🏃K's-18🏃

29.1K 3.9K 285
                                    

Hai, biasakan vote diawal atau diakhir chapter yaaaa🍑

200 vote 70 komen gas🏃

><

Klairin tak mengira, walau Seven tetap dalam masa bahagia sekalipun, Mesya tetap saja menghukumnya tanpa sebab.

Semalam sepulangnya mereka dari Psikiater, hubungan Seven dan Klairin sudah kembali seperti biasa, tapi begitu mereka masuk ke dalam rumah, keadaan kacau.

Beberapa orang Polisi ada disana, Mesya dan Grey sedang memberi informasi pada 4 orang polisi itu.

"Mami, ada apa ini?" suara Seven mengalihkan atensi mereka, Mesya langsung menarik Seven dari sebelah Klairin.

Wajahnya menunjukan kebencian yang besar, tapi bercampur dengan ketakutan yang jelas.

Jari telunjuknya menunjuk kewajah Klairin telak. "Dia! Gara-gara dia para orang asing itu mengancam saya pak! Dia pasti dalangnya!" jerit Mesya emosi serta ketakutan.

Klairin diam, apa maksudnya?

"Mami apaan sih? Klairin dari tadi sama Seven!" bantah Seven seraya melepas pegangan tangan Mesya dan berdiri didepan Klairin.

Seven melindungi Klairin saat polisi-polisi itu hendak membawanya.

"Permisi, Adek ini harus kami bawa untuk dimintai keterangan, bersalah atau tidaknya dia atas kasus pengancaman bersenjata ini."

Seven menepis tangan salah satu Polisi itu, dia tak membiarkan mereka membawa Klairin.

"Saya berani memberikan keterangan, kalau Klairin tidak ada sangkut paut atas kasus ini, dia bersama saya sedari tadi!"

"Seven! Kamu gausah deket-deket sama cewek gila itu!" suara Grey terdengar penuh kebencian, Klairin tak percaya dengan pendengarannya.

Dia menatap Grey lirih, selama ini Papi nya selalu membela nya, tapi kali ini Papi nya juga mencurigai nya?

"Papi ikutan halu kaya Mami!"

"Jangan membantah! Sini kamu!" Grey langsung menarik tangan Seven dan menggeretnya menuju kamar.

Seven memberontak, dia memukul, menendang bahkan menggigit tangan Grey, tapi seolah tak mempan sama sekali.

"Ayo ikut kami." Klairin tak melawan, karena dia memang tak bersalah jadi untuk apa dia takut.

Klairin berjalan mengikuti 4 Polisi tadi, kepalanya menunduk merasakan emosi dan kekecewaan yang besar, rasanya seperti dikhianati.

"JANGAN BAWA ADEK AKU! DIA GAK BERSALAH YA BANGSAT! KLAIRIN JANGAN TAKUT! NANTI ABANG BAKAL BAWA KAMU PULANG!"

Klairin bisa dengar jeritan Seven, tapi dia terus berjalan sampai akhirnya jeritan itu tak terdengar lagi.

2 mobil Polisi ternyata terparkir tak jauh dari rumah mereka, Klairin masuk kedalam mobil dan duduk dengan tenang.

Namun sesaat setelah mobil polisi melaju meninggalkan area rumah, Klairin melihat seseorang baru saja keluar dari balik tiang lampu taman komplek.

Klairin Boyfriends [End]Where stories live. Discover now