🏃K's-32🏃

21.4K 3.2K 164
                                    

#PUTUS!
#KATAKANPUTUS!
#KLAIRINJOMBLO!
#SavementalBanyu
#Zamamontoq
#Bimakiyowo
#GalaxytitisanDoyNct
#Wowsoseksehh

Biasakan vote diawal atau diakhir chapter yaaa.

200 vote dan 60 komen gas biar up lagi🏃

><

Keesokan harinya, Klairin melepas gelang pemberian Qaidan dan juga melepas anting-anting pemberian Bima.

Klairin juga memasukan boneka teddy bear jumbo pemberian Algav ke dalam lemari kaca, biasanya boneka itu Klairin pelukin setiap malam.

Seven pun pagi ini sudah merasakan hawa yang tak biasa dari ekspresi Klairin, sepulangnya gadis itu semalam, raut wajah Klairin sangat dingin.

Sarapan pagi ini saja terasa kaku, Klario yang biasanya mengoceh malah diam seribu bahasa, dia tak bersuara sama sekali.

Karena dia merasakan jika kakaknya sedang marah besar, jadi Klario gak mau nambah amarah kakaknya lagi.

"Klairin, kamu kenapa?" dentingan sendok Klairin terhenti, dia mendongak menatap Seven dengan tatapan dinginnya.

Tatapan itu membuat Seven sakit, membuatnya teringat akan kenangan saat Klairin datang ke rumah mereka, tatapan dingin yang asing.

Tanpa sadar, bipolar yang sudah mulai sembuh mulai timbul lagi, tawa kikuk Seven berikan.

"Kamu berantem sama--"

"Kenapa harus panti asuhan permata kasih? Apa kalian gak bisa nemuin tempat lain?" bisik Klairin dengan suara nya yang rendah.

Rambut Klairin hari ini digerai, polesan make up tipis terlihat diwajah cantiknya, bibir nya dioleskan lipbalm.

Seven tak berkutik, bahkan sendok ditangannya sampai terlepas. "H-hah?"

Dengus lirih Klairin berikan "Gue udah tau, dan tolong kalau lo masih mau gue anggap sebagai orang terdekat gue, batalin semua rencana kalian."

"G-gak bisa Klai..kami udah teken kontrak.." bisik Seven gemetar, matanya bergulir gelisah dengan bibir yang bergetar pelan.

Klairin mengangguk "Baiklah, kalau gitu gue bakal keluar dari rumah ini--"

BRAK!

"GAK BOLEH! Kamu..hiks..kamu udah janji gak bakal ninggalin abang..gak boleh hiks..gak boleh pergi..Klaiii." Seven menangis pilu, dia bangkit dari duduknya kemudian berlutut disebelah kursi Klairin.

"Jangan pergiii hiks jangan tinggalin Seven..hiks.."

Klairin tak acuh, dia melanjutkan sarapannya dengan tenang, tatapan mata yang datar serta gerak tubuh yang seirama.

Dia tak terganggu dengan tangisan histeris Seven.

"Jangan cuekin Seven! Hiks huaaaaaa!"

DUGH!

DUGH!

Klairin menunduk menatap Seven yang membenturkan kepalanya dikaki meja makan, menangis, meracaukan banyak hal.

Klairin Boyfriends [End]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن