🏃K's-03🏃

49.1K 5.4K 342
                                    

Hai, mohon kerja samanya ya🏃

250 vote 70 komen🏃

><

Tak terasa seharian ini Klairin lewati dengan lancar, hanya saja tadi Klairin belum sempat mendekati most wanted sesuai yang dia rencana kan.

Soalnya Klairin sibuk keliling sekolah sama Margo, cowok berlesung pipi itu sangat baik, bahkan suaranya halus dan rendah.

Margo memberitahu nya semua yang ada di sekolah ini, apa peraturan yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

Margo juga menjelaskan siapa anggota Osis, nama mereka dan jabatan mereka.

Klairin tau, para anggota osis adalah teman abangnya, sementara 2 lainnya yang bernama Galaxy dan Bima tak sekolah hari ini.

Jadi Klairin belum melihat si kembar sendok emas itu.

"Lo pulang sama Kak Seven ya?"

Klairin mengangguk, Leila dan Irna sudah pulang duluan, Klairin lagi nunggu Seven selesai rapat osis.

"Yaudah, gue duluan ya Klai." pamit Margo seraya mengusak gemas rambut Klairin, tinggi mereka sepantaran yang berarti Margo hanya 160 cm saja tingginya.

Margo ke sekolah menggunakan motor scoopy, bisa dibilang keluarga Margo ini sederhana.

Ayahnya seorang Owner dari showroom mobil, sementara ibu nya adalah seorang Dosen.

Sederhana bukan? Margo sebenarnya sudah diminta ayah dan ibunya untuk membawa mobil ke sekolah, tapi Margo menolak.

Katanya nanti kena macet, kalau si kembar sendok emas sih, gak bakal kena macet, mereka bisa nail helikopter soalnya.

Setelah melambai pada Margo yang duluan pulang, Klairin duduk dikursi besi bawah pohon beringin.

Suasana sekolah tak terlalu sepi, karena ada benerapa ekskul yang masih berlangsung.

Seperti Pramuka, Paskibra, Basket, Taekwondo dan Osis.

Klairin sudah ada diluar gedung sekolah, sementara lapangan untuk ekskul ada di dalam, jadi Klairin gak bisa nontonin.

Ada beberapa hal yang Klairin dapat di sekolah ini, sekolah elit yang berkedok nama klasik ini memiliki pengajaran yang bagus.

Beberapa murid disini adalah murid beasiswa, lalu tahta tertinggi disini adalah Ketua Osis, yang tak lain adalah abangnya Klairin.

Seven sangat disegani, karena memang selama jabatannya, dia membawa perubahan yang cukup signifikan pada sekolah ini.

Tahta kedua adalah para anggota Osis serta di kembar sendok emas.

Rasanya Klairin gak jadi deh mikat hati mereka, soalnya saingannya banyak, mending Klairin mikat hati Margo.

Kan setara tuh, Margo seolah masih bisa digapai, beda kalau sama anggota osis, sulit digapai mereka nya.

Bel berdering tepat dipukul 6 sore, menjadi tanda bahwa ekskul berakhir, tak boleh ada murid berkeliaran di sekolah sampai malam.

Jam 6, semua wajib pulang.

Menunggu beberapa saat, akhirnya Klairin melihat Seven berjalan keluar dari pintu masuk sekolah bersama ke 4 anggota osis lainnya.

1 yang berwajah datar, 1 wajahnya ramah dan murah senyum, 1 wajahnya terlihat jutek, dan yang terakhir terlihat dangat ceria.

Seven yang melihat Klairin masih menunggunya, sontak tersenyum lebar, dia berjalan cepat kearah Klairin lalu mengusap gemas kepalanya.

"Maaf ya, abang kelamaan?" tanya Seven lembut.

Klairin menggeleng, dia bisa merasakan binar dari mata si cowok paling ceria dan ekspresif disana.

"Seven! Kenalin sama adik kamu dong, imut banget loh." pekik cowok itu.

Decakan malas Seven berikan. "Namanya Klairin, dan Klai, dia namanya Zama." anggukan Klairin berikan.

Zama berdiri didepan Klairin, tinggi Klairin hanya sebatas mata Zama saja.

"Haii Rin, mau jadi temen aku?"

"Eum, emang boleh?"

"Tentu!"

"Oke."

Zama memekik bahagia, dia memeluk Klairin secara spontan dan menggoyangkan tubuh mereka ke kanan dan kiri.

Seven bergerak cepat memisahkan keduanya. "Gak usah peluk-peluk!" sinisnya kesal.

Zama hanya memeletkan lidahnya tanda mengejek, dia tersenyum manis pada Klairin, bagi Zama, Klairin itu menggemaskan.

Tapi bagi Klairin, Zama sangat imut, aduh, tipe Klairin sekali.

"Hai Klairin, kenalin aku Qaidan."

"Hai kak Qai."

"Uwooh, akhirnya ada yang memanggilku Qai." Qaidan senang bicara dengan Klairin, rasanya tenang.

Kemudian Klairin beralih pada 2 yang hanya diam saja. "Yang ini nama Algav! Dia jutek, galak dan-"

"Bacot lo bocil!"

"Ish! Zama tabok muka kamu ya Algav!"

Algav mendengus malas, dia mengarahkan tangannya ke pipi Klairin dan mencubitnya pelan.

Tinggi Klairin hanya sehidung Algav.

"Ck, pipi nya halus, gak suka gue." ketus Algav seraya berjalan menjauhi mereka.

Seven mencibir tanpa suara. "Dia itu tsundere dek, jadi anggap setiap ucapannya adalah kebalikan."

Klairin mengangguk, sisa satu dan itu Banyu.

Banyu sebenarnya tak tertarik, hanya saja seperti ada sesuatu pada diri Klairin yang membuat Banyu menjadi tertarik sedikit.

Cowok dengan pandangan mata tajam itu mengarahkan tangannya pada hidung mancung Klairin, lalu menekannya pelan.

Tinggi Klairin hanya sebatas hidung Banyu juga.

"Pesek lo, kaya boneka anabel." cibir Banyu kemudian ikut melangkah pergi menyusul Algav.

Klairin menggeleng pelan, ternyata akting sok polosnya masih bisa mengelabui mereka.

Bagus nih, pura-pura polos aja dah, gak perlu kelihatan banget kalau Klairin ini cewek dominan.

Baiklah, akting jadi cewek polos nampaknya akan jadi lebih menyenangkan, muahahhahahah.

🏃Bersambung🏃

Klairin Boyfriends [End]Where stories live. Discover now