Pak Setan:

AYA! KE RUANGAN SAYA SEKARANG!!

Mau tak mau Aya harus keluar dari mobil Clara demi menemui perintah sang dosen. Rasa kesal seketika menghampirinya, bahkan kepalanya seakan ingin pecah.

"OMG! APA LAGI INI TUHAN??" omel Aya frutrasi karenanya.

***

Dosen Pak Setan! || SELESAIWhere stories live. Discover now