"Happy graduation kak!" ucap kedua wanita itu serempak.

"Thank Nit, Ra." Azwar menatap keduanya dengan tersenyum, mereka membalas senyuman itu dengan hangat.

"Karena hari ini adalah hari special untuk kak Azwar. Kita makan bersama aja gimana? Mau dirumah atau di restaurant?" tanya Malik pada mereka.

"Cafe Azwar aja, Yah. Nanti Azwar kasih diskon gede gedean," sahut Azwar mengusulkan.

"Yeah! Kalau di cafe kak Azwar berarti kak Azwar dong yang traktirnya!" keluh Mayra diantara mereka.

"Nggak dong, kan Ayah tetep bakal bayar. Atau kalau emang kayak gitu gimana makannya di apart kak Azwar aja, nanti kita masak sendiri lebih murah dan sehat," usul Malik lagi dengan terkekeh pelan.

Aliza memukul bahu Malik pelan lalu menatapnya dengan tajam. "Itu mah kemauan para lelaki, nanti kita sibuk kalian malah enak enakan!"

Semuanya terkekeh melihat aksi didepan mereka. Amran membuka suara, "Gimana kalau di Shancafe aja? Kemarin Amran dapet kabar kalau disana bikin tempat khusus untuk disewa, kayaknya bagus juga terkesan dengan model minimalis," Ia mengatakannya sambil menatap Qanita yang masih terdiam.

Mayra mengangguk setuju mendengar penuturan Amran. "Nah iya aku setuju. Itu cafe udah populer banget gak kalah ramenya kek cafe kak Azwar," ucapnya dengan mengangguk mantap.

"Jadinya mau kemana?" tanya Malik memastikan.

"Shancafe!" seru mereka dengan serempak.

***

"Lu tinggal tolak trus kabur udah gitu aja gampangkan? Ngapain si dibawa ribut!" celetuk Bisma setelah mendengar penjelasan Aldi sahabatnya.

"Lu bisa bilang gitu, tapi susah ngelakuinnya. Bapak gue keras kepala, boro boro nolak gue mau bicara aja langsung pergi," ujar Aldi dengan menatap Bisma tajam.

Reza melerai keduanya, agar lebih tenang dan tidak menimbulkan keributan yang berkepanjangan. "Udah, kalian udah gede ga usah kek gini. Saran gue, lu jalanin dulu atau lu tolak pelan pelan, kalau emang bapak lu gak setuju yaudah lu jalanin aja. Belajar ikhlas menerima jika emang itu yang terbaik dari Allah buat elu," kata Reza panjang lebar.

"Nah gue sependapat sama Reza. Akan lebih baik kalau kita menerima semua yang telah ditetapkan oleh Allah, kalau emang dia bukan jodoh elu Allah juga gak bakal ngebiarin kalian bersama hingga pelaminan, tapi kalau emang ini yang terbaik dari Allah maka lu harus bisa menerima semuanya dengan ikhlas dan tawakkal," sahut Farid panjang lebar pada Aldi.

"Tumben lu pinter, Rid." ucap Bisma dengan penuh curiga.

Reza terkekeh mendengarnya. "Anak rohis," timpal Reza dengan tertawa.

"Bener Al apa kata Farid, walaupun lu tau Farid gimana di SMA dulu, tapi sekarang dia udah hijrah tuh. Yang diucapin Farid itu sama kayak Allah bilang dalam kitab sucinya, Al-qur'an dalam surah Al-baqarah:216 yang artinya, '...... Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.' Nah lu juga harus inget tentang perintah adab kita ke orang tua, seburuk apapun orang tua kita, mereka tetap darah daging kita. Kalau emang lu gak bisa nerima itu coba ngobrol sama orang tua pelan pelan, diskusiin gimana jalan keluarnya baru lu bisa mutusin gimana kedepannya." jelas Reza diangguki semua temannya.

Seseorang berlari tergopoh gopoh, keringatnya bercucuran menghampiri mereka. "Hi brother! Sorry telat, tadi banyak banget penghalang buat gue kesini," ucapnya dengan terengah engah.

Trying To Stay [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя