28. Mas Aka dan Reynan

603 59 1
                                    

Happy Reading 💚

*******

Jaemin dan Arhan memilih keluar ruangan yang bisa disebut sebagai rumah Alaska tersebut. Keduanya memberi waktu untuk kakak-beradik yang sedang melepas rindu didalam. Entah sebenarnya apa yang mereka lakukan.

Alaska sakit. Demamnya sangat tinggi. Saat ini dia sedang tidak berdaya dengan sebuah plester penurun panas yang menempel di dahinya.

Tadi Arhan sempat pergi dan membeli beberapa obat penurun panas di apotek. Pemuda itu juga tidak lupa membeli beberapa bungkus nasi yang kini tergeletak dimeja makan di dapur.

"Mas, apa yang sakit?" Reynan dengan sigap membantu Alaska yang hendak bangkit. Dia menyandarkan dua buah bantal dibelakang Alaska untuk bersandar.

"Kamu ngapain disini?" tanya Alaska. Tidak ada ramah-ramahnya sekali.

"Mas!"

Alaska memejam. Selain denyut di kepalanya yang semakin menggila, hatinya pun seakan teriris mendengar panggilan yang sudah lama tidak ia dengar itu.

Alaska merindukan Reynan, sungguh. Tapi keadaannya yang sekarang membuat Alaska enggan hanya untuk sekedar mengucap kata itu.

"Pulang!" desis Alaska dengan napas yang memburu. "Jangan bikin Mami Papi khawatir!"

Reynan menghela napas panjang. Dia sungguh tidak tahu apa yang terjadi. Apa yang membuat Mas-nya berlaku seperti sekarang, dan apa yang membuat dia pergi dari rumah.

"Mas kenapa, sih? Aku ada salah?" Reynan menatap Alaska yang bahkan sejak kepergian Jaemin dan Arhan tidak kunjung mau menatapnya.

Mata pemuda itu berlarian menatap ke segala arah selain dari mata setajam elang milik Reynan. "Pulang, Rey! Mas gak apa-apa, udah minum obat juga, bentaran juga baikan." ujar Alaska dengan intonasi yang melirih.

"Aku baru dateng loh, Mas. Terus mau Mas usir gitu aja?"

"Rey."

"Aku nyariin Mas kemana-mana. Bertahun-tahun sampai akhirnya aku nemuin Mas disini. Tapi, apa? Mas Aka nyuruh aku pergi?"

Alaska menghela napas panjang. Ia tidak bermaksud mengusir adiknya itu. Tapi, memang tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan selain meminta Reynan untuk pulang. Alaska tidak ingin Reynan melihat ia yang seperti sekarang. Yang tidak punya apa-apa dan yang rapuh serta tidak berdaya.

"Bukan gitu. Mas cuma gak mau kamu ada disini. Ini bukan tempat yang baik buat kamu." ujar Alaska dengan tangan yang mengurut pangkal hidungnya. Pening di kepalanya semakin menjadi-jadi.

"Terus Mas sendiri kenapa disini?" Reynan menatap wajah sang kakak yang masih betah menunduk. "Mas bilang ini bukan tempat baik buat aku, terus Mas kenapa ada ditempat kayak gini?"

"Karena ini rumah Mas."

Gemerisik dedaunan yang terdengar diantara ventilasi udara mengisi keheningan diantara kakak beradik itu. Keduanya bungkam dengan perasaan masing-masing.

"Mas Aka tinggal disini?"

"Hmm."

Reynan duduk ditepi ranjang, disamping kaki Alaska yang terbungkus selimut tebal. "Kenapa?"

"Apanya yang kenapa?" tanya Alaska. Kali ini pemuda itu mendongak menatap tepat diiris cokelat terang milik Reynan.

"Kenapa Mas Aka pergi dari rumah dan milih tinggal disini? Bahkan kata Mas tempat ini bukan tempat yang baik."

Alaska kelu. Semua kata yang hendak ia ucapkan seolah tertahan di kerongkongan. Ada sesak ketika tatapan matanya menangkap luka dibalik iris cokelat itu. Mendadak sesal muncul dihati Alaska setelah sekian lama ia kubur dalam.

The Twins ~ Jaemin x JenoWhere stories live. Discover now